Osteoporosis Jangan Dianggap Sepele


ki-ka; dr.Iskandar Z, drg.Kartini Rustandi, dr.Ade Tobing dan Moderator
Berapa cangkir kopi yang diminum per hari? Olah raga apa yang dilakukan minimal satu jam sehari? Berapa banyak junk food yang dikonsumsi per minggu? Bahkan setiap hari? Pertanyaan-pertanyaan ini, dilontarkan dr.Ade Tobing, SpKO dari Persatuan Osteoporosis Indonesia (PEROSI) di acara talksow bertema “Hidup Aktif Cegah Osteoporosis Mulai Dari Saya” di Ruangan Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Borobudur pada 19 Oktober 2018 lalu.

Saya agak terhenyak mendengar pertanyaan itu, masalahnya dalam satu hari bisa menghabiskan lima cangkir kopi sebagai teman dalam menuntaskan deadline. Olah raga nyaris tidak saya lakukan. Saya hanya selalu berdalih bahwa aktivitas fisik sudah saya lakukan dengan mengerjakan pekerjaan rumah tangga, seperti menyapu, ngepel, cuci pakaian dan bersih-bersih halaman rumah. Padahal itu beda dong dengan aktivitas fisik olah raga yang terstruktur.

Untuk junk food pun saya sering order baik secara langsung ketika makan di luar maupun order via ojeg online. Melihat kenyataan ini, saya telah berperilaku hidup kurang sehat. Pantas saja badan saya semakin bulat dan kadang sendi tulang agak nyeri jika bangun sehabis duduk lama dan tak bisa ikut acara lari lagi karena mudah lelah dan kadang ngilu. Terjawab sudah mengapa itu terjadi.

Menurut dr.Ade, Osteoporosis adalah penyakit diam-diam yang harus diwaspadai setiap saat. Tidak akan terasa secara langsung seperti penyakit lainnya namun akan menggerogoti tulang secara diam-diam dan bertahap.

Osteoporosis adalah kondisi di saat kepadatan tulang menurun. Rentan retak dan patah tulang jika ada pergerakan ekstrim. Tidak akan terdeteksi jika tidak ada pemeriksaan menyeluruh pada tulang dan sendi. Dapat diketahui jika sudah terjadi patah tulang atau keretakan tulang.  

Seram dan kaget luar biasa! Dari menghadiri acara ini saya berniat mengubah pola hidup yang baik dan tidak mengundang risiko osteoporosis ini.

Berikut tip mencegah osteoporosis dari dr.Ade:
  • Mengonsumsi kacang-kacangan, susu, daging, ikan, sayur dan buah.
  • Tidak mengonsumsi alkohol dan minuman bersoda
  • Melakukan diet tidak terlalu ketat, karena asupan gizi seimbang diperlukan agar proses pemadatan tulang berjalan dengan baik.
  • Makan makanan dengan cukup kalsium, seperti Teri basah, ikan laut, brokoli, susu dan lain-lain.
  • Olah raga teratur, minimal 1 jam dalam satu hari. Aktivitas fisik harus diperbanyak. Kondisi malas gerak akan menumpuk banyak lemak dan gula dalam tubuh. Menurut dr.Ade, jika asupan nutrisi saja yang tercukupi dan tanpa olah raga, pembentukan tulang yang sehat akan sulit didapatkan. Karena jaringan sel tulang yang dipadatkan akan memberi kesempurnaan tulang yang sehat.
  • Rajin berjemur di bawah sinar matahari di waktu yang tepat. Jika takut sinar ultra violet bisa bubuhkan sunblock di seluruh tubuh. Jika rajin berjemur, Viamin D pun bisa didapat dengan alami unuk tubuh, sebagai penguatan tulang.

Menabung tulang sejak dini

Bagi para orangtua yang masih mempunyai anak bayi dan balita, bisa dilatih sedini mungkin untuk menabung kesehatan tulang dengan memberinya asupan makanan bergizi beserta melatih motoriknya. Biarkan balita meloncat, melompat dan melempar serta perbanyak main di luar ruangan.
Menurut data riset kesehatan dasar 2013, proporsi penduduk Indonesia yang kurang aktif mencapai 26,1% dan hampir setengahnya dari total presentasi melakukan kegiatan minim aktivitas yang berisiko pada mengurangnya kepadatan tulang anak di masa mendatang.

Anak sekarang yang lebih banyak beraktivitas dengan gadget pun sudah seharusnya diberi aturan tegas, sebab aktivitas fisik semakin kurang dilakukannya. Kadang anak sambil main game atau nonton tv disuapi ibunya, anak juga malas main di luar karena merasa lebih nyaman berada di dalam ruangan dengan gadget nya. Tanpa gerak tubuh juga tanpa sosialisasi dengan orang lain.

Mulai sekarang, ciptakan hidup sehat dengan tulang yang sehat sejak dini mulai dari rumah dan mulai dari diri sendiri. Dengan melakukan aktivitasfisik yang Baik, Benar, Terukur dan Teratur (BBTT).
Menjalankan Program GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) Sebagai Upaya Mencegah Osteoporosis.

Melengkapi paparan dr. Ade, dari Kemenkes RI selaku Direkur Kesehatan Kerja dan Olah raga, drg. Kartini Rustandi M.Kes menjelaskan Instruksi Presiden No.1 Tahun 2017 tentang GERMAS yang wajib disosialisasikan kepada masyarakat luas untuk mencapai pola hidup sehat yang benar.

Ada 6 poin upaya kesehatan daalam GERMAS, di antaranya; Peningkatan aktivitas fisik, peningkatan & pencegahan deteksi dini penyakit, pangan sehat dan gizi seimbang, peningkatan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat), Lingkungan kerja yang sehat dan Peningkatan Edukasi hidup sehat.

Menurut data dari Pusat Peneltian dan Pengembangan Gizi Departemen Kesehatan RI pada 2005 meluncurkan hasil analisa data risiko Osteporosis menunjukkan prevalensi osteoporosis dini atau Osteopenia mencapai 41%dan osteoporosis 10,3% dengan sampel keseluruhan, usia di bawah 55 tahun terdeteksi osteoporosis dini.

Data tersebut menjadi warning tersendiri agar kita waspada dan segera melakukan pencegahan. Jika usia produktif terkena Osteoporosis, bukan hal mustail produktivitas menurun drastis dan tidak dapat berbuat banyak hal. Penyakit ini merupakan The Silent Epdemic Diseae yang akan terasa jika aa tulang keropos dan tulang patah. Jelas hal ini akan memengaruhi kehidupan sosial dan ekonominya.
    
Upaya meningkatkan aktivitas fisik pun didukung dengan program-program Kementerian Kesehatan RI bersama organisasi-organisasi kesehatan lainnya, seperti Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) kemitraan ini berupaya membina masyarakat untuk beraktivitas fisik secara rutin dengan fun melalui olah raga rekreasi yang mudah diikuti dan bisa dilakukan dimana saja.

dr. Iskandar Z. Adisapoetra, MSc, yang merupakan Dewan Pakar FORMI menjelaskan bahwa aktivitas fisik dengan senam rekreasi, dapat mengundang masyarakat untuk melakukan olah raga dengan perasaan senang, apalagi jika dilakukan bersama-sama. FORMI menganut prinsip 5-M dalam berolah raga rekreasi, yakni Mudah, Murah, Meriah, Menarik dan Manfaat.

Usai senam rekreasi bersama rekan-rekan blogger


Dalam rangka meyambut Hari Osteoporosis Sedunia, kami peserta melakukan senam rekreasi di RPTRA Borobudur diiringi alunan lagu-lagu daerah sambil melakukan gerakan bersama, bikin asyik dan ingin terus bergerak. Kalau sudah mengeluarkan keringat, seperti ada rasa efek senang. Mudah-mudahan seterusya saya semangat untuk olah raga di rumah. Walau hanya jalan cepat dan jogging keliling kompleks atau skipping di halaman rumah.

Yuk sama-sama kita cegah Osteoporosis mulai dari kita sendiri dan sosialisasikan ke keluarga, teman dan lain-lain agar kualitas hidup terus didapat.

5 comments

  1. Sepertinya kita harus mulai merubah pola hidup kita sejak dini ya mbak. Apalagi anak-anak yang kesehariannya selalu berada di warnet atau di depan komputer dan gadget.

    ReplyDelete
  2. Sangat bermanfaat sekali mbak informasinya, kalau tidak ada informasi semacam ini mungkin saya tidak akan kefikiran tentang osteoporosis.

    ReplyDelete
  3. Saya juga selau menerapkan hidup sehat di rumah bersama keluarga. Seperti menyediakan makanan yang sehat, berolahraga rutin seminggu sekali, menjaga kebersihan dan lain sebagainya.

    ReplyDelete
  4. ku juga suka banget mbak senam, rasanya memang tidak seperti olahraga lebih ke havefun aja sih.
    Tau-tau berkeringat saja hehe :D

    ReplyDelete
  5. Jadi pengen senam nih hehehe :D

    ReplyDelete