“ Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui
pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat
dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan
kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.”
Bunyi Pasal 28C Ayat 1
UUD 1945 tersebut menegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pendidikan
untuk mendapatkan keahlian yang diinginkan dan keahlian tersebut digunakan
untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kesejahteraannya. Baik secara moral, etika dan
materi.
Melihat kondisi
pendidikan yang belum merata dinikmati oleh semua anak di Indonesia, menjadi
perhatian besar untuk kita semua dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Mengapa
“kita semua?” Ya! Masalah pendidikan adalah tanggung jawab semua pihak. Tidak
harus mengandalkan atau hanya bergantung kepada pemerintah.
Foto: Facebook Dearbloggernet |
Susi Sukaesih (Dok Pri) |
Bagai setetes embun di
kemarau yang menyengat. Susi Sukaesih, SE atau lebih akrab dipanggil Suzie Icus
di kalangan blogger, pemilik blog www.suzieicus.com
ini berinisiatif membuat Sekolah Wirausaha bagi anak-anak putus sekolah dan
anak kurang mampu di Bekasi.
Alhamdulillah saya
berkesempatan melihat secara langsung kegiatan Suzie dan anak-anak didiknya pada
acara #DBNCharityVisit yang diselenggarakan oleh Komunitas Dearblogger.net yang
digawangi Haya Aliya Zaki, Lidya Fitrian dan Dewi Sulistiawaty pada 18 Maret
2018 di Kampus PKBM Ginus ITACO Bekasi. Acara ini juga didukung oleh C2Live
yang selalu mendukung acara blogger dan punya visi misi yang sejalan dalam
meberdayakan blogger dan mendukung berbagai kegiatan sosial.
Tentu moment tersebut adalah kesempatan untuk
menyelami inspirasi dan saya ingin tertular semangat dalam berbagi untuk sesama
di lain tempat dan di lain waktu. Sebelum berangkat, saya sudah banyak
menyiapkan pertanyaan untuk Suzie sang kepala sekolah sekaligus teman blogger
saya ini. Namun, saat menyimak paparannya, saya malah terdiam menandakan
kekaguman dan sebagai ungkapan sikap bahwa saya tak ingin diganggu dengan hal
lain selain ingin menyimak energi positif yang ada.
Awalnya Suzie menjadi
orangtua asuh untuk satu anak didiknya yang putus sekolah lalu berpikir bahwa
masih banyak anak-anak yang membutuhkan uluran tangan supaya bisa tetap
melanjutkan sekolah walau dengan fasilitas yang terbatas.
Lalu, ia mendirikan
Sekolah Wirausaha dengan tujuan, anak-anak tersebut bisa sekolah sambil
memperoleh penghasilan. Karena kondisi anak-anak didiknya berasal dari keluarga
kurang mampu. Yang mana, setiap anak harus membantu orangtuanya bekerja juga.
Pada Juli 2012 sekolah
yang didirikannya bernama SMK ITACO dengan pendidikan berbasis teknologi dengan
jumlah siswa 20 orang. Sempat lima kali pindah tempat, semata untuk memperoleh
kenyamanan dan supaya terus berlanjut kegiatan belajar mengajarnya. Kondisi
tersebut tak menyurutkan semangatnya. Suzie terus mengerahkan upaya hingga
akhirnya memperoleh donatur 40 orangtua asuh dan jumlah siswa pun bertambah.
Hingga tahun ini, Sekolah Wirausaha telah banyak menghasilkan lulusan dan
mendapatkan pekerjaan sesuai bidang yang diambil.
Sekolah Wirausaha tidak
asal memberikan ijazah. Lebih dari itu, semua siswa diharapkan untuk menguasai
keahlian yang diminatinya dengan tujuan setelah lulus dapat mengaplikasikan
kemampuannya dalam pekerjaan yang diminatinya. Makanya, jika berminat sekolah
di sana wajib belajar sedikitnya selama 2 tahun. Ijazah yang didapat adalah
paket B dan C setara SMP dan SMA.
Membekali keahlian
tersebut, para siswa mendapatkan ilmu programming,
wirausaha, desain grafis dan broadasting
yang semuanya bisa diperoleh gratis oleh anak kaum dhuafa, yatim dan piatu.
Keterampilan menjahit (Dok Pri) |
Keterampilan IT (Dok Pri) |
Agar para siswa tenang
dalam menuntut ilmu, Sekolah Wirausaha menerapkan belajar sambil bekerja. Jadi,
mereka dibekali ilmu sambil mengerjakan proyek-proyek pesanan. Misalnya dari
perusahaan atau organisasi yang memerlukan souvenir untuk acara dan lain
sebagainya.
Proyek pertamanya pada
2013 adalah membuat mug printing
berlanjut sampai sekarang dan semakin beragam dari membuat tas, dompet, baju
dewasa, batik anak dan lain-lain untuk keperluan perusahaan-perusahaan yang
memakai jasanya.
Batik anak (Dokpri) |
Tas motif tenun (Dok Pri) |
“Saat ini kami masih
fokus untuk pelayanan ke corporate yang memesan dalam jumlah besar. Tentu saja
ini sangat berkah karena anak-anak menjadi punya kegiatan dan penghasilan.
Rata-rata para siswa per orangnya, memperoleh 500 ribu hingga 1 juta untuk
setiap bulannya. Digunakan untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarganya.”
Kata Suzie.
Untuk pemasaran,
sementara dilakukan “the power of mouth” dan
sosial media Instagram
@Siswawirausaha.Katalog serta melalui e-commerce Shopee siswa.wirausaha atau
bisa memesan langsung melalui WA 08571433250.
Seiring
perkembangannya, saat ini, Sekolah Wirausaha masih membutuhkan volunteer untuk guru pengajar dan membutuhkan
biaya operasional rutin untuk keperluan menggaji guru, membayar listrik,
akomodasi untuk siswa dan lain sebagainya.
“Donatur banyak yang
memberikan sarana dan prasarana sedangkan untuk hal tersebut sudah tercukupi.
Yang kami butuhkan saat ini adalah biaya operasional yang berkesinambungan.
Tapi, apapun itu, tetap kami syukuri” Ujar Suzie.
Suzie berharap order
untuk proyek siswa wirausaha semakin bertambah agar dapat membiayai operasional
sekolah secara mandiri tanpa harus tergantung pada donatur. Semangat dan
optimisnya semoga berbuah manis. Sangat menyentuh sekali pernyataan Suzie ini.
Semoga semakin banyak support dari semua pihak. Supaya Sekolah Wirausaha
mempunyai gedung sendiri dan mampu membiayai operasional secara mandiri.
Bagi siapapun yang
berminat membantu sekolah wirausaha ini, baik sebagai volunteer pengajar atau donasi dapat menghubungi langsung WA Suzie
di nomor 08571433250.
Hal membanggakan dari
Siswa Wirausaha, prestasi yang didulangnya tak biasa. Mereka berhasil menyabet
Juara 2 Lomba Wirausaha Guruku Education Festival dan Juara Harapan 2 Lomba
Desain Web se-kota Bekasi. Tentunya itu prestasi luar biasa untuk ukuran anak
remaja masa kini.
Tak hanya itu, ada
cerita inspiratif dari salah satu lulusan bernama Reza. Yang awalnya ditemukan
Suzie di warnet sedang melamun karena ingin terus sekolah. Lalu diajak
bergabung di Siswa Wirausaha, membuahkan hasil, Reza lulus dengan baik dan
sekarang ikut mengajar desain grafis untuk adik-adik kelasnya sambil bekerja di
sebuah perusahaan ternama.
Saya bersama Alfi yang bercita-cita ingin punya butik sendiri (Dok Pri) |
Lain lagi dengan Alfi,
salah satu siswa yang telah mahir menjahit ini, bercita-cita ingin mempunyai
butik sendiri dengan brand yang
diciptakannya. Ketika saya tanya, langkah apa yang sudah dilakukan untuk
mencapai yang dicita-citakannya? Alfi menjawab semangat, dia sudah menabung dan
tetap belajar untuk mengasah keterampilannya. Sambil menunggu, ia membatu
menjadi pengajar dan mengerjakan proyek-proyek di sekolah wirausaha.
Terima kasih banyak
untuk DearBloggerNet Community yang telah menyelenggarakan acara yang penuh
inspirasi, semoga semakin banyak pihak yang tergerak untuk membantu
keberlangsungan Sekolah Wirausaha yang dikelola oleh Suzie ini dan semoga semakin
banyak pihak juga yang tergerak untuk peduli terhadap pendidikan anak bangsa
yang merata dan layak.
Semoga cita-cita Alfi mempunyai butik tercapai ya :) Aamiin...
ReplyDeletewah thank you teh.. lengkap sekaliii
ReplyDeleteditunggu main2 selanjutnya ya
Salut dengan Icus, semangat berbagi nya sungguh luar biasa. Sukses terus untuk Sekolah Wirausaha.
ReplyDeleteSeandainya bisa di-cloning, kayaknya Indonesia masih butuh banyak nih orang-orang kayak Mbak Suzie :)
ReplyDeleteTFS Mbak
Terima kasih sudah hadir dan support event #DBNCharityVisit, ya. :)
ReplyDelete