Sekar, putri semata
wayang saya mempunyai sikap serba ingin tahu dan selalu ingin mencoba hal baru.
Kalau dirasa suka dan mampu dia jalankan, pasti akan ditekuni dan tidak
setengah-setengah. Kalaupun ada kalanya mandeg tapi saya selalu mengingatkannya
bahwa itu adalah pilihannya dan jika sudah memilih, harus tanggung jawab dong.
Saya dan Sekar sering disangka Kakak Adik Hahaha |
Misalnya, ketika lihat
tantenya merajut, minta dibelikan peralatan merajut, mencoba beberapa waktu,
tapi tidak lanjut. Oke, tidak masalah yang penting saya sudah mendukungnya dan
menyemangati tapi mungkin kurang telaten kalau merajut untuk mengisi waktunya.
Melihat ibunya menulis
blog, sejak Sekar berusia 7 tahun sudah belajar membuat blog http://sekartaji.blogdetik.com/ dan membuat
tulisan dengan gayanya sendiri. Saya tak mengedit tulisan yang diuploadnya.
Biarkan mengalir sesuai gayanya sendiri. Nanti juga akan baik sendiri, terbukti
tulisannya setelah remaja mendingan, tinggal dipoles-poles sedikit.Untuk
menulis blog, alhamdulillah sudah lumayan update.
Sejak masuk SMP, Sekar
tertarik ikut ekstra kurikuler Pencak Silat. Karena di sekolahannya pun olah raga satu
ini menjadi salah satu pelajaran yang masuk di KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)
setiap Hari Senin siang. Saya tidak menyuruhnya untuk ikut ini itu, saya
biarkan untuk memilihnya sendiri asal bisa tanggung jawab atas pilihannya.
Bertanggung jawab di sini mencakup ke harus rajin latihan, mandiri (Tidak minta
antar jemput saat latihan), disiplin, berani mengikuti setiap kompetisi sebagai
bukti kesungguhan. Untuk kesepakatan ini, saya lumayan ketat karena otomatis
akan menguras waktu, tenaga juga materi. Jadi, saya memberi pilihan, kalau mau
lanjut, harus tidak setengah-setengah menjalankannya, kalau hanya sekadar
ikut-ikutan teman lebih baik tak ikut sama sekali.
Wajar saja kalau sikap kanak-kanaknya muncul, beberapa kali, di awal
kegiatan Sekar sempat mangkir latihan, alasannya gak ada teman dari sana, saya memberi pengertian bahwa teman itu
kebersamaan yang sementara. Kalau kita sukses atau gagal, teman hanya bisa
menyaksikan, kalaupun bisa membantu, tak akan banyak menolong. Jadi, mendingan
turuti kata hati, tekadkan pada diri sendiri, dalam keadaan apapun, ketika
latihan hanya sedikit yang hadir, tetap harus ikut latihan. Akhirnya Sekar
paham dan saya senang sekali anak saya bisa memahami apa yang saya maksudkan.
Setiap perlombaan
pencak silat yang diikuti secara kolektif dari sekolahan selalu diikutinya,
walau belum mencapai harapan juara medali emas, baru sebatas perunggu dan perak
pun masih tetap semangat dan pantang menyerah. Terutama melihat kebersamaan
dengan teman-temannya serta para orang tua murid yang perhatian saling
menitipkan anak-anaknya di kala tak dapat mendampingi. Memang, kami sudah
seperti keluarga. Senang sekali dengan keluarga besar Al Azhar ini. Semua
kompak dan tak perhitungan, begitu juga soal konsumsi buat anak-anak dan
pendamping, para orang tua murid saling memberi donasi untuk kepentingan
bersama. Ini kunci kemenangan anak-anaknya. Ada orang tua- orang tua hebat di
baliknya (Bukan saya ya, tapi teman-teman ortu murid hehehe).
Cerita utama yang ingin
saya sampaikan adalah saat saya lelah melihat anak latihan dan ikut lomba
menempuh seharian penuh sampai pulang malam. Pernah tak memenangkan juara yang
diharapkan. Memberi semangat terus sudah, tapi saya kasihan dan saya mengujinya
dengan bertanya
“Sekar,
maafkan Ibu yang kemarin mengharuskan Sekar full mengikuti semua kegiatan
Pencak Silat dan Ibu sempat bilang kalau gak full lebih baik gak usah ikut.
Mulai sekarang, gak apa-apa kalau misalnya Sekar mau istirahat dulu atau tidak
ikut lomba dulu, gak apa-apa.”
Jawaban Sekar tak saya
duga.
“Bu,
tadi Sekar memang tidak menang perak atau emas, Sekar dapat perunggu tapi tadi
Sekar ngerasa beda Bu. Di lomba-lomba sebelumnya rasanya masih ragu mau nendang
atau menyerang. Banyak mundurnya. Ibu masih ingat kan. Lomba Sekar yang waktu
di Ocean Park BSD? Yang masih banyak mundur-mundurnya? Kemarin tuh Sekar
rasanya pede banget, lebih berani dan tahu harus ngelakuin apa pas di arena.
Walau kalah, Sekar jadi ingin ikut lebih banyak lomba lagi, Bu. Buat latihan
mengetahui strategi lawan.” Katanya dengan semangat.
Of
course I really happy to hear that! Ternyata saya tak perlu
mengeluarkan urat untuk mengajarkan sikap profesional terhadapnya. Karena jujur
saja, Sekar memang sangat baru mengikuti pencak silat ini. Baru pas masuk SMP
tahun lalu. Jadi, masih meraba-raba, masih perkenalan dan proses adaptasi.
Yang mengejutkan lagi.
Bukan hanya penghargaan Perak dan Perunggu saja yang mengisi porto folio
prestasinya dari pencak silat ini. Apa yang dia katakan pas saya keceplosan
bertanya
“Sekar
kapan dong dapat emasnya?”
“Bu,
Insya Allah kalau sudah waktunya pasti dapat Bu. Ibu kan pernah bilang ke
Sekar, kalau proses itu harus dijalani. Biar gak tiba-tiba menang tapi Sekar
gak tau arti kemenangan itu buat apa?” Kalau Sekar belum paham banget pencak
silat itu sampe sedalam-dalamnya, belum tau strategi menggunting itu buat apa,
belum tau menyerang itu buat apa? Sekar lagi mikir juga nih Bu.” Katanya
sambil sok serius. Saya kaget dan malu hihihi.
Eh dia masih lanjut
ngomong
“Tapi, walaupun tadi
Sekar cuma dapat perunggu, tapi Sekar bangga Bu, soalnya Sekar dapat banyak hal
di lomba JKTC5 tadi lho, Bu!” Katanya antusias.
“Apa itu Neng?” Tanya
saya sambil harap-harap cemas.
“Pertama,
tadi lawan Sekar dari Perguruan Silat Cimacan, Sukabumi. Tangguh dan terkenal
beringas dan banyak juara Bu, ini kata pelatih-pelatih dan orang-orang yang ada
di sana tadi. Jadi, Sekar bisa belajar dari lawan strategi-strategi yang
dilakukannya tadi. Terus bisa belajar juga dari Kakak-Kakak kelas senior yang
tadi tanding dan juara. Nah, yang ke dua, Sekar dapat pengalaman berkesan tadi,
soalnya jadi lebih berani dan pede. Jadi, nanti kalau ada lomba lagi, Sekar mau
ikut lagi pokoknya! Daannn yang ke tiga, Sekar jadi sobatan sama lawan dan udah
saling follow akun Instagram” Katanya bersemangat.
Dan ujung-ujungnya ngajak ke toko peralatan olah raga minta dibelikan deker
biar gak selalu pinjam. Oke, Fine! Ibu
acc karena bangga anak Ibu sangat sportif dan mau mengakui keunggulan lawan
dengan sehat dan akhirnya mau belajar dari lawan secara tidak langsung.
Sebulan kemudian, seminggu
setelah pulang dari Homestay di
Kediri Jawa Timur, seharusnya Sekar masih capek ya, kalau dalam kaca mata saya.
Tapi dia semangat ingin ikut lomba pencak silat berskala internasional di TMII
yang lawan-lawannya mayoritas sesama perguruan Al Azhar yang sudah berat
persaingannya. Tapi dia ingin mencoba dan tak peduli dengan omongan
teman-temannya yang bilang takut kalau ikut lomba ajang ini, rata-rata lebih
sadis dan untuk memperoleh perunggu pun sangat susah karena partainya banyak.
Dan di perlombaan ini, saya
tak bisa hadir karena saya menjadi juri lomba blog di Kementerian Pendidikan.
Saya pun tak berharap banyak, Sekar ikut lomba dengan niat untuk mengasah
kemampuan dan melihatnya semangat saja, saya sudah senang dan mendukung penuh. Tapi,
alhamdulillah ternyata Sekar berhasil di Babak penyisihan. Menurut cerita dari
para orang tua murid yang mengantar, untuk berhasil di babak penyisihan saja
sudah bagus, karena saingannya benar-benar berat. Walau belum memperoleh emas,
Sekar senangnya bukan main. Memperoleh perunggu di pertandingan di TMII itu
kelihatan puas sekali karena diperoleh dengan perjuangan yang berproses dan
benar-benar hasil kerja kerasnya.
Menyumbang Perunggu dari Sekar , Emas dan Perak dari Teman dan Kakak2 Kelas. Kemenangan membawa nama baik sekolah (Sekar pakai kerudung putih) |
“Ini
bukan menang hoki Bu, ini menang yang benar-benar diraih Sekar sendiri!”
Teriaknya saat tiba di rumah. Saya terharu, nangis dan memeluknya. Lebay kah?
Kalau anda merasakan hal ini langsung pasti akan bersikap yang sama.
Percayalah, dukungan dan doa itu penting, tak peduli mau bagaimana hasilnya.
Yang penting bisa membuat anak senang dan merasa diakui aktualisasinya. Ini
akan mengantarkannya ke prestasi-prestasi berikutnya.
Selain kejutan di atas,
sikap mandiri Sekar saat saat saya tak bisa mengantar lomba dan Sekar jadi
pandai berkomunikasi dengan para orang tua murid dan guru pendamping, karena
saat saya tak ada, kepada merekalah Sekar menyampaikan segala sesuatu. Duh
terima kasih banyak Bapak Ibu guru dan Bapak Ibu Orang tua murid.
Nah, sekarang Sekar
sedang berbisnis online bersama teman SD nya, berjualan Slime (alat pembersih
keyboards komputer dan kaca terbuat dari campuran lem, gom dll) via instagram @LittleXSweetSlime. Orderannya lumayan,
selalu ada dan hari-harinya lebih sibuk dari saya Sekar ini sekarang. Apa pun
itu, jalani saja Nak, yang penting jangan lupa ibadah dan belajar.
Saya pun jadi belajar
dari Sekar, arti sportifitas yang sesungguhnya, memaknai pelajaran yang tak
mainstream. Dan ini adalah pola belajar yang learning by doing. Jleb banget obrolan pada saat itu, sampai saya
merenung beberapa saat dan mikir, benar juga. Dan ini bisa diterapkan di
pergaulan bisnis, lingkungan atau kehidupan mana pun. Terima kasih anak semata
wayangku. Love You Sekar. You are the
real winner of Your Life!
Wow...keren kak Sekar, tidak banyak remaja yang memiliki sikap dan pemikiran seperti kak Sekar. Semoga sukses ya, kak.
ReplyDeleteTeh Ani, betapa bangganya punya putri seperti Sekar. :)
Buah itu jatuh tak jauh dari pohonnya. Salut sama Sekar dan Mamanya. :)
ReplyDeleteKeren!dari dulu saya selalu pingin bisa beladiri.hehe. jadi nggak sabar punya anak.remaja=)
ReplyDeleteikut bangga dengan sikap Sekar yang dewasa. Sikap sportif harus di atas segalanya
ReplyDeleteJadi inget waktu nemenin Keke pertandingan Taekwondo. Ada salah seorang peserta yang gak mau salaman sama sekali dengan lawannya setelah dia kalah. Bahkan pengaman kepalanya pun dibanting olehnya.
Menurut saya sikap seperti sangat disayangkan. Ketika kalah gak mau berbesar hati. Kalau sampai menang, rasanya dia akan sombong.
Punya prinsip yang bagus
ReplyDeleteMembanggakan
Semoga terus maju
Salam hangat dari Surabaya
Keren Mbaak!! Jadi inget saat anak saya yg besar pengen ikut lomba Bahasa Inggris, Speling Bee. Dia merasa yakin banget bhw akan menang. Eh, tahunya ga menang. Dia sempet down. Saya bilang bahwa setiap kompetisi semuanya adalah pemenang. Minimal menang mengalahkan ketakutan diri sendiri. Sudah maju ikut kompetisi aja sudah bangga banget.
ReplyDeletePencak Silat, olahraga favorit kakak saya juga nih mbak. Olahraga ketangkasan yang filosofinya daleeeem banget, sok tau ih hihi. Selamat ya Sekar, semoga berkah dan selalu jadi kebanggaan keluarga ;)
ReplyDeleteSubhanallah, ikut terbaru dan Rangga Teh bacanya. Cara berpikir Sekar dewasa bgt, saya juga jd diingatkan lagi bahwa semua ada prosesnya, tak ada yang instant.
ReplyDeleteSalut sm Sekar, tetap semangat y Sekar medali Emas sudah menunggumu, Insyaallah. Aamiin....
Maaf Teh, itu komennya jadi typo gara2 auto correct di HP, maksud saya Terharu dan Bangga Teh :D
ReplyDeleteMeraih kemenangan melalui proses supaya paham arti kemenangan. Keren banget Sekar! Btw, keponakan saya juga membuat slime. Happening banget di kalangan anak sekolah, heheh
ReplyDeleteAduh.. duh. Haru banget bacanya, Teh. Semoga Sekar terus mengukir prestasi san GO Internasional! Semangat Sekar!
ReplyDeletekereeennnn, belajar dari Sekar nih
ReplyDeleteSekar, gadis hebat penerus ibunya hehehe 😃
ReplyDeleteHebat sekar sudah bisa berprinsip. Salam hangat dari bunda.
ReplyDeleteahhh, ikut bangga sekaligus terharu bacanya.., salut buat Sekar!
ReplyDeleteBtw, iya teh, beneran, keliatan kayak kakak adik ;)
Salut dgn sikap Sekar.
ReplyDeleteRemaja yg memanfaatkan.waktu ke hal2 positif dan.mlh berprestasi.
Bangga ya mbak...jadi ibunya..
#ikut merasakan :)
di balik anak hebat dan sportip,pastilah ada sosok hebat yang membimbing dan mengarahkannya, selain lingkungan. Salut buat Sekar dan pastinya, ibunya :)
ReplyDeleteSekar hebat, terus berjuang, Nak!.
ReplyDeleteUntuk usianya, Sekar dewasa pemikirannya.
Selamat teh Ani.
sukses selalu Sekar terus semangat amin
ReplyDeleteWuiiih, Sekar kereeeen :))
ReplyDeleteAbah dulu mantan atlet taekwondo mbak, dan sekarang suka ngelatih taekwondo juga di komplek, memang kalo ikutan kejuaraan kayak gitu yang penting adalah 'jam terbang'
Semakin sering sparing, maka akan semakin paham cara menghadapi lawan, dan mentalnya pun akan lebih kuat :))
Semangat terus yah Sekaaar :)
Like mother like daughter, ikutan bangga melihat prestasinya Sekar, cikgu. Pasti akan menuruni kesuksesannya ibundanya yang keren :)
ReplyDeleteSekkaaar :)
ReplyDeletekakak masih inget waktu ketemu sekar, amsih kecil dan malu - malu buat diajak foto.
Nanti kita main main lagi yaaa :)
hehehe sekar sudah mulai menunjuk-kan jati diri. lanjutkan sekar, tetap perlu pengawasan ya
ReplyDeleteSekar, Selamat ya. Ikut bangga pada semangat dan prestasi yang telah sekar raih. Jika hari ini dapat perunggu Insyaallah yang berikutnya dapat emas ya Sekar. Amin
ReplyDeletewaaw happy banget pastinya denger.. "aku tau apa yg harus aku lakukan"
ReplyDeletekadang kita aja bingung.. apa yg harus dilakukan
Kereeen..
ReplyDeleteSekar nggak terpaku pada satu bidang dan semua proses dijalani dgn baik. Sukses ya, Sekar.
Pencak silat selain buat badan sehat juga bisa buat bela diri ya mbak. Sekar keren seperti ibunya nih. Sukses terus ya Sekar.
ReplyDeleteAnakku yang kedua juga masih bolak balik keinginannya. Masih terpengaruh sama teman. Tapi saya maklum sih, masih kelas 1 SD.
ReplyDeleteSelamat ya Sekar atas prestasi pencak silatnya. Sukses selalu, Nak.
Ah. Sekar sudah besar. Sudah semakin kritis. Senang dan terharu bacanya. Ada banyak perjalanan hidup dan cerita untukmu, Sekar. Dapat banyak pelajaran hidup. Sukses ya.
ReplyDeleteIkut senang, Kak Ani. You're a proud Mom.
aakh sekar inspired saya banget nih. Keep in fire ya girl :)
ReplyDeleteSosok anak yang hebat, karena ibundanya juga pasti tegar melepas anak untuk berbagai kegiatan.
ReplyDeleteKalau bundanya pengin ngeloni aja, mana mungkin anak berkembang.
Bangga dan haru untukmu teh Ani dan Sekar
hebat ya Sekar ^^, salam buat Sekar ya Teh
ReplyDeleteSekar keren yak, meski nggak didampingi tetap semangat.
ReplyDeleteKalo anak-anak bisa berprestasi, bikin hati terharu biru ya, Teh
Neng Sekar, aku banggaaaaaa. Btw eda, Perunggu itu pun sudah prestasi yg luar biasa loh. Nanti pelan - pelan makin serius dan rajin latihan pasti bisa mendapat emas. Ahhh aku bangga sama Sekar, sampaikan salamku ya eda. *hug both of you
ReplyDeletekeren teh ani :)
ReplyDeletebukan hasilnya, namun prosesnya yang penting. Runningnya smooth sehingga endingnya saat itu baik. komunikasinya bagus. patut dicontoh oleh ortu lain yang punya anak seumuran. Tidak apa-apa berbuat salah untuk benar nantinya. semoga next time sekar bisa dapet medali emas yaa.. aamiin
Salam,
Omat - Elemenchannel
Waah... dek sekar benar - benar keren. Ulasannya sangat menarik. Senang sekali dapat berkunjung ke laman web yang satu ini. Ayo kita upgrade ilmu internet marketing, SEO dan berbagai macam optimasi sosial media pelejit omset. Langsung saja kunjungi laman web kami sboplaza.com ya. Ada kelas online nya juga lho. Terimakasih ^_^
ReplyDeleteSuka deh dengan semangatnya Kak Sekar~
ReplyDeleteSempat ikutan deg juga Teh, pas baca kalimat terakhir Sekar “Ini bukan menang hoki Bu, ini menang yang benar-benar diraih Sekar sendiri!”
ReplyDeleteDan mungkin, kalau saya sudah mewek kali ketika ada di posisi seperti itu. Nice blognya Sekar, semangat belajar dan berusahanya tinggi, pertahankan ya nak