Wayang, seni budaya
Indonesia yang tercatat di The World of Heritage UNESCO. Indonesia pun menjadi
Ketua Paguyuban Wayang Asia Tenggara. Patut bangga dan setiap ke luar negeri
kita orang Indonesia tak akan pernah kehabisan bahan untuk menceritakan budaya
negeri ini. Karena dari wayang pun, banyak jenisnya.
Ada Wayang Kulit,
Wayang Golek, Wayang Orang dan baru-baru ini ada Wayang Listrik. Saya pun baru
tahu tentang Wayang Listrik setelah menghadiri acara Wayang for Student di Museum Nasional (24/11) yang merupakan salah
satu program Bakti BCA untuk mengedukasi generasi muda agar mengenal wayang dan
ikut melestarikannya.
Era digital semakin
menggerus minat generasi muda terhadap budaya negeri sendiri, arus informasi
dan hiburan yang melenakan semakin digemari kawula muda masa kini. Lupa dengan
budaya sendiri yang sebenarnya lebih bermakna dan menarik untuk dinikmati.
Saya jadi ingat masa
kecil saya, sering mendengar cerita Wayang Golek dari kaset yang diputar di
radio tape. Karena keluarga saya gemar mendengarkan dongeng dan cerita wayang
di rumah. Daya imajinasi saya jadi tinggi, membayangkan tokoh-tokoh yang
berdialog seru seperti Si Cepot, Dawala, Si Gareng, Semar serta lain-lainnya.
Masa itu memang masih belum sederas sekarang hiburan melalui televisi atau
gadget tapi saya cukup menikmati cerita wayang di radio tape tersebut sambil
berkumpul dengan keluarga.
Tak hanya itu, moment begadang bersama keluarga besar dan tetangga saat hajatan saudara atau tetangga yang menanggap wayang semalam suntuk pun menjadi hal menyenangkan buat kami saat itu. Sekarang banyak yang tertarik menanggap organ tunggal dibanding wayang.
Maka, inisiatif PT. Bank
Central Asia Tbk dalam menggelar Wayang in The City mengangkat Wayang for
Student ini sangat pas. Bisa langsung menyasar ke anak-anak muda untuk
memperkenalkannya. Event ini dihadiri 600 pelajar dari 6 SMP dan 6 SMU dari
Jakarta dan sekitarnya. Kegiatan mereka selain menyaksikan talkshow terkait
wayang, ada aktivitas belajar Tari Kecak, mengenal tokoh-tokoh wayang dan
mengikuti kompetisi Vlog berdurasi satu menit terkait wayang.
Para Pelajar belajar Tari Kecak |
Sambutan Suwignyo Budiman, Direktur PT Bank Central Asia, Tbk |
Direktur BCA, Suwignyo
Budiman mengatakan bahwa generasi muda adalah pewaris budaya bangsa yang
diyakini dapat melestarikan pewayangan Indonesia melalui karya dan menikmati
pagelarannya. Oleh karena itu, generasi muda wajib didorong untuk merasa
memiliki dan bangga terhadap budayanya sendiri.
Wayang perlu
dilestarikan, bahkan dimasukan dalam kurikulum sekolah karena budaya ini
mengandung filosofi dan estetika. Menjadi dalang, merupakan aktivitas
multiperan karena dalang bisa menjadi sutradara sekaligus pemain. Ini sangat
melatih koordinasi. Dan menuntuk serba bisa sehingga bisa belajar segala hal.
Selain itu, wayang tak
sekadar media hiburan, wayang juga berfungsi sebagai media penyampai dakwah,
transfer ilmu pengetahuan dan penyampai pesan. Tokoh-tokoh wayang pun bisa
dipelajari lebih dalam karena beberapa tokoh punya karakter cerdas, misalnya
Gareng, walaupun mukanya kurang menarik tapi punya filosofi kehidupan yang
kuat, Semar yang bijaksana dalam setiap tutur kata dan keputusan-keputusannya
serta Abimanyu seorang pemimpin cerdas dan beraani. Tak hanya itu, tokoh wayang
Gatot Kaca pun menjadi simbol kepahlawanan Indonesia yang berani membela
kebenaran.
Pertunjukan Wayang Listrik |
I Made Sidia dari Bali
mengungkapkan bahwa pagelaran wayang agar disukai oleh generasi masa kini,
harus ada inovasi yang menyesuaikan. Misalnya, dalam penuturan bahasa tidak
terlalu baku, pakai bahasa gaul tidak masalah asal tidak berlebihan dan tidak
mengaburkan makna. Selain itu, bisa ditambahkan tokoh lain yang familiar di
telingan generasi muda. Misalnya Gatot Kaca melawan Power Rangers atau The
Hulk. Jadi lebih seru dan masuk di era generasi sekarang.
Wayang Listrik yang
dipopulerkan I Made Sidia, disambut baik sampai dunia. Bahkan dinobatkan
sebagai The Best Performance dalam
sebuah pagelaran tingkat internasional yang diselenggarakan UNESCO dan pernah
menampilkan karyanya di Opera House Australia.
Sangat menarik. Saya
beruntung menyaksikan pertunjukan Wayang Listrik di acara Wayang in The City ini. Wayang Listrik dimainkan sama seperti jenis
wayang lainnya, tak mengubah teknik dan filosofi dasarnya. Hanya, Wayang
Listrik sebagian besar menggunakan alat moderen.
Layar untuk pertunjukan
Wayang listrik tetap putih dan lebih lebar, di belakang layar ada panggung
khusus buat dalang. Dalang yang memainkan pertunjukan Wayang Listrik biasanya 7
orang dan bergantian memainkan macam-macam tokoh. Para Dalang bergantian
memainkan sesuai skenario dengan bantuan alat gerak skateboard agar bisa leluasa bergerak dengan luwes. Permainan musik
dan bahasa pun disesuaikan sehingga penonton asyik menontonnya dan wisatawan
mancanegara bisa menikmati alur cerita dengan baik.
Teknologi Wayang
Listrik yang atraktif dan hidup membuat saya terpukau dan menonton hingga
cerita selesai. Rasanya ingin sekali menontos satu episode lagi. Saya yakin
pertunjukan Wayang Listrik bisa menjadi jalan untuk kawulan muda mencintai dan
melestarikan wayang bahkan menikmatinya.
Saran ya, Teh Ani, pasangin video pertunjukan Wayang Listrik-nya ya. Sebab saya bingung apa bedanya Wayang Listrik dengan show wayang biasanya. Apakah mereka pakai lampu? Atau ada hal lain yang membuatnya istimewa?
ReplyDeleteAku gagal melulu unggah video, nanti dicoba lagi ya :)
DeleteWah seru lombanya, bikin kita lebih peduli pada wayang dan budaya Indonesia lainnya
ReplyDeleteIya harusnya lebih digalakkan lagi ya :D
DeleteInovasinya kreatif, saya sendiri bujan penikmat wayang. Tapi ikutan senang sanang ketika wayang dilestarikan.
ReplyDeleteBahkan ada bos dikantor yg pernah sekolah pewayangan menceritakan pengalamannya waktu itu dan sempat menyaksikan beliau menjadi dalang sebuah keseruan tersendiri
sebagai pencinta wayang, acara ini bener2 luar biasa bagi saya :)
ReplyDeletesalut sama BCA yang sukses mengenalkan kebudayaan negeri ini kepada 600 pelajar di Jabodetabek...
apalagi, dengan menyelenggarakan wayang listrik yang merupakan inovasi terbaru karya anak bangsa
keren ini inovasinya. Semoga semakin banyak anak muda yang mencintai wayang :)
ReplyDeleteWah saya juga baru tau wayang listrik dari tulisan Teh Ani ini. Inovatif. Semoga generasi muda terus menelurkan karya-karya positif.
ReplyDeleteKemarin aku nonton wayang orang di solo, keren tapi agak membosan kan, mesti di ubah sedikit lebih modern dan kekinian jad mix gitu
ReplyDeleteAku suka kesenian tradisional sejak kecil, lebih banyak baca komiknya, sesekali nonton pentas panggungnya juga.
ReplyDeletesalut juga ada yang menginisiasi edukasi generasi muda mengenal wayang
Bagus tuh acaranya.
ReplyDeleteMengenalkan sekaligus melestarikan budaya Indonesia.