Pendidikan Berbasis Digital Memberi Kesempatan Belajar Lebih Luas

Talkshow TUMLuncheon bersama Quipper Indonesia

Membahas soal pendidikan selalu menarik. Terutama untuk pendidikan anak. Mengingat pendidikan adalah bekal yang tak pernah habis yang patut diberikan untuk anak di masa depan. Ketika anak berpijak di bumi mana pun, jika memiliki bekal pendidikan yang cukup, pasti akan survive.

Pada 7 Desember 2017 lalu, di Ocha Bella Restoran, saya berkesempatan mengikuti talkshow membahas pendidikan bersama Quipper Indonesia dalam program rutin The Urban Mama Luncheon. Beruntung sekali. Sebab banyak solusi soal belajar anak dibahas dari berbagai sudut pandang. Terutama dari sharing Ibu Itje Chodidjah, MA (Education Specialist) dan Teh Ninit Yunita (Founder The Urban Mama) dan Pipit Indrawati (Content Manager Quipper Indonesia).

Teh Ninit menyatakan bahwa digital sering dikambinghitamkan sebagai ancaman untuk anak-anak zaman sekarang. Padahal, masih banyak sisi lain yang manfaatnya bisa diterapkan tanpa fokus ke hal-hal negatifnya. Melalui media digital justru anak bisa belajar banyak hal yang tak terjangkau dalam sebatas mata pelajaran rutin.


Ibu Itje mengamini pernyataan Teh Ninit dan menambahkan bahwa mengenalkan teknologi dan hal-hal yang serba digital pada anak tak ada salahnya. Asalkan dibarengi dialog dan memilah mana konten yang tepat untuk dikonsumsi anak.

“Pada saat anak belajar melalui sistem digital, orangtua dan guru sebaiknya hadir mendampingi dan mengajarkan cara filter berita serta konten yang ada supaya anak paham sebab akibat dan alasan kuatnya.” Kata Ibu Itje.

Peran orangtua dan guru sebaiknya sejalan. Sama-sama menyelaraskan cara mendidik dan saling mengontrol perkembangannya. Masing-masing peran sebaiknya bisa saling mengimbangi. Jika ditemukan ketimpangan pola ajar dan pola asuh anak di sekolah dan di rumah, sebaiknya dicari solusi dengan berdialog.

Jika orangtua menemukan hal yang tak berkenan soal cara mengajar dari guru di sekolah atau guru les, sebaiknya orangtua tidak mengemukakan kekesalan di depan anak. Karena anak dapat dengan mudah berpersepsi negatif terhadap gurunya.

Lalu soal digital, menurut Ibu Itje, Digital adalah hanya sebuah perangkat. Bisa berdampak positif atau negatif tergantung dari cara pemiliknya menggunakan untuk apa?

Di era digital ini, porsi Soft Skills harus dapat mengimbangi pada kemampuan anak lainnya. Dengan soft skills, anak akan mempunyai keterampilan berkomunikasi dengan baik pada siapapun, mempunyai sikap kepemimpinan dan yang utama adalah dapat menyaring berita. Dapat membedakan mana yang layak dan tidak.

Untuk memperoleh kemampuan-kemampuan verbal serta soft skills tentunya dibutuhkan pendidikan layak pada saat ini.

Menjawab kebutuhan pendidikan yang merata untuk anak-anak di seluruh Indonesia, Quipper mendukung menjadi partner sekolahan dalam hal belajar tambahan. Sehingga anak dapat mengeksplorasi pelajaran yang didapatkan dari sekolah lebih dalam lagi karena mendapat pelajaran tambahan dari fasilitas lain.

Quipper adalah sebuah platform belajar mengajar yang dapat digunakan di mana saja. Mempunyai misi untuk membawa pendidikan ke seluruh pelosok dunia dalam menyediakan, memperbaiki dan mendistribusikan pendidikan berkualitas melalui teknologi.

Pipit Indrawati menyatakan bahwa dalam platform Quipper tidak membebankan teralu banyak konten untuk anak sehingga proses belajar bisa lebih efektif dan menyenangkan dan interaktif walau melalui digital.

Quipper didirikan di London pada 2015. Hingga saat ini penggunanya mencapai 4Juta siswa dan 350.000 guru di seluruh dunia. Indonesia termasuk salah satu pengguna terbesar dari total seluruh dunia. Yakni 2,5 Juta siswa dan guru.


Dalam Quipper ada 3 layanan yang dapat digunakan. Yaitu:

Quipper School, dapat menjadi platform belajar mengajar yang asyik baik dengan guru maupun orangtua. Guru dapat memberikan PR untuk muridnya melalui fasilitas ini secara gratis.

Quipper Video, anak dapat belajar sendiri dan menyimak paparan guru pengajar secara berulang-ulang hingga paham. Untuk layanan ini ada biaya yang dikenakan.

Quipper Campus, Digunakan untuk mahasiswa dan anak-anak yang hendak masuk ke perguruan tinggi agar dapat belajar lebih baik dan menyesuaikan dengan bahan ajar yang ada di kampus.

Sumbangsih pendidikan dari Quipper benar-benar menjadi partner yang baik dan memberi ruang belajar yang mengasyikkan.

“Namun bagaimanapun Quipper berperan sebagai partner belajar bukan sebagai pengganti sekolah. Pelajaran sekolah tetap lebih utama untuk diikuti dan Quipper membantu dalam memantapkan hasilnya.” Pungkas Ibu Itje.

Pipit Indrawati juga berharap dengan hadirnya Quipper dapat memberikan kesempatan kepada banyak anak yang kurang terakses untuk bimbingan belajar tambahan.

Keistimewaan lainnya, Quipper menyediakan forum orangtua murid dan guru untuk ajang sosialisasi dan berbagi pengalaman saat menggunakan platform ini. Selain itu, Quipper juga membuka peluang kepada semua pihak untuk memperoleh penghasilan tambahan dari Program Quipper Edupreneur.

Yuk kita optimalkan proses belajar anak dan ambil manfaat besar dari kehadiran Quipper.

Terima kasih The Urban Mama atas undangan acara ini. Sehingga membuka banyak wawasan soal mengoptimalkan belajar anak. Pas banget dengan moment anak saya menjelang hadapi Ujian Nasional yang tinggal hitungan bulan.



    

5 comments

  1. Peran orang tua dibutuhkan sekali ya, tsunami informasi dan badai informasi harus menjadi manfaat buat anak dan bukan petaka bagi anak. Dialog menjadi kunci saat menemani anak berselancar di sosial media.

    ReplyDelete
  2. Wah, baru tau mengenai Program Quipper Teh. Wawa juga banyak terbantu belajarnya dari internet. Intinya pinter-pinter ortunya aja untuk mengontrol anaknya :D

    ReplyDelete
  3. duh kalo ngomongin pendidikan anak memang nggak akan ada habisnya ya mbak.. wah quipper ini kayanya memudahnkan anak-anak saat mengerjakan tugas dan mengulang pelajaran yaaaa. Kereeennnn

    ReplyDelete
  4. quipper jadi solusi banget ya teh buat anak2 yg hidup di era digital ini..

    ReplyDelete
  5. Kalau aku justru menilai, kidz zaman now malah punya banyak pilihan belajar. Bagus buat mereka. termasuk secara digital begini. Karena kan anak-anak generasi Z memang rata-rata mudah belajar melalui tool seperti ini. Lha mereka melek udah lihat gadget. Wkwkwk

    ReplyDelete