Gelaran IDEAFEST 2020 secara online karena pandemi, sebelumnya selalu digelar secara offline dengan banyak kelas dan tenant. Namun secara online pun tak kalah serunya, malah lebih banyak gelaran ilmunya karena banyak pengembangan program edukasi yang lebih mudah diakses oleh siapapun.
Semangat
dan kebanggaan saya menyelinap di raga saya ketika menyimak tema talkshow women empowerment dengan sub tema “More than a woman: How These Female Leaders Make a Change” pada
hari pertama gelaran di 13 November 2020. Narasumber yang berbagi, sangat sarat
dengan kompetensinya karena jam terbang masing-masing pembicara yang
berkontribusi pada perusahaan besar yang menaunginya, sangat memberikan warna
kekuatan dan profesionalisme yang tak diragukan lagi.
Bagaimana
tidak mengaduk semangat? Tiga perempuan ini mampu membuktikan bahwa
kepemimpinan dalam satu perusahaan mampu dipegangnya dengan baik, malahan
manajemen perusahaan lebih mendapatkan sentuhan empati karena ditinjau dari
sudut pandang perempuan yang mempunyai pengalaman biologis dan sosial berbeda
dengan laki-laki.
Seperti
yang dipaparkan oleh Ibu Vera Galuh dari Sarihusada, Ibu Vera menginformasikan
bahwa Sarihusada sebagai perusahaan yang menyediakan kebutuhan nutrisi untuk
anak-anak Indonesia selalu membuat program berkelanjutan yang berisi visi misi
untuk memberikan nutrisi terbaik sebagai upaya mencerdaskan anak bangsa. Ini
adalah bagian dari kepemimpinan perempuan yang mengutamakan kualitas hidup
generasi muda ke depannya.
Program
yang dibuat tersebut adalah Warung Anak Sehat yang mendukung warung jajanan
anak di beberapa lingkungan dan sekolahan yang mendapatkan pembinaan dari
Sarihusada untuk menyajikan makanan dan minuman jajanan anak yang memenuhi
kriteria kesehatan yang memadai. Jadi, di Warung Anak Sehat ini tidak menjual
produk-produk dengan banyak pewarna buatan dan zat additive lainnya serta
memerhatikan komposisi bahan baku yang aman untuk anak.
Tak
hanya itu, Sarihusada juga mendirikan Rumah Tempe Srikandi di Klaten Jawa
Tengah. Usaha ini dibuat untuk memberdayakan perempuan di lingkungan tersebut
sehingga mempunyai produktivitas bermanfaat dalam kesehariannya.
Menurut
Ibu Vera, para ibu yang bekerja di Rumah Tempe tersebut dapat membantu ekonomi
keluarganya juga. Tempe yang diproduksi di Rumah Tempe ini bukan tempe biasa
namun tempe sehat organic tanpa bahan pengawet.
Sarihusada
juga support cuti ayah ketika istrinya melahirkan jadi kondisi istrinya
terpantau dan terjaga selalu. Sebab masa-masa ini peran ayah juga sangat
dibutuhkan.
Ibu
Vera menggarisbawahi bahwa dari kegiatan tersebut, peran perempuan menjadi
mandiri dan berkontribusi dengan kapasitas karyanya yang terfasilitasi juga
memperbaiki ekonomi keluarganya. Sehingga perempuan menjadi berdaya dan
mempunyai aktualisasi diri sebagai value dirinya di dalam keluarga maupun
masyarakat.
Rory
Asyari membahas kiat agar posisi perempuan maju dalam kehidupan di keluarga dan
karir. Ini sangat menarik dan menjadi pelajaran berharga dari apa yang
dibagikan semua narasumber. Penjelasan Ibu Vera sangat dekat dengan persepsi kehidupan
keluarga, menurutnya seorang perempuan atau pribadi manapun akan berdaya dan
mandiri dengan memberikan pembekalan yang baik sejak dini pada anak. Sehingga
anak akan tumbuh dengan pola didikan yang sudah tertanam kuat di dalam dirinya.
Lalu diterapkan dalam setiap perilaku kehidupannya.
Support
system juga tak kalah penting untuk menjadi bagian pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak. Dalam keluarga, support
system tak hanya penjaga anak atau asisten rumah tangga saja, Ibu Vera
memaparkan lebih luas lagi, yakni peranan suami istri beserta seluruh anggota
keluarganya yang selalu support dalam
aktivitas masing-masing, saling membantu dan saling melonggarkan tugas ketika
dibutuhkan.
Tak
lupa dengan me time seorang ibu pun
penting mempunyai me time untuk
mengendurkan urat syaraf setelah bekerja dan mengurus rumah tangga. Dengan me time energi akan menjadi lebih fresh lagi dan pikiran pun segar walau
padat beraktivitas.
Ibu
Vera juga menyinggung masalah karir yang penting dikembangkan dengan cara terus
belajar dan melakukan penyesuaian diri dalam lingkungan tempat berpijak di mana
pun. Serta selalu mengutamakan skala prioritas dalam beraktivitas.
Menunjukkan
kemampuan adalah salah satu upaya perempuan untuk memberi ruang aktuaisasi yang
lebih berkualitas dan mendapatkan apresiasi serta pengakuan dari lingkungan
terdekanya.
Paparan
Ibu Vera pun mendapat tanggapan dari Hannah Al Rashid, actor sekaligus aktivis
yang memberi pandangan bahwa tugas suami istri harus selalu berbagi peran dan
edukasi women empowerment juga tak
hanya ditujukan pada perempuan namun laki-laki pun harus belajar agar dapa
saling memahami bagaimana laki-laki seharusnya bersikap dalam upaya berbagi
peran ini.
Sedangkan
Ibu Muliaty, selama memimpin Prodia, dirinya selalu bekerja penuh totalitas
dengan segudang ide yang dikontribusikan pada perusahaan tersebut sehingga
dapat menunjukkan bahwa beliau mampu dan dapat memberikan yang terbaik bagi
perusahaan yang dipimpinnya.
Untuk
pandangannya terhadap kemandirian dan peran perempuan, Ibu Muliaty menyarankan
kepada semua perempuan untuk tidak mengizinkan dirinya dilecehkan orang lain
dengan membuktikan kemampuan yang dimiliki.
Pada
akhirnya, tiga perempuan hebat ini diberikan kesempatan untuk memberikan closing statement acara tersebut oleh
Rory Asyari dan semuanya kompak menyatakan bahwa perempuan bukan selalu harus
dimanja, minta dinomorsatukan atau selalu memakai senjata dengan menjual
kelemahannya hanya untuk memperoleh keistimewaan atau hal-hal mudah lainnya.
Intinya, perempuan itu hanya butuh diberikan ruang dan peranan agar dapat
tumbuh sebagai manusia seutuhnya dengan memperoleh hak-hak yang patut
diterimanya.
No comments