Siapa yang tak suka
cokelat? Mau diseduh, dimakan batangan, campuran aneka cemilan seperti puding,
kue kering dan lain-lain? Rasanya tak ada yang tak menyukai rasa lezatnya
cokelat ya? Termasuk saya sendiri penggila aneka olahan cokelat.
Tambah nikmat lagi
menikmati cokelat karena cokelat adalah bahan baku yang dihasilkan dari kakao
dan berasal dari negeri sendiri, Indonesia. Bahkan menurut data di beberapa
situs, termasuk di situs Kakao Indonesia, bahwa Indonesia adalah pemasok dan
penghasil kakao terbesar nomor 3 dunia. Daerah penghasil Kakao terbesar Indonesia
adalah Sulawesi Barat.
Sayang sekali, pasokan
besar kakao dari Indonesia ke luar negeri kurang dikenal dan nama Indonesia
kurang tertoreh dalam sejarah. Berdasarkan informasi dari situs Kakao
Indonesia, ketika Gubernur Sulawesi Barat, Anwar Adnan Saleh mengunjungi pabrik
cokelat di Swiss pada April 2016, sangat mengejutkan bahwa Indonesia tak
tercatat sebagai pemasok kakao terbesar di sana. Sementara Swiss memasok paling
banyak dari Indonesia. Sementara Jepang dan Australia diakui dan tercatat di
Museum Kakao di sana. Padahal dua negara ini tak memiliki kebun kakao sebesar lahan
kakao di Indonesia.
Konsumsi kakao di
Indonesia juga masih sangat rendah dibanding Malaysia dan Singapura, menurut
informasi dari Liputan 6 padahal Indonesia termasuk 3 besar produsen kakao terbesar di dunia dengan
pendapatan 722 ribu ton dan pada Tahun 2012 mencapai 4 Juta Ton.
Masyarakat Indonesia
perlu diedukasi betapa banyak manfaat kakao untuk kesehatan juga untuk konsumsi
pangan. Masyarakat Indonesia harus menikmati kakao dalam berbagai olahan.
Jangan sampai semua produk terbaiknya orang luar saja yang menikmati.
Salomba Kakao Village, Kolaka Sulawesi Tenggara |
Salah satu sudut Kakao Village |
Mengedukasi masyarakat
tentang kakao tentu saja harus dengan cara yang asyik agar menarik dan mudah
diserap. Solusi edukasi ada pada pembangunan Lalombaa Cocoa Village di Kabupaten Kolaka
Sulawesi Tenggara. Kampung Cokelat ini berfungsi sebagai Agrowisata berbasis
perkebunan kakao. Selain menjadi pusat wisata, bisa sambil belajar mengenal
kakao beserta sejarahnya.
Ada apa saja di sana?
Galeri
Cokelat, isinya adalah kakao, produk olahan kakao dalam
berbagai bentuk, olahan cokelat dan lain-lain. Akan dipajang juga cokelat
buatan masyarakat setempat.
Teater,
Bisa digunakan untuk pertunjukan apapun bagi masyarakat di sana. Dan menjadi
tempat untuk pertemuan para petani dalam kegiatan pelatihan.
Unit
pengolahan hasil, Bisa belajar cara mengolah kakao yang
baik atau setidaknya kita bisa tahu bagaimana proses kakao menjadi makanan
layak konsumsi.
Gudang
penyimpanan Kakao yang terintegrasi dengan hamparan kebun
kakao milik masyarakat seluas 300 ha yang berlokasi di Kelurahan Lalomba,
Kecamatan Kolaka.
Kepala Dinas Perkebunan
Kabupaten Kolaka, Bachrun Hanise mengatakan bahwa kawasan Cocoa Village ini
dapat menjadi pusat edukasi bagi masyarakat setempat serta wisatawan yang
datang.
“Sehingga
mereka paham bagaimana proses kakao menjadi cokelat.” Kata
Bachrun.
Agrowisata ini sangat
memanjakan pengunjung, apa lagi pengunjung yang datang bersama keluarga atau
anak-anak. Karena dilengkapi dengan arena bermain yang aman dan banyak
spot-spot untuk berfoto atau selfie. Kalau datang ke sini, siap-siap bawa
powerbank lebih dari satu. Agar bisa puas berfoto ambil video.
Pada musim panen, akan
disuguhi pemandangan buah-buah kakao yang ranum dan setiap pengunjung diberi
kesempatan menikmati suasana kehidupan para petani saat bercocok tanam kakao.
Untuk wisatawan tersedia hotel berbintang, kuliner asyik dan cozy dan berbagai fasilitas kemudahan
lainnya. Khusus bagi wisatawan mancanegara, akan disediakan fasilitas Homestay di rumah-rumah warga yang
disiapkan dengan pelayanan terbaik. Sehingga bisa lebih dekat dengan para
petani sambil memetik pelajaran dan pengalaman tak terlupakan.
Selain menikmati
agrowisata Kakao, wisatawan juga bisa mendapatkan paket perjalanan menarik
untuk menikmati pemandangan bawah laut di Pulau Padamarang yang masih berada di
kawasan yang sama. Asyik ya?
Pembangunan agrowisata
ini jelas menguntungkan semua pihak, baik pengelola maupun petani setempat.
Lahan kebun kakao milik petani yang akan menjadi bagian Agrowisata Kampung
kakao ini, akan diuntungkan dengan kunjungan wisatawan dan dipastikan lahan
yang dipakai akan terawat dengan baik dan produktif. Petani pun mendapatkan
keuntungan plus.
Dengan adanya
Agrowisata Kampung Kakao ini, diharapkan kakao Indonesia lebih muncul namanya
sesuai dengan kontribusi pasokan ke berbagai tempat termasuk seluruh dunia. Dan
dapat lebih mempromosikan kakao dengan lebih baik lagi. Masyarakat pun
teredukasi dengan baik juga terhibur dengan fasilitas yang ada di Agrowisata
Kampung Kakao.
Bagi yang ingin wisata ke Sulawesi, bertambah destinasi menarik untuk menambah pengalaman tak terlupakan di Agrowisata Kampung Kakao ini.
Suami saya hobi suka banget coklat.. jadi bisa rekomendasiin tempat ini sekalian butuh piknik hehehe
ReplyDeletesemua tentang cokelat.
ReplyDeleteanak saya yg cewek seneng bgt cokelat pasti seneng diajak kemari :)
salam sehat dan semangat Mbak ANi
waw di Sulawesi ya, duhhh itu bagus konsepnya agrowisata teh, hijau dan bis amenikmati langsung produknya, kebun kakao itu bikin adem karena banyak pepohonan yang berderet rapih
ReplyDeleteWaah keren...keren. Sebagai chocolate addict saya bangga dengan Indonesia.
ReplyDeletekalo ingat kebun cokelat, jadi kebayang iklan Koko Cr*nch waktu muda :)
ReplyDelete*Yang cowo ga peka, yang cewe gengsi. Gitu aja terus sampe ladang gandum dihujani meteor coklat dan jadilah koko k*unch
wkwkkwkw
btw, yang galeri itu penasaran bu, pengen liat koleksinya kayak gimana, kebetulan saya juga penggemar cokelat...
Saya pecinta cokelat. Rasanya belum afdol kalo belum lihat langsung tempat ini. Hmm...
ReplyDeleteWaaah sedih banget Mbak Ani, kok Indonesia ngga muncul sebagai penghasil coklat, tapi negara lain yang jelas2 ngga punya puun coklat malah disebut sebagai penghasil. Hiks.
ReplyDeleteSuka banget niy sama coklat. Seneng banget kalau bisa dapat edukasi juga masalah percoklatan.
Coklat, siapa yang tak suka? kayaknya yang aku temui sih, penggemar coklat tak kenal umur.
ReplyDeleteAku sudah mulai mengurangi konsumsi susu, tapi coklat, selalu menggodaku hehehe
Wah aku selalu suka cokelat, makasih infonya teh
ReplyDelete