Tahun 2011, sebulan
setelah reuni SMA, adik teman saya menelepon bahwa kakaknya yang merupakan
teman SMA saya itu meninggal. Terkejut, karena usianya saat itu masih 33 tahun
dan saat reuni, alm kelihatan segar bugar bahkan sepulang reuni, kami hang out
dan karaoke di sebuah mall besar di Bandung. Adik alm menjelaskan dengan
terisak-isak, bahwa kakaknya meninggal karena sakit Diabetes Tipe II.
Alm teman saya tersebut
bekerja sebagai polisi intel di setiap event besar, jadi di sana alm sering
minum minuman kemasan dan kopi dalam jumlah banyak karena memang itu
kesukaannya. Ditambah lagi merokok bak cerbong kereta api yang tak putus-putus.
Berhenti merokok jika sedang mandi dan tidur saja. Adik alm memberikan
penjelasan ke saya dari hasil penjelasan dokter yang menanganinya sebelum
meninggal.
Dari kejadian itu, saya
menjadi lebih waspada dan gencar mencari tahu dari berbagai sumber tentang
penyakit mematikan ini. Tanggal 14 Nopember 2016 lalu, pada Hari Diabetes
Sedunia, Kemenkes mengadakan talkshow bertema “Eyes On Diabetes” dengan
Narasumber Prof DR Dr Agung Pranoto, Mkes, SpPD, K-EMD, FINASIM dan Dr Lily
Sulistyowati dari Kemenkes. Dari acara ini, saya semakin paham dan tercerahkan
tentang penyakit diabetes yang kadang kurang terdeteksi jika tidak memeriksakan
kesehatan secara rutin.
Diabetes adalah
penyakit yang timbul akibat peningkatan kadar glukosa darah di atas nilai
normal. Diabetes terbagi dua, yakni Diabetes Tipe I yang disebabkan berhentinya
tubuh memproduksi insulin karena perusakan sel pankreas. Biasanya terjadi pada
anak-anak. Sedangkan Diabetes Tipe II bentuknya lebih umum dan 90% terjadi pada
orang dewasa tapi baru-baru ini terjadi pada anak dan remaja yang kurang
aktivitas fisik dan mengalami obesitas.
Mirisnya, di Indonesia
penyakit Diabetes merupakan penyakit mematikan nomor 3 menurut Data Sample Registration
Survey (SRS) 2014 dengan persentase 6,7% setelah Stroke 21,1% dan Jantung
Koroner 12,9%. Menempati peringkat ke 7 Dunia setelah China, India, Amerika
Serikat, Brazil, Rusia dan Meksiko.
Melihat data dan fakta
tersebut, Kementerian Kesehatan RI bertindak cepat dan terus sosialisasikan
edukasi tentang penyakit diabetes ini. Diabetes perlu diwaspadai karena
terbukti menurunkan kualitas hidup dan penyebab kematian dini.
Menurut Dr.Agung,
penyakit diabetes yang tidak terdeteksi dan tidak terkontrol, akan
mengakibatkan komplikasi ke penyakit jantung koroner, kebutaan karena menyerang
retina, gagal ginjal dan amputasi tubuh bagian bawah. Karena lama-lama,
penyakit diabetes yang didiamkan akan merusak organ-organ penting dalam tubuh.
Seperti pankreas, ginjal, jantung, penyumbatan pembuluh darah dan lain-lain.
Masyarakat dapat
memulai perhatian dengan mengetahui pemicu terjadinya Penyakit Diabetes ini.
Misalnya:
Usia, setelah 40 tahun di mana aktivitas fisik menurun dan kurangnya masa otot berpotensi terkena diabetes.
Kegemukan dan Obesitas, Semakin besar lemak dalam tubuh semakin kecil pula sel terhadap insulin yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam tubuh.
Aktivitas fisik yang kurang, Dokter Lily menjelaskan, bahwa untuk beraktivitas fisik, tak harus melakukan olah raga full di lapangan atau lari keliling komplek. Pada saat duduk, memasak atau mandi pun bisa berkesempatan sambil olah raga. Misalnya, ketika duduk sambil menulis atau di belakang meja kerja, bisa sambil gerak-gerakan kaki dan sesekali tangan. Kalau bisa, untuk mengambil minum atau makanan tak harus minta bantuan office boy atau asisten. Biarkan tubuh bergerak. Dokter Lily juga merekomendasikan agar setiap hari kita bisa melakukan aktivitas fisik sedikitnya 30 menit dalam sehari.
Diet Tidak sehat dan mengonsumsi kaya kalori, lemak jenuh, gula dan rendah serat.
Tekanan darah tinggi
Perempuan yang mengalami diabetes selama kehamilan
Kasus Diabetes Tipe II
ini, dapat dicegah dengan menjalankan Metode CERDIK berikut ini:
- Cek kesehatan secara berkala, tes glukosa darah dan kadar HbA1c secara teratur
- Enyahkan asap rokok baik secara aktif atau pasif. Penggunaan tembakau kunyah pun tidak disarankan.
- Rajin aktivitas fisik dengan melakukan aktivitas yang banyak gerak minimal 30 menit sehari selama lima kali dalam seminggu
- Diet sehat dan seimbang, mengonsumsi 3-5 porsi buah dan sayuran setiap hari. Kurangi asupan gula, garam dan lemak jenuh.
- Kelola Stres, Jadikan hidup tidak rumit, banyak cari hiburan dan penyegaran dengan gaya hidup sehat dan lalui kebersamaan dengan orang-orang yang dicintai agar selalu senang hati.
Masyarakat juga harus
sadar dan mau cari tahu tentang sebab akibat penyakit diabetes ini, mau
menghadiri berbagai forum edukasi kesehatan dan mau menjalankan gaya hidup
sehat. Bagi masyarakat yang sudah mendapatkan ilmu tentang penyakit diabetes,
bisa membagikan kembali kepada teman, keluarga dan orang-orang di
sekelilingnya.
Jangan percaya mitos berikut ini
Dengan demikian,
masyarakat umum dan pemangku kepentingan yang sama-sama bergerak dalam sosialisasi
dan edukasi penyakit Diabetes bisa membantu pemerintah dalam menurunkan angka
penyakit ini.
Jika Penyakit Diabetes
dapat dicegah, kualitas hidup Bangsa Indonesia pun akan produktif dan banyak
memunculkan Sumber Daya Manusia andal untuk kemajuan bangsa.
Siap mencegah dengan CERDIK teh... Makasih infonya...
ReplyDeleteMakasih udah mampir Mas :)
DeleteGaung pencegahan diabetes semakin kencang di mana-mana. Semoga hal ini bisa mengedukasi banyak masyarakat.
ReplyDeleteTFS, teh Ani.
Sami2 Mba, semoga bermanfaat :)
DeleteTerima kasih sudah diingatkan untuk waspada, Eda. Suka minum kopi sachet-an nih.
ReplyDeleteAda faktor turunan juga yaaa
ReplyDeletesalah satu silent killer ya teh Ani. Kayanya sekarang sih memang penyebabnya bukan melulu faktor keturunan ya, pola makan juga menjadi pemicu
ReplyDeleteInformasi yang bermanfaat. Penderitanya semakin muda usia. Benar-benar harus CERDIK supaya sehat.
ReplyDeleteDiabetes emang serem. Langsung cek kesehatan ah
ReplyDeleteAlhamdulillah, sudah rajin senam dan mengurangi gula
ReplyDeleteDiabetes harus dilawan sekarang juga biar tidak lebih merajalela
ReplyDeleteMenjaga pola makan dan hidup sehat memang penting untuk mencegah diabetes ya?
ReplyDeleteJadi takut. Kelebihan berat badan juga bisa jadi pemicunya, ya?
ReplyDeleteHarus rajin olahraga nih
ReplyDeletePola hidup, pola makan dan pola pikir juga eprlu diubah ya, teh. Supaya hidup yang berkualitas dan mendapatkan hidup yang kuantitas.
ReplyDeletefaktor keturunan juga kayanya emang pengaruh si & setahu saya biasanya nyilang, kalau ibu turunnya ke anak laki, tapi kalau anaknya perempuan semua gimana yah?
ReplyDeleteTapi bener si soalnya sy kenal beberapa orang yg ibunya diabet, terus anak laki2nya juga diabet