Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral (KESDM) mengadakan Temu Netizen ke-7 di Bandung pada 23-24
September 2017. Saya berkesempatan mengikuti acara yang rutin digelar ini.
Acara berlangsung di
Museum Geologi Bandung dengan mengundang Netizen dan Blogger dari Kota Bandung
dan Jakarta. Menurut Ibu Dian Lorensa, perwakilan Biro Klik dalam sambutannya
mengatakan bahwa Temu Netizen ke-7 ini merupakan rangkaian acara Hari Ulang Tahun
Pertambangan dan Energi ke-72 jadi sangat tepat jika diadakan di Museum
Geologi.
Rangkaian acara HUT
Pertambangan dan Energi ini sudah berlangsung sejak 11 September lalu dengan
berbagai acara yang mengedukasi dan puncaknya akan berlangsung pada 28 September
2017 di Jakarta Convention Center.
Ibu Dian Lorensa
perwakilan dari Biro Klik menyambut peserta Temu Netizen dengan hangat dan
mengemukakan maksud diselenggarakannya acara ini di Museum Geologi. Selain
untuk mempererat silaturahim dengan netizen Bandung juga membaurkan netizen
yang setia di acara ESDM baik dari Jakarta maupun Bandung.
Laci-laci tempat menyimpan bebatuan yang telah teridentifikasi |
Sebagian koleksi batu |
Fosil babi rusa dalam pengerjaan rekonstruksi |
Salah satu pojok ruang data entry |
Kami pun diajak
menengok dapurnya Museum Geologi. Momen ini tidak semua orang bisa mendapat
kesempatan ini lho! Beruntung sekali kami diajak melihat penyimpanan berbagai
koleksi fosil dan bebatuan dari zaman purba yang ditemukan dari seluruh tempat
di Nusantara.
Bebatuan yang saya tahu
selama ini hanya batu-batuan biasa, batu apung dan granyt tapi di museum ini begitu
banyak macam dan bentuknya. Bahkan ada batu yang hanya terdapat di Indonesia
dan Brasil.
Kami pun diajak ke
ruangan tempat penyimpanan berbagai batu dalam laci-laci di sebuah ruangan.
Menurut Pak Makmur yang memandu kami, bebatuan itu sebelumnya diidentifikasi
dulu sebelum disimpan.
Selain bebatuan, kami
pun menengok tempat reprasi dan penyusunan replika kerangka fosil binatang
purba. Seperti Dinosaurus, Mamooth, Kura-Kura raksasa, Gajah, Babi Rusa, Ikan
Gurame dan masih banyak lagi.
Menurut Pak Makmur,
pekerjaan rekonstruksi rangka fosil dan pekerjaan-pekerjaan lainnya di museum
ini memerlukan dedikasi tinggi dan hal ini susah untuk diregenerasi. Banyak
anak muda yang kurang tertarik karena beberapa faktor. Misalnya karena tingkat
kesulitan yang tinggi, memerlukan ketelitian yang akurat dan pekerjaan tersebut
tak sebanding dengan honor yang didapatkan.
Menurut Pak Makmur,
kondisi ini berbeda dengan di luar negeri yang menjadikan museum sebagai salah
satu hal terpenting dalam kehidupan berbangsa.
“Di luar negeri, museum
sudah menjadi agenda wajib yang dimaksimalkan oleh pemerintahnya sehingga untuk
sumberdaya manusia, infrastruktur dan semua anggaran akomodasi termasuk gaji benar-benar
diperhatikan dengan baik.” Ujar Pak Makmur.
Mendengar paparan Pak
Makmur, saya sangat memaklumi keadaan ini. Semoga pemerintah dan masyarakat
segera bersinergi untuk memecahkan masalah ini agar generasi muda tinggi
minatnya terhadap museum termasuk pada pekerjaannya. Terbayang bagaimana
jadinya jika regenerasi tidak terjadi?
Biaya operasional untuk
rekonstruksi fosil ini memang tak sedikit, belum lagi infrastruktur serta
sumberdaya yang dibutuhkan sangat jarang yang sesuai kompetensi. Semoga ada
solusi terbaik agar museum tetap terpelihara dan koleksinya semakin bertambah
serta berkualitas.
Jangan sampai Museum
hanya ada sebagai gugur kewajiban. Tapi harus menjadi salah satu fundamental
kehidupan sehingga memahami sejarah dengan baik untuk memperoleh kehidupan masa
depan yang jauh lebih baik. Untuk kehidupan masyarakat juga lingkungan
sekitarnya.
Saya takjub sekali
melihat fosil kepala gajah berusia 200 Juta tahun, terlihat begitu besarnya dan
rahangnya memperlihatkan geligi yang superjumbo.
Menurut salah satu
pekerja yang bertugas untuk data entry
di sana, Museum Geologi ini banyak dikunjungi mahasiswa dari Jerman, Belanda
dan lain-lain untuk penelitian. Betapa banyak manfaatnya ya, untuk peradaban
dunia?
Oman Abdurrahman |
Selesai mengunjungi
dapur museum, kami kembali ke aula untuk mendengarkan paparan Pak Oman
Abdurrahman, ketua Museum Geologi Bandung. Kami memperoleh wawasan sejarah pertambangan
dan energi, bahkan Kementerian ESDM terbentuk berawal dari Museum Geologi ini.
Pak Oman mengemukakan
bahwa kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari penggunaan hasil tambang dan
energi yang diolah, misalnya lampu dan listrik, gas bumi, peralatan rumah
tangga hingga peralatan militer dan lain sebagainya.
Di Indonesia, tambang
batubara tertua ada di Rejanglebong Bengkulu, untuk timah ada di Bangka
Belitung dan panas bumi terbesar di Kamojang Jawa Barat. Semua ini menjadi
komoditi sangat tinggi.
Sejak 1850, Indonesia
sudah populer di kalangan ilmuwan Eropa karena banyak fosil yang yang menjadi
objek penelitian serta penemuan tambang yang berpotensi tinggi.
Mencengangkannya lagi, menurut Pak Oman, timah yang dipakai untuk menembak
Presiden Kennedy berasal dari Bangka Belitung. Luar biasa!
Kontribusi tambang dan
energi untuk Indonesia pun begitu besar dari tahun ke tahun. Terlihat dari
tabel yang di-share Pak Oman berikut ini.
Kontribusi Sektor Migas, Pertambangan dan Panas Bumi Thd 2012-2017 |
Nicko Albart |
Selanjutnya, Pak Nicko Albart dari PT Bukit Asam sharing kinerja pertambangan PT.Bukit Asam yang mengusung Go Green. Setiap proses kerjanya selalu memerhatikan lingkungan supaya tetap terjaga. Kegiatan menanam pohon menjadi agenda rutin di sekitar pertambangan dan semua bahan dapat didaur ulang serta dibuat ramah lingkungan.
PT.Bukit Asam yang
mempunya tiga prinsip, Profit, Planet dan People ini mempunyai portfolio usaha
Batubara, Pembangkit dan Crud Palm Oil (CPO).
Pak Nicko juga
menginformasikan bahwa PT.Bukit Asam melakukan program Corporate Social Responsibility (CSR) nya mencakup pendidikan,
pemberdayaan ekonomi masyarakat dan merawat lingkungan.
“PT.Bukit Asam sangat concern dengan lingkungan sekitarnya,
dalam setiap pekerjaan selalu diperhatikan detailnya agar selalu ramah
lingkungan.” Kata Pak Nicko.
Menjelang akhir
rangkaian acara, kami mewujudkan kepedulian terhadap saudara-saudara di Bali
dalam status “awas” Gunung Agung dengan viralkan hashtag #GunungAgungAwas di
Twitter. Semoga saudara-saudara kita di sana selalu dilindungi Nya. Aamiin.
Penutup acara, setelah
makan malam dan sholat, kami mengikuti “Night At The Museum” Mengejutkan,
masyarakat Kota Bandung termasuk anak-anak antusias sekali mengikuti acara ini.
Saya kira museum sudah menurun pamornya tapi melihat ini, saya senang sekali.
Senang banget kalau lihat anak-anak suka ke museum.
Lebih seru karena kami
mengunjungi museum dalam kegelapan yang hanya disinari lampu senter yang tak
seberapa terang. Jika ke sini Cuma satu dua orang pasti merinding tapi ini
tidak karena ramai.
Saya bersama fosil gading mamooth usia 1 juta tahun dan kura-kura raksasa |
Fosil Tulang gajah berusia 200 Juta tahun sedang direkonstruksi |
Fosil babi rusa sedang diperbaiki |
Dalam Museum |
Nobar Film Perjuangan di halaman museum |
Di luar museum ada
layar tancap yang menampilkan film perjuangan dan sejarah tambang di Indonesia.
Anak-anak menonton sambil lesehan. Di sana juga ada performance band serta bazaar. Seru!
Booth Kementerian ESDM
juga tak kalah ramai di lantai dua. Ada panduan sejarah yang bisa dipelajari
dan photo booth tiga dimensi yang instagramable. Koleksi bebatuan dengan
identifikasi yang detail serta kerangka fosil yang terpajang, mengundang rasa
ingin tahu pengunjung lebih dalam.
Banyak sekali hal
berharga dari acara Temu Netizen ke-7 ini. Saya juga menjadi tergugah untuk
sosialisasikan betapa pentingnya museum sebagai sarana penyelusuran sejarah
bangsa serta peradaban masa lalu yang dapat menjadi pelajaran untuk kehidupan
masa sekarang.
“Di luar negeri, museum sudah menjadi agenda wajib yang dimaksimalkan oleh pemerintahnya sehingga untuk sumberdaya manusia, infrastruktur dan semua anggaran akomodasi termasuk gaji benar-benar diperhatikan dengan baik.” Ujar Pak Makmur.
ReplyDeletesetuju ya bu. kebetulan, saya sering #HalanHalan ke museum.
suatu kehormatan bisa ikutan ke Museum Geologi bersama Kementerian ESDM :)
btw, masih terbayang gading mamooth yang panjangnya segitu. itu baru gading, gimana mamoohtnya secara keseluruhan ya? raksasa banget...
Senangnya bisa melihat lebih dekat museum geologi di Indonesia, pengen juga bisa berkesempatan datang langsung deh.
ReplyDeleteIni museum yang ciamik dan koleksinya itu yang sangat menarik wisman utk neliti lebih jauh. Hewan-hewan masa purbakala ada banyak dan sumber bahan tulisan yang ga akan perrnah habis. Ini salah satu museum terbaik yang dipunyai Indonesia.
ReplyDeleteSetuju banget Mas Jun. Menurut saya juga, ini salah satu museum terbaik di Indonesia. Selain tertata rapih, ruang-ruang pamerannya didesain secara interaktif. Juga penampakannya tidak membosankan. Tidak heran kalau antusias masyarakat yg berkunjung pun tinggi.
DeleteFosil kurakura raksasanya besar bgt ya, hampir seukuran dgn mbak ani berta.
ReplyDeleteSeru! :D Banyak fosil
ReplyDeleteTempatnya asyik banget ya? :D
ReplyDeletepernah beberapa kali ajak anak-anak ke museum ini dan mereka suka. Tapi belum pernah cobain Night at Museum. Kelihatannya menarik banget :)
ReplyDelete