Soal bersih-bersih saat pandemi begini menjadi perhatian khusus semua warga. Jika tadinya ngepel lantai rumah cukup seminggu dua kali, kini menjadi setiap hari bahkan sehari bisa dua kali atau lebih sering lagi. Mengingat Virus Covid-19 semakin tinggi saja penyebarannya. Apalagi setelah ada pengumuman dari WHO yang mengatakan bahwa Covid-19 berpotensi bertahan lama di udara karena bersifat aerosol. Ini menimbulkan rasa cemas bertambah juga.
Yang perlu dijaga kebersihannya
bukan hanya tubuh namun ruangan tempat tinggal yang mencakup dinding, lantai,
langit-langit dan seluruh barang di dalamnya, harus kerap dibersihkan secara deep. Walau secara keseluruhan sudah
dituntaskan termasuk kolong dan sudut-sudut ruangan, namun masih perlu
disterilkan lagi setiap saat. Soal disinfeksi menyeluruh ini saya dapatkan
informasinya jelas banget di acara webminar bersama Signify Indonesia pada 26
Agustus 2020. Narasumbernya sangat kompeten di bidangnya masing-masing.
Tak cukup membersihkan rumah
seperti biasanya hanya dengan mengepel, menyapu dan merapikan barang. Namun
perlu ditambah dengan disinfeksi yang lebih
menuntaskan. Salah satunya dengan Teknologi UV-C. Dijelaskan Dr. rer. nat. Ir. Aulia Nasution, M.Sc.,
Kepala Laboratorium Rekayasa Fotonika di ITS, Sinar UV-C yang berada dalam spektrum
cahaya tak kasat mata memiliki potensi menekan penyebaran Covid-19. Juga
potensi penyakit-penyakit lainnya yang disebabkan oleh mikro-organisme atau
makhluk hidup terkecil seperti virus lain, bakteri, jamur dan lain-lain.
Karena sumber penyakit yang
diakibatkan mikro-organisme bukan hanya Covid-19, penyakit lainnya seperti TBC,
Kholera, diare dan lain-lain penting diperhatikan juga. Oleh karena itu, saat
bebersih harus menyeluruh dan tuntas.
Cara Kerja Teknologi Sinar UV-C
Spektrum cahaya diedarkan melalui
lampu khusus yang mengandung Sinar UV-C di ruangan yang akan di disinfeksi,
interaksi antara cahaya UV-C dengan mikrobiologi dan material lainnya, lalu menembusnya
mengakibatkan serapan oleh jaringan sel lalu memutus rantai DNA sehingga tidak
dapat membelah diri atau memperbanyak diri. Maka mikrobiologi tersebut akan
semakin berkurang.
Pemakaian teknologi ini
memerlukan dosis yang tepat agar tidak berakibat efek samping terhadap manusia.
Seperti yang dikatakan Dr. rer. nat. Aulia, pemakaian Teknologi Sinar UV-C harus
memenuhi aturan dengan menerapkan dosis tepat dengan komposisi cahaya yang
cukup, jarak cahaya dan obyek penyinaran serta lamanya penyinaran. Dengan Rumus Dosis [Joule/cm2] = Irradiansi [Watt
/cm2] x Waktu [detik] *1 Watt = 1 Joule/detik.
Teknologi Sinar UV-C ini tidak
boleh dinyalakan saat ada manusia atau hewan, misalnya saat mau disinfeksi
ruangan tertentu, dinyalakan saat ruangan tak ada manusia dan hewan lalu
ditutup rapat baru dinyalakan. Setelah lampu dipadamkan, ruangan tersebut sudah
bisa digunakan lagi.
Bermanfaat juga untuk gedung
Rumah Sakit, Sekolahan, Mall dan tempat umum lainnya selain penggunaan untuk di
rumah.
Jika merujuk pada aturan dan
dosis yang tepat, penggunaan teknologi ini tak akan menimbulkan efek samping
seperti ruam kulit, seperti terbakar, perih, gatal atau memicu kanker. Jadi,
penggunaannya harus mengacu pada aturan yang ditetapkan, kalau perlu,
konsultasikan dulu kepada ahlinya sebelum memakai.
Jeli Terhadap Produk Sesuai Standardisasi
Mengingat banyaknya produk
Teknologi Sinar UV-C beredar di pasaran, sebagai konsumen harus jeli dan
hati-hati dengan kualitas pemenuhan standardisasinya, karena produk yang tidak mengacu
pada standar yang ditetapkan, tidak ada sertifikasinya juga tak menerapkan
regulasi secara teknis atau mematuhi undang undang, dapat membahayakan
keselamatan pemakainya.
Hal ini disoroti oleh Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga
Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, memberi pandangan dan saran kepada produsen supaya membuat produk mengacu
pada aturan yang sesuai standar keamanan, kenyamanan, tersedia kanal-kanal
pengaduan agar mudah komunikasi jika terjadi sesuatu dan lain hal dengan
produknya serta memudahkan dijangkau pelanggan di mana pun berada.
Sementara untuk Konsumen, Bapak Tulus Abadi menyarankan
untuk selalu cerdas dan teliti saat hendak membeli produk UV-C dengan mencermati
label, petunjuk pemakaian dan cari sebanyak mungkin informasi dari
sumber-sumber yang valid soal produk
terkait. Tidak asal beli atau asal gunakan. Tentunya demi keamanan.
Untuk produk UV-C yang aman ada UV-C dari Signify, yaitu Philips UV-C Disinfection Desk Lamp yang
sudah memenuhi semua aspek standardisasi dan aman digunakan. Dari segi brand
sudah punya good will jadi sudah ada
pertimbangan segala aspek pembentuk kualitasnya. Produk ini akan segera hadir di Indonesia.
Pola Hidup Bersih dan Sehat Harus Tetap Diterapkan
Walau ada Teknologi Sinar UV-C,
pola hidup bersih dan sehat juga penting dilakukan dan jangan ditinggalkan.
Dipertegas oleh Dr. Hermawan Saputra,
SKM., MARS., CICS., Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
(IAKMI) bahwa kasus Covid-19 yang tercatat baru mewakili 66% - 73% dari jumlah
kasus sebenarnya. Jadi, menjaga kesehatan, makan makanan bernutrisi dan rajin
bebersih.
Dr.Hermawan juga menggambarkan
empat faktor permasalahan kesehatan masyarakat yang dapat menjadi acuan supaya
kita dapat menjaga kebersihan tempat juga diri dengan baik dan tepat.
Diantaranya adalah:
Kapasitas layanan kesehatan, Puskesmas, RSUD dan klinik terdekat
yang lengkap dengan berbagai fasilitas yang dibutuhkan sangat penting ada. Terbayang
kalau semua kapasitas layanan kesehatan jaraknya sangat jauh, masyarakat akan
kesulitan mempercepat pengobatannya.
Tingkat kesadaran perilaku publik, Masih banyak masyarakat
yangkurang peduli terhadap kebersihan, tidak periksa saat sakitnya parah, misalnya
batuk kronis didiamkan berlama-lama atau tanpa masker saat ke luar di masa pandemic
seperti ini. Juga masih banyak yang santai dengan tidak physical distancing. Serta penerapan aturan protokol kesehatan
lainnya.
Kebersihan lingkungan, Soal lingkungan banyak disoroti oleh
Dr.Hermawan karena menurutnya, lingkungan berhubungan langsung dengan manusia
yang dapat menentukan kesehatan hidup manusia.
Permasalahan bawaan atau turunan, Perlu difokuskan pada terapi atau
pencegahan supaya tidak menjadi lebih parah lagi.
Lengkap ilmu yang saya dapatkan
di Webminar dengan tema “Sinar UV-C:
Kawan atau Lawan? Pemanfaatan Teknologi UV-C yang Aman untuk Perlindungan
Masyarakat dari Mikro-organisme” ini. Sesuai dengan tujuan yang diutarakan
oleh Rami Hajjar, Country Leader Signify
Indonesia, bahwa edukasi terkait penggunaan UV-C ini sangat penting
disampaikan pada masyarakat supaya mendapat pemahaman yang baik karena
menyangkut aspek keselamatan.
No comments