pic: pixabay.com |
Berapa banyak waktu
yang tercecer untuk hal yang sia-sia? Kalau saya mengaku saja, banyak!
Contohnya, ketika ingin menulis konten untuk blog atau portal tertentu, kesalahan
saya adalah selalu menyambi nengok sosial media atau sambil stalking sosial media orang lain.
Tujuannya sedikit refreshing dari kejenuhan menulis 1000 kata. Tapi malah
keterusan dan nagih. Sehingga lupa tugas utama. Tentu saja ini menjadi candu.
Efek terlalu sering kepo-in sosmed orang lain, hati setegar
ngarai sianok pun tetap baper ujung-ujungnya. Membandingkan dengan keadaan
orang lain dan sebagainya. Sibuk menilai orang lain dan akhirnya lupa diri.
Tidak menjadi diri sendiri dan capek baper. Yap. Itu realita.
Mau berdalih bagaimana
pun hati kecil sejujurnya punya perasaan yang sama kan? Ya iyalah sama manusia,
punya organ sama setidaknya lebih kurang seperti itulah keadaannya. Cuma
kadarnya saja yang beda.
Beruntung kewarasan
saya masih terjaga. Ternyata masih banyak hal yang lebih penting untuk
diperhatikan dan dipikirkan dibanding stalking sosial media orang lain yang
membuat waktu terkuras. Mirisnya lagi, waktu tersebut tak akan pernah kembali
lagi.
Bergegas saya evaluasi
diri. Dengan mengurangi aktivitas di luar rumah agar pikiran dan fisik
istirahat sejenak dan tidak membaca sesuatu yang saya rasa tak ada kepentingan
langsung terhadap hidup saya. Jadi, waktu benar-benar saya manfaatkan untuk
hal-hal berharga.
Langkah yang saya ambil
untuk menebus kesalahan sudah membuang-buang banyak waktu itu saya pakai untuk:
Perbanyak
ibadah, mohon maaf jika dianggap riya. Tapi hal ini tak
dimungkiri saya pribadi memang harus menata ibadah lebih baik lagi.
Memperbanyak shaum sunat, qiyamul lail, silaturahim dan perbanyak menerapkan
poin-poin ibadah dalam segala aspek kehidupan. Bukan sekadar ritual.
Menata
Karya yang tertunda, Sejak 2016, banyak pekerjaan tertunda
dan pekerjaan yang belum saya terima karena terlalu sibuk dengan hal-hal kecil
yang tak terlalu ber-efek besar dalam menambah nilai secara moral maupun
materi. Materi tak seberapa tapi capek dan jenuh berhari-hari.
Justru pekerjaan yang
banyak saya tolak adalah dibutuhkan banyak orang dan bermanfaat langsung.
Misalnya, menjadi editor di sebuah portal pendidikan dan pengisi konten di beberapa
website pemberdayaan perempuan. Tahun ini, harus saya ambil kembali. Ini adalah
titik balik saya dalam berkarya. Artinya, saya harus dapat menyeleksi. Mana
yang patut diambil dan tidak. Agar tidak terlalu random dan lebih fokus.
Banyak
melakukan hal-hal menyenangkan mulai dari rumah,
misalnya, mencoba lagi resep kue, memasak bersama anak, membaca buku-buku yang
numpuk belum terbaca semua dan setelahnya memang memberikan efek rasa senang
serta banyak inspirasi yang masuk. Saya jadi banyak ide juga untuk menulis.
Membuat
blog baru, Pertimbangannya karena saya suka sekali makan dan
jalan walau bukan travel atau food blogger. Artikel tentang perjalanan dan
kuliner komposisinya banyak juga di blog utama saya yang gado-gado. Jadi, tak
ada salahnya saya membuat blog khusus dua kategori ini dengan nama food travel zone. Setiap perjalanan biar
terarsip dengan baik dan lebih rapi.
Selain poin-poin di
atas tentunya melakukan hal yang lebih tepat dalam keseharian. Tidak mudah
baperan dengan sesuatu yang harus dipikirkan sampai diratapi atau dipikirkan
terlalu dalam.
Saya lebih memakai
metode switch. Pada saat ada hal yang
kurang nyaman dan kurang berkenan di hati, biasanya langsung telaah dulu
masalahnya, selesaikan. Lalu beralih ke hal-hal yang membuat hati senang dan
nyaman. Biasanya keadaan cepat membaik.
Sesederhana makan yang
manis-manis seperti cokelat dan es krim atau ngopi di luar biasanya
mengembalikan mood menjadi segar kembali dan semangat kembali melakukan
aktivitas bermanfaat.
Kesimpulannya, ketika
kita sibuk membandingkan diri dengan orang lain, sebaiknya cooling down.
Lihat ke dalam diri, potensi diri, pencapaian yang
telah diperoleh, orang-orang yang respek dan lain sebagainya. Jika kita jeli dengan
sesuatu yang kita miliki dan mensyukurinya, pasti akan semangat untuk
mengembangkannya.
Oh ya, jangan lupa
eliminasi hal-hal yang berbau negatif, sesuatu yang gampang menjatuhkan mood dan
semangat.
“Let’s find the new of
you”
Happy 2018 ya teh...setuju sekali kalau kita harus selalu bersyukur! Segala kelebihan dan kekurangan sejatinya adalah karunia-Nya.
ReplyDeleteSemangaaaatt bangettt aku baca postingan ini teh! Yeayyy!
ReplyDelete--bukanbocahbiasa(dot)com--
Sepakat. Disyukuri dan dikembangkan. Kalau sudah berkembang jangan lupa bagi-bagi teh, biar kembangnya tidak jatuh berguguran begitu saja. eeyaa
ReplyDeleteWah, suntikan semangat banget ini, Teh. Segera beralih ke hal-hal yang menyenangkan jika ada sesuatu yang bikin baper atau hal-hal negatif lainnya. Catet banget!
ReplyDeleteThanks for sharing ya, Teh :)
Emang betul banget tuh, Ani, seringnya bunda mengklik blog2 lain sukak bikin keasyikan sampe waktu terkikis abis di situ. Bukan sih utk membandingkan, tp utk membaca apa topik postingan mereka sehingga mampu menulis postingan routinely. Sd hari ini bunda merasa adalah kemajuan dlm penataan tampilan blog karena Paman google juga. Tapi koq ya sepertinya bunda gak pinter2 seeey. Nice posting, Ani.
ReplyDeleteAsikk, jadi blog barunya udah meluncur belum, Teh?
ReplyDeletesaya memutuskan untuk uninstall instagram di hape Teh untuk sementara. Kalau mau posting di Ig via gramblr di laptop. Lumayan membantu saat ini untuk mengurangi baper hahahaha.
ReplyDeletesetuju banget teh memang kalau lagi baper yang buang-buang waktu tuh mending kita Perbanyak ibadah, tapi ibadah memang nggak bisa dikasih waktu sisa, harus dijadwalkan masuk ke dalam list daily activity,.
ReplyDeleteStlh mnikah saya paham bgt metode switch ini kak Ani ��
ReplyDelete