Melahirkan Normal Atau Caesar Yang Penting Sesuaikan Kondisi

Talkshow tentang persalinan dan ASI 
Pagi yang mendukung di Tanggal 8 September 2016 lalu, di RS MRCCC Siloam Semanggi, saya dan beberapa teman Blogger mendapatkan pencerahan ilmu kembali tentang persalinan dan ASI. Sangat bermanfaat dong pastinya, karena masih banyak keluarga, teman dan pembaca blog yang membutuhkan pengetahuan tentang hal ini.

Bertepatan dengan peluncuran Mother and Child Ward 32th dan VIP Ward 33th. Hadir pula Blibli.com sebagai partner MRCCC Siloam dalam penyediaan paket kesehatan dan persalinan yang dapat dibeli secara online. Kreatif sekali, ya?

Narasumber pertama, Dr.dr.Batara Sirait, SpOG yang menyampaikan bagaimana persiapan yang baik dan apa yang harus dilakukan menjelang persalinan ibu. Menurut dokter Batara, menjalani proses kehamilan dari awal sampai menjelang persalinan harus dilakukan dengan beberapa rangkaian, misalnya proses pemeriksaan rutin, mengatur pola makan yang bernutrisi baik, karena apa yang dimakan ibu, akan dimakan juga oleh janin. Selain itu, senam hamil juga penting dan ciptakan relaksasi.

Untuk melahirkan, sebaiknya tentukan proses melahirkan sesuai kondisi, jika tak ada masalah kondisi menjelang kelahirannya, misalnya tidak darah tinggi, bayi posisinya tidak sungsang atau terlilit tali pusar dan berat badan bayi memungkinkan untuk proses lahir secara normal, sebaiknya melahirkan secara normal saja. Melahirkan secara normal itu sangat menguntungkan karena cepat pulih dan bisa langsung mengerjakan hal-hal penting terkait bayi.

Lain halnya jika kondisi ibu dan janin bermasalah, baru putuskan untuk melahirkan caesar. Tergantung dari hasil pemeriksaan dokter.

Melahirkan caesar memang tak perlu mengejan dan dapat diatur waktunya tetapi masa pulihnya lama. Setelah melahirkan caesar, untuk melahirkan selanjutnya bisa normal tapi risiko tinggi. Karena pada saat caesar 7 lapisan kulit disayat untuk mengeluarkan bayi.

Perlu digaris bawahi juga, saat menjelang melahirkan, sebaiknya ada yang mendampingi sebab dokter atau bidan tak bisa menunggu dari awal jika belum sampai pembukaan 8. Mengingat banyak pekerjaan dan pasien yang harus segera ditangani.

Dokter Batara pun menyarankan bagi para pengantin baru jika sudah tiga bulan belum hamil, sebaiknya konsultasi ke dokter kandungan. Tidak disarankan juga untuk menunda kehamilan terlalu lama karena faktor usia sangat berisiko ketika melahirkan nanti. Usia 35 tahun ke atas sangat rawan. Oleh karena itu, pertimbangkan dengan matang segala faktor ketika merencanakan kehamilan.

Selanjutnya, dr.Paulus Linardi, Sp.A memaparkan tentang Air Susu Ibu (ASI) yang penting untuk bayi usia 0-6 bulan sebagai ASI Eksklusif. Dengan ASI Eksklusif ini, bayi akan mendapatkan berbagai manfaat besar untuk pertumbuhan dan kecerdasan otaknya di masa yang akan datang.

Menurut dokter Paulus, ASI adalah makanan terbaik untuk kehidupan awal manusia. Direkomendasikan oleh WHO karena memenuhi semua kebutuhan nutrisi dan mudah dicerna. Direkomendasikan pula sebagai ASI Eksklusif selama 6 bulan.

Ketika bayi baru lahir keluar air susu pertama dari ibu yang dinamakan kolostrum, berikan kolostrum langsung pada bayi karena kandungan anti bodi, kandungan sel darah putih, pencahar dan kaya Vitamin A nya membantu bayi terlindung dari infeksi dan alergi serta mencegah penyakit kuning.

ASI harus terus diberikan pada waktunya, jika ibu sedang sakit flu atau batuk, masih bisa memberikan ASI pada bayi asal memakai masker.

Faktor-faktor internal, seperti saran keluarga yang harus memberi makan pada bayi pada masa ASI Eksklusif, sebaiknya bijak dalam menjelaskan dan bagaimana caranya supaya hal itu tidak dilakukan. Karena akan mengganggu pertumbuhan bayi serta saluran cerna bayi belum siap menerima makanan lain selain ASI.

Setelah usia bayi di atas 6 bulan, baru boleh diberikan makanan pendamping, seperti MPASI. Karena setelah usia bayi 6 bulan persediaan ASI berkurang siring pertumbuhan bayi yang semakin besar.

Ibu-ibu pun harus bersyukur dengan ASI yang dimilikinya, tidak harus terpengaruh orang lain yang mempunyai stok ASI banyak, ciptakan ketenangan dan hindari hal-hal yang menimbulkan stress. Misalnya merasa bersalah karena tak berhasil memerah ASI sampai satu kulkas seperti ibu-ibu lain yang memperlihatkan stok nya di media sosial. Yang jelas, setiap ibu berbeda kondisinya, jadi tetap yang terbaik dengan apa yang tersedia dalam dirinya.

ASI tidak hanya bermanfaat untuk bayi, tapi ibu juga menerima manfaat saat menyusui karena bisa membantu mengembalikan berat badan semula, mengurangi anemia, mengurangi pendarahan pasca persalinan, mencegah kanker ovarium dan kanker payudara.

“Secara psikologis, memberikan ASI menciptakan kedekatan emosional dengan anak saat menyusui, bisa saling menatap atau mengajak ngobrol bayi. Dan ibu pun merasa menjadi orang yang dibutuhkan. Ini akan memberikan efek kebahagiaan tersendiri.” Kata dokter Paulus.

Acara ditutup dengan paparan Lay Ridwan, Head of Trade Partnerships Blibli.com yang mengungkapkan bahwa paket kesehatan MRCCC Siloam Hospitals Semanggi tersedia di Blibli.com berupa Maternity Package, Medical Check Up Package dan Paket Deteksi Jantung. Dapat dilihat di https://www.blibli.com/search?s=siloam.

20 comments

  1. Teh, kalau caesar itu ada batas maksimum nya kan ya? Ga boleh lebih dari berapa kali gitu?

    ReplyDelete
    Replies
    1. 3 kali kalo gak salah ya Bang? Lupa nanyain ini.

      Delete
    2. kalo aku baca-baca di artikel kesehatan sih maksimal tiga kali katanya. Tapi sekali aja udah sakit, hehehe...

      Delete
  2. Waah, pake birth rumah sakit bs dibeli lewat blibli? Marketingnya keren kali laah

    ReplyDelete
  3. Ngalamin juga ngasih ASI pertama yg warnanya kuning itu yg d sbt kolostrum, makanya ni anaknya nemplok mulu gak mau lps semenit pun wkwkwk.

    ReplyDelete
  4. RS siloam semanggi memang jeli banget nih melihat peluang bisnis kesehatan. Semoga para bumil terbantu dengan paket persalinan dari blibli.com ya, Teh :)

    ReplyDelete
  5. Wah paket persalinan bisa dibeli online. Ok banget produknya.
    Btw saya takut operasi Caesar. Sakitnya belakangan karena proses penyembuhan yang lama.

    ReplyDelete
  6. Inovatif bgt ya, aku bayangin ke depannya apa aja bisa dibeli online kayaknya :))

    Tentang melahirkan, jadi ingat perjuangan lahiran Alfath dengan 3x induksi. Keyakinan dan kekuatan dari yg di Atas sangat berperan penting memang. Dan yang dampingi dengan sabar juga sangat di perlukan selama proses bukaan.

    ReplyDelete
  7. Jadi kalau melahirkan lebih baik normal ya kecuali kondisi tidak memungkinkan ya?

    ReplyDelete
  8. Jadi seorang ibu baru sempurna kalau bisa melahirkan dan menyusui bayinya ya teh

    ReplyDelete
  9. Banyak orang pilih caesar sekarang, tapi ternyata ngeri juga pas tahu, saat caesar 7 lapisan kulit disayat untuk mengeluarkan bayi.

    ReplyDelete
  10. Aku jadi ingat, dua kali nunggui operasi caesar adikku. sebenarnya kelahiran anak ke dua, adikku pengin lahir normal, namun ternyata dokter nggak berani, hehe.

    ReplyDelete
  11. Saya melahirkan dua kali, dua-duanya normal. Alhamdulillah. Kalo harus melahirkan lagi kayaknya pgn coba sesar deh, hihihi. Serem inget mulesnyaa.

    ReplyDelete
  12. Emang banyak hal yah mba yang jadi pertimbangan2 lahir normal/Caesar. Semoga aku kelak bisa melahirkan normal aja 😆

    ReplyDelete
  13. Menurutku ibu yang bisa melahirkan normal itu hebat, karena terbayang sakitnya seperti apa ya. Aku kemarin cesar karena pecah ketuban duluan dan bayi terlilit pusar. Itu pun masih terbayang mulesnya minta ampun.

    Yang terpenting bagaimana bayi bisa dilahirkan dengan sehat. Juga ibunya.

    ReplyDelete
  14. saya caesar, teh ani. dan gak mau lagi ngalamin melahirkan, normal atau caesar. cukup satu kali hehehehe :D

    sejak ngalamin lahirana caesar dan betapa dramanya hidup ibu-ibu, saya gak pernah nanya ibu yg baru lahiran, lahirannya normal atau caesar. soalnya buat apa nanya-nanya :D kasian juga kalo ibu lahiran caesar kayaknya harus cerita dengan alasan. kalo ibu lahiran normal bawaannya malah jumawa. ah makanya suka hoream nanya2 jenis lahiran teh :D jadinya saya belajar menghargai mau lahiran dgn cara apapun atas alasan apapun, itu pilihan si ibu. bukan hal yang buruk atau hal yang benar. karena yang utama ibunya selamat, anaknya juga. hehehehe

    ReplyDelete
  15. hahaha...baca komennya Ulu jadi pengen ketawa. Kalo lahiran normal jumawa yak? Xixixi.

    Ada lebih dan kurangnya sih masing-masing juga. Kalau saya disuruh milih, sesar ga mau lah ... liat jarum suntik aja saya takut, gimana kalau harus operasi sesar. Tidaaaak

    ReplyDelete
  16. Keren ya BliBli kerjasama dengan MRCC Siloam. Untung kmrn ikut acara jadi bertambah pengetahuan n bisa berbagi

    ReplyDelete
  17. Sesar atau spontan pengennya nggak jadi polemik yang memojokkan terutama buat si ibu yg menjalani sesar. Yang sering saya temui, ada ibu hamil yang sudah stress duluan takut di sesar. Alasannya dari soal fisik sampai soal judgement yg akan diterima.

    ReplyDelete