Bidikan Lensa Stefano Romano Membuat Cinta Indonesia

Pada acara pemotretan Fun Blogging untuk sebuah majalah perempuan bulan lalu, luar biasa sekali bahwa yang memotret kami saat itu adalah fotografer kenamaan dari Italia yang jam terbangnya tinggi dan sudah memperoleh banyak penghargaan baik di negaranya maupun di Indonesia.

Ketika memotret, sangat profesional dan hasilnya luar biasa. Ia adalah Stefano Romano yang lebih suka dipanggil Kang Stef oleh siapa pun karena suka sekali dengan kebudayaan Sunda. Ramah dan sangat humble.
Kampungku Indonesia Karya Stefano Romano
Launching Buku Kampungku Indonesia
Tanggal 20 Agustus yang lalu, saya menghadiri peluncuran Buku Fotografi Karya Stefano Romano berjudul “Kampungku Indonesia” di Gramedia Grand Indonesia. Saya semangat hadir karena sudah saya tunggu-tunggu acara ini. Kesempatan untuk bertanya-tanya lebih dalam mengapa Kang Stef sampai cinta sekali dengan Indonesia?

Sebelum peluncuran buku, Stef berbagi cerita dulu bagaimana bisa datang ke Indonesia dan sampai jatuh cinta dengan Indonesia. Kedatangannya di Indonesia dalam rangka pergantian tahun 2010 ke 2011 dan menyukai perempuan-perempuan berhijab sebagai objek fotonya. Dari kegiatan memoto perempuan berhijab ini, Stef suka datang ke masjid hanya untuk memoto kegiatan ibadah di sana.

Tetapi lama-lama menjadi tertarik untuk belajar tentang Islam dan akhirnya menjadi muallaf. Stef suka keliling ke kampung-kampung di sekitar Jakarta dan Jawa. Berinteraksi, menjalin hubungan batin dengan semua masyarakat yang ditemuinya dengan terbuka. Lalu mengabadikannya dalam foto.

Pernah suatu waktu, Stef pulang ke Italia, di sana Ia sangat merindukan Indonesia, rindu berkeliling kampung dengan keramahan dan keceriaan masyarakatnya. Situasi yang tak terbayar dengan apa pun. Saat mendengarkan lagu Sunda, Stef terharu dan menangis. Seolah-olah tatar Sunda itu adalah kampung halamannya.

“Saya tidak tahu kenapa sampai tersentuh ke hati ketika mendengarkan gamelan Sunda atau lagu-lagu berbahasa Indonesia. Spontan saja perasaan saya menjadi rindu, bisa jadi karena penerimaan penduduk yang sangat open dan berkenan di hati. Sehingga berkesan sampai mendalam.” Kata Stef.
Itulah yang melatarbelakangi lahirnya buku “Kampungku Indonesia” yang diterbitkan oleh Mizan. Perlu waktu 4 bulan untuk menyelesaikan buku ini.

Stef tinggal di Indonesia sampai Tanggal 28 September 2016, selama di Indonesia kegiatan Stef sangat padat. Mulai mengisi workshop fotografi di kampus-kampus, sekolah dan berbagai institusi. Kebanyakan Ia jalan-jalan ke kampung sambil berkenalan dengan masyarakat Indonesia.

Kisahnya setelah kunjungan ke pemukiman pembuangan sampah Bantar Gebang, penuh haru diceritakan, Ia ingin membantu anak-anak di sana tapi apa daya, penuh keterbatasan. Berbagi cerita dan keceriaan di sana membuatnya terharu dan menceritakan hal ini, matanya berkaca-kaca.




“Kesibukan itu benar-benar saya nikmati, bahkan kegiatan launching buku saya di beberapa daerah sedang dijalankan. Dalam waktu dekat, saya pun akan mengisi program opspek mahasiswa di sebuah universitas di Surabaya. Di sana saya sharing tentang bagaimana menghadapi tantangan menjadi jurnalis foto.” Ujar Stef.

Belajar fotografi menurut Stefano Romano, bukan hanya fokus pada merek kamera atau lensa, memotret dari hati dan bisa melihat sesuatu dengan sepenuh hati dan mata batin, itu lebih penting.

“Melihat sekeliling kita kalau melalui mata lahiriah saja, akan biasa saja hasilnya. Jika kita bisa mengambil foto dengan mata batin dan melihat sisi-sisi dengan sudut pandang yang tidak biasa, maka hasilnya akan maksimal dan hidup.” Jelasnya.

Pria yang fasih berbahasa Indonesia ini di Indonesia selain berkegiatan keliling kampung, fotografi dan workshop, Ia juga menggalang donasi melalui kartu pos dengan objek foto menarik yang dijual kepada masyarakat secara umum.  

Donasi dari hasil penjualan Kartu Pos

Salah satu motif Kartu Pos sebagai ajang donasi bagi anak-anak miskin di Indonesia

Program Donasi melalui kartu pos ini, bekerja sama denganYayasan Kebun Anggur yang fokus membantu anak-anak miskin di Jakarta dan Kalimantan. Program charity yang diusung Stef, fokus ke pengobatan gigi untuk anak-anak dengan tagline “Kampungku Indonesia-Bringback the smile” Sudah dijalankan di Plumpang dan Teluk Gong Jakarta.

Saya pun berpartisipasi dalam doinasi kartu pos ini
Stefano saat bekerja profesional

Bagi siapa pun yang ingin ikut berdonasi, bisa dengan membeli Kartu Pos melalui Fan Page Kampungku Indonesia atau jika ingin membeli bukunya bisa beli di Mizan Store
Terakhir, Stefano memberikan harapan kepada anak-anak Indonesia, untuk selalu menjaga budayanya yang sangat kaya. Ia juga sangat tertarik dengan Bhineka Tunggal Ika. Dan berharap bukan sekadar kata-kata indah.

Stefano juga memberi pandangan kepada orang Indonesia supaya bersikap apa adanya saja dan tidak dibuat-buat. Tidak tergiur dengan segala hal yang berbau luar negeri. Karena Indonesia menurutnya sudah sangat indah, ramah, alam tropis bagai surga dan penduduknya yang welcome.
“You must be proud and be yourself as Indonesian all out.” Pungkasnya.

17 comments

  1. Bener banget bule aja segitu fasihnya yaa dg Indonesia.plus cintanya dibuktikan sedemikian harus kita yg asli Indonesia lbh fasih dan cinta yaa

    ReplyDelete
  2. Kang Stef ini hebat bangat, walau saya baru ketemu sekali dengan Beliau, orangnya sangat ramah dan menyenangkan.

    Saya salut sama Kang Stef yang sebegitu cinta dan peduli dengan Indonesia, seharusnya kita yang orang Indonesia asli harus lebih cinta dan peduli pada sesama. Orang dan karyanya sama-sama menginspirasi menurut saya.

    ReplyDelete
  3. Setuju Teh Ani Berta, beruntung ya bisa hadir di peluncuran bukunya Kang Stefano "kampungku Indonesia".
    Jadi bisa belajar banyak hal dengan Kang Stefano. Gak diragukan lagi, keren-keren uy jepretannya :)

    ReplyDelete
  4. Selalu senang membaca kisah yang memotivasi orang Indonesia untuk lebih bangga dan lebih mencintai negerinya sehingga menjadi lebih banyak berkarya untuk negeri ini :)

    ReplyDelete
  5. keren yah mas Stefano ini teh ;p, penasaran pengen liat bukunya...

    ReplyDelete
  6. Beruntung bisa mengenal beliau dan menjadi sahabatnya. Bisa banyak belajar dari cara beliau mencintai Indonesia. Btw, nice report, Ani. :)

    ReplyDelete
  7. Wah keren teh Ani untuk tulisan profilnya. Orang luar aja sampe jatuh cinta dengan Indonesia. Trus kita?? Hmmm...

    ReplyDelete
  8. Wah...saya juga salut dengan bule ini...! Dia tak mau dipanggil bule:)

    ReplyDelete
  9. Kegiatan Kang Stef di pemukiman penduduk Bantar Gebang itu inspiring sekali. Kepikiran buat bikin kegiatan serupa dengan anak-anak

    ReplyDelete
  10. inspiring ..
    meluncur cari kartu posnya

    ReplyDelete
  11. Memotret dari hati, jadi sama halnya kita menulis dari hati ya teh. Inspirasi banget neh kang mas Stefano.

    ReplyDelete
  12. Cukup menohok, kita, lebih tepatnya saya, sebagai warga negara Indonesia. Terimakasih Kang Stef :)

    ReplyDelete
  13. Wih keren sekali nih ya mbak kang stef kalau saya ketemu nanti saya ajakin main suling deh biar dia nulis buku tentang alat musik khas sunda.

    ReplyDelete
  14. Berkarya untuk Indonesia, kalau Kang Stef bisa, saya juga harus bisa. Inspiratif.

    ReplyDelete
  15. selain isinya bermanfaat, kemasan artikelnya juga sangat menarik dan bagus...thanks udah berbagi...

    ReplyDelete
  16. Wah bule satu ini, bikin kita jadi nano nano ya, di satu sisi salut sama dia. Sisi lain kita jadi malu pada diri sendiri ya, karena dia yang orang sono saja semangat.

    ReplyDelete