Saya masih merasakan
sewaktu SD saya tak sabar ingin cepat-cepat memasuki kelas 3, hanya karena
ingin segera memakai pulpen saat menulis. Melihat paman dan bibi yang menulis
empuk di kertas memakai pulpen seperti besar sekali prestige nya. Apa lagi ketika melihat orang tua memakai pulpen
bukan sekadar untuk menulis. Tetapi mereka menggunakan juga sebagai aksesories
di saku bajunya.
Memasuki kelas 3 SD,
akhirnya saya dan teman-teman sekelas diizinkan memakai pulpen untuk menulis.
Karena kami sudah terhitung mampu menggunakan pulpen. Saya saking senangnya,
hampir sering mengganti buku catatan yang cepat habis karena kegemaran menuliskan
apa pun di dalam buku selain pelajaran sekolah. Bereksplorasi dengan
ganti-ganti model tulisan tangan. Dari mulai huruf cetak sampai huruf tegak
bersambung. Percaya diri sekali. Dan ini berkat pulpen.
Cerita pulpen memasuki
usia dewasa, dari kuliah sampai sudah jadi ibu-ibu saya ke mana pun selalu
membawa pulpen dan catatan. Dua benda ini menurut saya adalah nyawa ke dua juga
selain handphone. Dalam tiap
kesempatan, jika ada sesuatu yang penting saya suka mencatat konvensional. Tak
cukup foto, rekam atau ketik di gadget. Menurut saya, hal menyelamatkan itu
adalah pulpen. Kalau spontan merekam dalam catatan, tak akan pernah kehilangan moment.
Contoh peran pulpen
yang membuat saya mendapatkan pekerjaan adalah ketika lulus kuliah, saya
main-main ke kantor Depnaker. Kalau sekarang Disnaker ya. Di sana saya ketemu
Pak Darmawi Honggo, baru meninggal sebulan lalu. Alm di Depnaker sedang training beberapa calon karyawannya
untuk perusahaan jasa di Jakarta. Lalu, saat Alm di tempat foto copy, tidak
membawa pulpen. Kebetulan saya yang berada di situ meminjamkan pulpen yang saya
bawa. Beliau sangat berterima kasih .
Alm Pak Honggo saat itu
bertanya mengapa saya nongkrong terus di kantor Depnaker, lalu saya bilang, kalau
saya baru lulus kuliah dan sedang mencari lowongan pekerjaan sesuai pendidikan
Akuntansi. Alm kelihatan buru-buru lalu memberikan no hp yang dituliskan di
buku yang saya bawa. Katanya jika butuh informasi pekerjaan, bisa
menghubunginya kapan saja.
Saya saat itu kurang
tertarik karena ingin kerja di Bandung saja dekat keluarga. Bekerja di Bandung
beberapa tahun kurang menantang. Saat bosan, saya beres-beres buku di lemari
dan menemukan catatan no HP Pak Honggo di sana. Dengan pertimbangan kerja di
Bandung kurang menantang, saya hubungi Pak Honggo dan terjadi deal kerja di
Jakarta. Langsung ditempatkan menjadi Akunting. Dan saya tak pernah lupa,
benang merah semua ini adalah karena pulpen saya.
Pulpen bukan sekadar
pencatat tapi juga prestige dan
menunjukan identitas pemiliknya. Saat networking
akan menonjol kepribadian yang smart jika tersemat pulpen dalam saku atau di
mana pun ditaruhnya pulpen tersebut.
Pulpen juga
mencerminkan minat pemiliknya. Kalau dulu, pulpen itu terlihat kaku, terkesan
resmi dan bayangannya hanya digunakan untuk hal-hal resmi. Semakin bergeser,
pulpen punya kelas tersendiri terutama di kalangan generasi muda. Pulpen
sekarang banyak corak dan pilihan. Bisa menjadi ajang gaya hidup yang fun.
Marvel Century II |
Century II Captain America |
Century II Iron Man |
Century II Spiderman |
CROSS produsen pulpen
yang mengeluarkan produk-produk berkualitas ini selalu berinovasi memenuhi
kebutuhan konsumennya. Seperti sekarang ini. Produsen Pulpen dari Amerika ini
mengeluarkan seri CROSS MARVEL SUPER HERO Special Edition Collection. Ada 3
Super Hero yang mewarnai pulpen anti macet dan anti bocor ini. Spiderman,
Captain America dan Iron Man. Ketiga karakter ini menjadi penghias pulpen CROSS
yang terlihat mewah dan fun.
Tech II Captain America, IronMan, SpiderMan |
CROSS MARVEL punya
tempat tersendiri, menjadi salah satu barang mewah yang memberi suntikan
semangat dengan cara fun bisa pilih
tipe-tipe nya. Hadiah yang cocok selain menyenangkan orang lain, menghadiahi
pulpen juga akan memberi efek sugesti kemajuan karir atau pendidikannya.
Percaya deh, saya mengalami hal itu.
Teh, itu selain pulpen biasa, juga sekaligus smart pen buat screen gadget ya?
ReplyDeleteiya ada stylusnya (bantu jawab) hehe
DeleteBagus bagus pulpennya. Aku jadi pingin nulis kisahku tentang pulpen juga baca tulisanmu te
ReplyDeletePulpennya mauuuuu dong! Satu aja teh, yang merah :) Keren banget!
ReplyDeletebukanbocahbiasa(dot)com
Meski jaman udah digital...pulpen tetep kepake kok...
ReplyDeleteSubhanallaah. Pulpen ternyata bisa sangat berperan ya Teh. Belum pernah punya cerita yang semonumental cerita teh Ani sih tentang pulpen. Tapi saya inget juga dulu memang belum dibolehin pakai pulpen waktu masih baru belajar menulis. :D
ReplyDeleteSaya baru tau juga rupanya cross sudah lama menekuni industri pulpen.
ReplyDeleteHasilnya pun terbilang sempurna dengan ragam pilihan sesuai kebutuhan dan kemampuan.
Dan tongkat ajaib itu sekarang menjelma menjadi sebuah pulpen teh Ani.
Saya baru tau juga rupanya cross sudah lama menekuni industri pulpen.
ReplyDeleteHasilnya pun terbilang sempurna dengan ragam pilihan sesuai kebutuhan dan kemampuan.
Dan tongkat ajaib itu sekarang menjelma menjadi sebuah pulpen teh Ani.
Bener banget..
ReplyDeletesaya setuju dengan tulisan diatas, mantep deh, terima kasih sudah boleh mampir dan terima kasih
Pulpennya lucu-lucu
ReplyDeleteIya sih sekarang pulpen bukan sekadar untuk nulis tapi bisa buat investasi. Banyak loh kolektor pulpen mahal.
kalo tongkat zaman dulu bisa buat sulap dan sihir, sekrang tuplen juga bisa buatsihir, yaitu menyihir hati dengan tulisan dan puisi indah, hehehe
ReplyDelete"Saya masih merasakan sewaktu SD saya tak sabar ingin cepat-cepat memasuki kelas 3, hanya karena ingin segera memakai pulpen saat menulis. Melihat paman dan bibi yang menulis empuk di kertas memakai pulpen seperti besar sekali prestige nya. Apa lagi ketika melihat orang tua memakai pulpen bukan sekadar untuk menulis. Tetapi mereka menggunakan juga sebagai aksesories di saku bajunya"
ReplyDeleteIni saya banget Mbaaak... hahaha.....
Pulpen CROSS MARVEL SUPER HERO bagus bangeeeeettttt.... @_@ pengen punyaaaa....
saya setuju dengan artikel ini mbak
ReplyDelete