Pulpen Adalah Tongkat Ajaib Masa Kini

Saya masih merasakan sewaktu SD saya tak sabar ingin cepat-cepat memasuki kelas 3, hanya karena ingin segera memakai pulpen saat menulis. Melihat paman dan bibi yang menulis empuk di kertas memakai pulpen seperti besar sekali prestige nya. Apa lagi ketika melihat orang tua memakai pulpen bukan sekadar untuk menulis. Tetapi mereka menggunakan juga sebagai aksesories di saku bajunya.

Memasuki kelas 3 SD, akhirnya saya dan teman-teman sekelas diizinkan memakai pulpen untuk menulis. Karena kami sudah terhitung mampu menggunakan pulpen. Saya saking senangnya, hampir sering mengganti buku catatan yang cepat habis karena kegemaran menuliskan apa pun di dalam buku selain pelajaran sekolah. Bereksplorasi dengan ganti-ganti model tulisan tangan. Dari mulai huruf cetak sampai huruf tegak bersambung. Percaya diri sekali. Dan ini berkat pulpen.

Hindari Penyakit Jantung Dengan Tindakan Pencegahan

Ada ungkapan dari beberapa orang di sekitar saya “ Tenang saja, kita bukan orang berada, penyakit jantung pasti jauh dari kita, kan itu penyakit orang-orang kaya.” Begitu katanya. Ungkapan ini jelas salah. Penyakit jantung tak memandang orang kaya atau miskin. Selagi terpapar pemicu penyakit mematikan peringkat satu dunia ini, siapa pun berpotensi kena.

Penyakit jantung bukan penyakit keturunan atau penyakit orang tua, sekarang sudah banyak terjadi pada anak muda juga. Maka dari itu, Kementerian Kesehatan RI menggelar sosialisasi tentang pencegahan penyakit jantung kepada seluruh lapisan masyarakat.

Ki-ka: Bapak Oenedo, Dokter Ismoyo, dr. Lily, MC
Menyambut Hari Jantung Sedunia, pada tahun ini, Kemenkes mengadakan rangkaian acara berikut sosialisasi pencegahan penyakit jantung. Salah satunya yang digelar di Kantor Kemenkes Salemba, Gedung D. Pada 22 September 2016 lalu, tiga narasumber membegikan materi terkait pencegahan penyakit jantung. Tema yang diusung adalah Power Your Life.

Dua Sahabat Blogger Muda Hebat Berisi Rendah Hati

Saya termasuk orang yang senang lihat orang lain bahagia. Apa lagi jika orang tersebut saya kenal dan pernah ada kebersamaan dan tentu saja orang tersebut tidak pernah berbuat sesuatu yang membuat saya tak nyaman. Artinya, orang baik dan bukan trouble maker. Segala dukungan pasti saya berikan. Seperti pada dua sahabat blogger muda ini yang berisi tapi rendah hati.

Tiga DIVA Tiga Legenda

Titi DJ, Krisdayanti dan Ruth Sahanaya sudah saya kenal sejak kecil, lagu-lagunya yang melegenda sampai sekarang tak pernah mati gaya. Masih selalu hits sampai sekarang. Masih ingat lagu Ruth Sahanaya berjudul Amburadul dan Astaga di Tahun 1980an. Saat itu saya masih kelas 4 SD. Perayaan Agustusan menari bersama teman-teman diiringi lagu tersebut.

Melahirkan Normal Atau Caesar Yang Penting Sesuaikan Kondisi

Talkshow tentang persalinan dan ASI 
Pagi yang mendukung di Tanggal 8 September 2016 lalu, di RS MRCCC Siloam Semanggi, saya dan beberapa teman Blogger mendapatkan pencerahan ilmu kembali tentang persalinan dan ASI. Sangat bermanfaat dong pastinya, karena masih banyak keluarga, teman dan pembaca blog yang membutuhkan pengetahuan tentang hal ini.

Bertepatan dengan peluncuran Mother and Child Ward 32th dan VIP Ward 33th. Hadir pula Blibli.com sebagai partner MRCCC Siloam dalam penyediaan paket kesehatan dan persalinan yang dapat dibeli secara online. Kreatif sekali, ya?

Budi Pekerti Menyelamatkan Segala Perkara

Foto By pixabay.com
Budi pekerti yang baik menjadi dasar kesuksesan seseorang di masa datang. "Memangnya kenapa? Kan sudah pintar, dapat ranking terus di kelas dan juara terus di ekskul." Kata seorang ibu. 
Apa cukup, hanya kepintaran akademis untuk melalui masa depan dan persaingan ketat? Oh tidak.

Pernyataan seorang ibu di atas itu tak memandang luas ke depan dan tak melihat contoh nyata betapa banyaknya remaja saat ini yang terjerembab dalam pergaulan yang tak selayaknya dan banyak penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan.. Tak melihat bagaimana anaknya nanti akan sendiri. Jauh dari orang tua dan keluarga dalam menjemput masa depannya. Jangan dikira, bahwa mengatasi era persaingan, membutuhkan kemampuan emosi juga di samping keahlian yang dimiliki.