Melahirkan Bibit-Bibit Pakar Sains Melalui KJSA

Peluncuran Buku Membuat Karya Hidup Lebih Baik


“Anak – anak Indonesia sama cerdasnya dengan anak – anak di luar negeri yang sudah diajarkan coding sejak dini. Yang membedakan hanyalah kesempatan belajarnya saja.” Kata Pak Onno W Purbo, Pakar IT Indonesia dalam membuka presentasinya dalam acara KickOFF KJSA 2019 di Menara Multivision Jakarta pada 20 Juli lalu.

Selama ini, memang anak Indonesia masih terbatas dalam belajar IT dan sains. Kurikulum di sekolah pun masih minim dukungan tapi bukan berarti menjadi melemahkan semangat. Justru anak Indonesia dengan dukungan  orang tua dituntut untuk bisa berpikir lebih kreatif lagi dan memperbanyak mencari informasi lagi untuk memperoleh peluang berprestasi.

Ki-ka : Onno W Purbo dan Dewis Akbar

Salah satu wadah untuk menimbulkan bakat anak agar berprestasi adalah Program KJSA (Kalbe Junior Scientist Award) yang diadakan setiap setahun sekali sejak 2011. KJSA telah menghasilkan banyak lulusan dengan karya-karya orisinalnya. Peserta KJSA yang diikuti oleh pelajar SD dan SMP terpilih dari seluruh Indonesia ini, menjalani beberapa kegiatan di Jakarta hingga penjurian dan awarding.

Tujuan dari Program KJSA ini dijelaskan Direktur PT.Kalbe Farma Tbk, Bapak Pre Agusta bahwa menurutnya inovasi sangat penting untuk ditanamkan pada anak usia sekolah agar ke depannya dapat terstimulasi dan terbiasa untuk menciptakan banyak karya nyata untuk diri sendiri dan lingkungannya.

“Jika sudah terbiasa sejak dini, kelak anak akan mem punyai banyak inovasi dan menciptakan berbagai kemudahan dalam segala hal di lingkungannya.” Kata Pak Pre.

Lebih menarik dan membuka sekali pemikiran yang selama ini hanya terkunci pada stigma bahwa belajar IT atau Sains itu hanya memusingkan kepala dan terpatok berpeluang hanya di pekerjaan teknis seperti programmer dan lain sebagainya.

“Belajar sains dan coding serta memperdalamnya, bisa mengasah pola pikir yang cepat dan dapat mencari solusi terbaik untuk memecahkan sebuah permasalahan. Sebab dengan kerumitan-kerumitan yang dipelajari itu melatih untuk menguraikan permasalahan dengan berbagai cara dan jalan.” Pak Ono menambahkan.

Saya sempat terkesima saat Pak Dewis Akbar mempresentasikan bagaimana proses anak SD di Garut dapat membuat aplikasi dan coding hingga memperoleh juara di Ghuangzhou. Ini sebuah prestasi yang luar biasa tentunya.

Pak Dewis adalah seorang guru ekstrakurikuler SD di Garut yang konsisten mengembangkan bahan ajar soal IT dan sains. Pak Dewis mempunyai misi ingin membuat anak-anak di pelosok pun memperoleh pelajaran yang sama dengan anak di kota dan ingin pendidikan merata agar semua anak Indonesia berkualitas kecerdasannya.

Sampai saat ini, Pak Dewis masih membina anak-anak didiknya untuk konsisten mempelajari IT dan sains dengan berbagai proses kreatif.

Fira Fatmasiefa, Lulusan KJSA 2011

Kejutan berharga, di KICKOFF KJSA 2019 ini, hadir lulusan KJSA pertama di 2011, yaitu Fira Fatmasiefa yang kini sedang menjalani kuliah di University of California, Berkeley Amerika Serikat dan jurusan yang diambilnya adalah Astrofisika. Berkeley adalah salah satu universitas terbaik di Amerika dan menempati peringkat 6 dari 1000 universitas terbaik di seluruh dunia dan paling banyak memenangkan Nobel. Keren kan?

Saya bersemangat mendengarkan kisahnya karena sebagai bekal juga buat memotivasi anak saya yang dua tahun ke depan juga akan kuliah. Prestasinya yang berawal dari KJSA membawanya ke berbagai celah peluang kesuksesan. Penelitian dan inovasi karya yang disuguhkan di KJSA, Fira membuat bel rumah yang terintegrasi. Sehingga memudahkan penggunaannya.

Ketika saya mewawancarainya, inovasi tersebut awalnya muncul karena waktu itu ingin membantu gurunya membuat bel untuk suatu keperluan. Maka, Fira mencoba membuat dengan berbagai eksperimen dan berhasil. Lalu karya ini diikutkan ke KJSA 2011 dan lolos.

Sejak itu, berbagai perlombaan diikutinya baik dari dalam dan luar sekolah hingga mancanegara. Di Jerman ia memperoleh Medali Emas atas karyanya membuat huruf braille dengan sistem komputerisasi. Bahkan Fira dilibatkan dalam penelitian bersama NASA. Masih banyak lagi segudang prestasinya.

Public Speaking yang baik, penuh rasa percaya diri dan optimis tergambar dari sosok Fira saat dia berbicara di depan peserta undangan. Kadang berbahasa Inggris dengan fasih lalu balik lagi ke Bahasa Indonesia. Membuat saya bangga menyaksikannya sekaligus terharu merinding.

“Semua yang saya raih tak akan pernah terjadi jika tak mengikuti kompetisi di KJSA. Saya sangat berterima kasih atas kesempatan yang diberikan KJSA sehingga membuat saya menemukan banyak jalan untuk memperoleh pencapaian demi pencapaian.” Pungkasnya.

Masih banyak lulusan KJSA yang berprestasi hingga kini, saya sendiri sangat mendukung hal ini agar anak Indonesia semakin berdaya saing dan tak kalah dengan anak-anak luar negeri.

Untuk para orang tua sebaiknya ikut mendukung dan mendorong anak agar punya kemauan dalam mengulik sesuatu untuk dirasakan manfaatnya bagi orang banyak. Salah satunya dengan mengikutsertakan anak-anaknya dalam ajang KJSA 2019.

KJSA 2019 resmi dibuka lagi pendaftarannya, bagi yang ingin mengikuti kompetisi ini, dapat mendaftarkan diri dan semua persyaratan ada di www.kalbe-kjsa.com atau dapat datang langsung ke Sekretariat KJSA di Gedung TEMPO Jl.Palmerah Barat No.8 Jakarta Selatan 12210. Atau melalui email kjsa@tempo.co.id.



No comments