Investasi Sambil Bantu Petani

Yohanes dan Petani yang bergabung di Crowde.co

Siapa bilang membantu petani harus menjadi ahli pertanian atau sedikitnya ada background pendidikan pertanian dulu? Paradigma ini jelas tidak tepat karena petani saat ini membutuhkan dukungan dari berbagai lapisan masyarakat dan berbagai latar belakang.

Kemajuan pertanian tidak terukur hanya dari bantuan sekumpulan yang paham soal pertanian saja tapi mencakup seluruh bidang. Terlihat jelas, sekarang kondisi pertanian mundur dibanding Tahun 1980-an yang jaya dengan swasembada berasnya. Indonesia sukses menjadi negara agraris dan mampu membantu kelaparan yang melanda Ethiopia.

Sayuran hasil panen petani kolaborasi dengan crowde.co

Sekarang banyak sekali tantangan untuk petani dalam memajukan pertanian, diantaranya:

Modal: Permodalan menjadi dasar kebutuhan setiap usaha, begitu pula untuk petani. Tak cukup lahan saja, namun untuk mendapatkan bibit unggul, pupuk yang berkualitas dan pembiayaan lain-lainnya. Termasuk penelitian dan pemasaran.

Keamanan: Saat saya berkesempatan menemui petani di Cianjur dalam sebuah gathering, banyak petani yang mengeluhkan soal keamanan. Mereka merasa capek ketika sudah menanam dan memelihara lahan serta produknya, giliran panen diambil orang lain. Penjagaan lahan ini yang masih kurang dilakukan karena memerlukan waktu untuk mengubah pola pikir masyarakat dalam menumbuhkan sikap saling menjaga hak milik orang lain.

Soal keamanan ini perlu kerja sama juga dengan pemerintah dan masyarakat setempat agar penjagaan bisa dilakukan bersama.

Bingung dalam berinvestasi: Petani memerlukan investasi dan menjalin kemitraan untuk mendukung kemajuan pertanian yang diolahnya. Banyak petani yang terjebak dengan investasi yang tidak tepat bahkan malah merugikannya.

Pinjaman Dana Mencekik: Petani tak semua paham prosedur peminjaman dana yang tepat dan adil dalam pembayaran. Kadang, sering mengambil pinjaman yang menurutnya mudah saja tanpa memikirkan jangka panjang. Jadinya malah terjerembab dalam utang-utang yang tak terselesaikan karena banyaknya bunga yang dibebankan.

Lalu, solusi apakah yang bisa didapat para petani dalam memajukan pertanian? Sedangkan masyarakat akan mendapatkan makanan bergizi dan aman jika petani mampu menyediakannya dengan produk unggulannya.

Saya salut dengan anak muda yang tergerak memberdayakan petani dengan caranya dan menyumbangkan segenap kemampuannya melalui Crowde.co yakni, platform investasi bersama untuk permodalan petani dengan sistem bagi hasil.

Yohanes, Founder Crowde.co

Cara berinvestasi di Crowde.co
Founder sekaligus CEO Crowde.co adalah Yohanes Sugihtononugroho. Anak muda yang tergerak ingin memajukan petani dengan mengedukasi mulai dari tata cara berinvestasi yang aman dan memberi solusi memperoleh pinjaman tanpa bunga mencekik.

September 2015 Crowde berdiri dan mulai bergerak selama enam bulan ke desa-desa di seluruh Jawa. Yohannes mengatakan bahwa crowde terbentuk karena melihat kondisi di desa yang begitu banyak potensi agriculture namun tidak terolah dengan baik.

Sedangkan hal ini bisa memberikan nilai ekonomis bagi masyarakat jika diberdayakan. Yohannes awalnya melihat ibu-ibu yang ingin punya usaha. Akhirnya diarahkan biar bisa punya bisnis jamur tiram pada lahan kecil di belakang rumahnya.

Usaha ini dilakukan karena biaya murah, pembeli menjemput, maka usaha ini mudah dijalankan. Walau si ibu ini masih di tahap cukup, tapi untuknya sangat memenuhi harapan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Anaknya bisa kuliah.

Dengan cara ini Crowde bisa bantu dari sisi mencarikan dana. Bukan membantu secara teknis pertanian itu sendiri.

Petani di Bogor sudah bisa aplikasikan arahan Crowde. Seluruh Jawa sudah didatangi untuk kerjasama. Begitu pula untuk Lampung yang direncanakan memberdayakan Sorgum, lalu di  Makassar Rumput Laut dan lain sebagainya.

Crowde biasanya mencarikan partner dan mensinergikan Start Up dan UKM. Keberhasilan bantuan Crowde ini berdampak pada keberlanjutan pengembangan. Misalnya dari satu petak sawah yang diajukan meningkat ke petak-petak berikutnya. Sehingga bertahap mengalami kemajuan.

Ada harapan untuk berjuang lebih bagi para petani dengan hadirnya Crowde.co. Tidak hanya melakukan sesuatu “asal cukup” saja terhadap sugesti petani tapi memotivasi untuk berkembang lebih baik lagi.

Investor yang tergabung di Crowde lebih care pada para petani, turun langsung ke lapangan, sambil mereferensikan potensi yang dimiliki petani kepada pengelola pasar atau jaringan-jaringan yang diperlukan petani. Crowde tidak ikut campur soal negosiasi mereka. Artinya bersifat independen dan memberikan kebebasan interaksi antara petani dan investor.

Investasi berbeda disarankan untuk diambil agar bisa memberi solusi jika investasi yang lain gagal. Jadi, ada cadangan dan risiko yang tertutup. Crowde memiliki prinsip Transparan dan menjaga kestabilan harga.

Yohanes memberikan contoh tips investasi yang tepat. Yakni, tergantung pada momentum apa yang sedang rame dan diminati untuk investasi, misalnya cabe, daging di musim hari raya. Maka, bisa ambil investasi ini untuk ditingkatkan pada moment hari raya atau hari besar. Harus rajin survei juga.

Investor saat ini masih banyak dari lokal, untuk internasional justru TKI sasaran yang potensial. Crowde ada di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sehingga ada pegangan yang aman.

Meyakinkan investasi pada agriculture. Menghindari investasi bodong. Adalah tujuan Crowde sehingga petani dan investor bisa saling memahami dan nyaman dengan transparansi yang diberikan.
Pemasaran Crowde masih dari mulut ke mulut dan saling mereferensikan. Potensi Indonesia dalam bidang agriculture sangat luas. Misalnya dari ternak Ikan Patin bukan hanya dari dagingnya saja yang berpotensi tapi dari larva nya pun memberikan potensi.

Crowde tidak eksklusif di satu petani tapi menjadi jembatan bagi petani lainnya juga yang terhubung dari petani yang kerja sama denga Crowde. Masalah return dari besaran Rp. 10.000 atau Rp.100.000 dapat terlihat dari persentase target yang ditentukan sesuai kesepakatan bagi hasil.

Yohanes menambahkan bahwa sekarang ini, jumlah petani dan investor mencukupi, malah proyek yang masih kurang.

Dalam kesempatan ini, hadir para petani dengan latar belakang seniman, IT Programer berbagi betapa asyiknya menjadi petani dan menikmati hasilnya yang terbaik untuk dipasarkan sebagai produk yang berkualitas. Petani-petani tersebut ada yang memelihara ayam ternak. Ikan patin dan menanam sayuran juga beras.



Kesimpulannya, memajukan petani tak harus punya latar belakang pendidikan pertanian, yuk sama-sama kita majukan pertanian Indonesia, apapun latar belakangnya, apapun profesinya, kita bantu petani dengan kemampuan yang dipunyai.


9 comments

  1. Makin banyak org kreatif, cerdas dan berhati mulia seperti ini ya. Luar biasa terobosan yang diusung oleh mereka. Nice share, teh Ani
    --bukanbocahbiasa(dot)com--

    ReplyDelete
  2. eh keren ya platform crowde ini. ibu2 spt kita pun bisa ikutan investasi demi membantu petani (yang juga membantu dirikita dan anak cucu kita berarti..)

    ReplyDelete
  3. asli, liat sayuran yang dipetik langsung dari kebunnya itu bikin saya ngieler, langsung pengen nyomot aja nih :)

    salut dengan Yohanes Sugihtononugroho yang kreatif dan inovatif serta memiliki jiwa yang peduli terhadap petani
    semoga apa yang dilakukan mereka bisa lebih berkembang untuk memajukan pertanian Indonesia...

    ReplyDelete
  4. salut dengan anak muda ini, bisa membantu petani dengan caranya sendiri :0

    ReplyDelete
  5. Waahhh kece nih sistemnya..investasi utk pertanian. Salut sm kreatifits begini

    ReplyDelete
  6. Hebat! Semoga sukses untuk para petani. :D CEO nya juga sangat kreatif

    ReplyDelete
  7. Salut dengan Yohanes. Masih muda, tapi kreatifnya nggak diragukan. :D

    ReplyDelete
  8. Syukurlah makin banyak orang yang peduli dengan petani-petani kita, salute

    ReplyDelete
  9. Faktor keamanan teryata sangat dibutuhkan ya mba. Aku pikir kalau di desa ini biasnaya lebih aman untuk bertanam. Btw, untuk pinjaman dana ini yang kerap jadi hambatan umum sehingga petani jadi enggan ya mba

    ReplyDelete