Mau Bisnisnya Didanai Sekaligus Dapat Mentorship? Ikut Saja Stellar Women Entrepreneurship Academy

 


Perempuan dan wira usaha, semakin sepadan dan erat kaitannya. Terbukti semakin banyaknya ragam kuliner, produk kerajinan tangan dan berbagai produk yang bermanfaat untuk menunjang aktivitas di toko-toko online yang sering kita temui. Kita rasakan sekali kan ini? Lihat saja di beberapa ecommerce, saat mau beli beberapa produk yang diinginkan selalu tersedia. Mulai barang rumah tangga, perlengkapan kantor, kosmetik dan banyak lagi. Kebanyakan merupakan hasil industri rumahan para perempuan yang memberdayakan dirinya.

Dari banyak produk buatan rumahan hasil karya perempuan-perempuan Indonesia yang berdaya dari rumah tersebut, ada kenyataan lain yang belum terpenuhi atas hak-hak perempuan dalam mencapai  tujuan bisnisnya. Dari segi infrastruktur, pemasaran hingga hak untuk memperoleh pendampingan dalam menjalankan usahanya.

Hal ini disebabkan para pelaku usaha UMKM perempuan masih banyak yang hanya menggunakan fasilitas apa adanya dan hanya menjalankan apa yang di depan mata. Bahkan belum melek digital secara utuh. Masih banyak juga perempuan yang belum memahami prosedur fasilitas pendanaan dari berbagai inklusi keuangan. Sehingga bisnisnya jalan di tempat. Sekadar untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, mereka sudah menganggap cukup. Padahal, jika ada upaya lebih dalam mencari informasi dan celah peluang yang lebih besar, bisa saja perempuan-perempuan UMKM ini mendapatkan kesempatan untuk memajukan usahanya dengan dukungan beberapa pihak yang relevan. 

Hambatan Menjalankan Bisnis

Selain kurangnya pengetahuan pengembangan bisnis, ada lagi yang memperparah hambatan perempuan dalam menjalankan bisnisnya yaitu masalah diskriminasi yang masih terjadi. Kesempatan perempuan untuk menempati posisi-posisi yang srategis. Sehingga sulit dalam menentukan keputusan penting.

Seperti yang dikemukakan oleh Ibu Dwi Yuliawati Faiz, Head Programmes UN Women Indonesia, menurut data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) stereotip hanya 5,8% perempuan menjadi CEO. Di Indonesia, tingkat partisipasi angkatan kerja masih 53%. Kondisi ini sangat berpengaruh pada pandangan dan keputusan pihak-pihak yang berkepentingan yang akhirnya memosisikan perempuan ada di alternative kedua dalam soal kepemimpinan dan perolehan hak fasilitas. Ini adalah satu PR juga buat semua pihak. Karena perempuan yang punya potensi dan berpeluang mengemukakan ide, harus didukung secara totalitas terutama dalam kegiatan bisnis.

Pendapat Ibu Dwi diperkuat dengan pendapat Ibu Eni Widiyanti Asdep PUG Bidang Ekonomi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), yang menyoroti kesetaraan gender. Perempuan sering tidak dijadikan mitra yang mempunyai hak yang sama saat berpendapat dan menyuarakan ide. Juga menentukan keputusan. Karena sejak kecil dan sejak ada dalam lingkungan keluarga, perempuan sering dianggap sebagai individu yang kurang penting kedudukannya. Contoh kecil, soal warisan keluarga, laki-laki lebih diutamakan dan pengambilan keputusan juga lebih dipercayakan pada laki-laki.

Padahal, dalam Agama, terutama Agama Islam, kedudukan perempuan sangat dimuliakan, jangan sampai menyalahkan agama juga dalam permasalahan ini. Karena benturan dengan soal ini. Yang penting diubah mindset-nya adalah pola pikir semua pihak, antara laki-laki dan perempuan harus saling menghargai dan perempuan diberikan kesempatan untuk memperoleh hak berpartisipasi dalam dunia kerja dengan produktivitas tinggi dan sektor formal. Karena, menurut Ibu Eni Widiyanti, yang mengungkapkan data dari Mckinsey Global Institute Analysis, bahwa perempuan jika lebih banyak yang bekerja full time, partisipasi angkatan kerjanya lebih tinggi dan lebih banyak bekerja di sektor manufaktur, Indonesia berpotensi meningkatkan GDP dalam setahun $135 miliar di Tahun 2025 atau 9% di atas angka biasanya.

Bahasan ini dilengkapi oleh Ibu Maya Juwita, Indonesian Business Coalition for Women (IBCWE) yang mengungkapkan fakta terhadap tantangan partsipasi perempuan dalam dunia kerja saat ini. Masih stuck di angka 53% naik turunnya. Salah satu penyebabnya keterbatasan perempuan untuk ke luar rumah karena terbentur pekerjaan domestik yang tidak didukung oleh support system yang kuat. Belum lagi bagi perempuan pengguna transportasi umum yang masih terbentur pada kenyamanan dan keamanan selama di jalan.



Komitmen Danone Indonesia Sebagai Perusahaan Yang mengusung Women Empowerment

Di tengah kemelut tantangan  yang dihadapi perempuan Indonesia dalam dunia bisnis yang masih terbentur diskriminasi, mendapat kabar baik dari Danone Indonesia, Ibu Vera Galuh Sugijanto, Vice President General Srcretary Danone Indonesia, memberikan gambaran bahwa 50% CEO untu Danone Indonesia sudah dipegang perempuan. Hambatan-hambatan lainnya seperti benturan supporting system yang kurang didapatkan oleh perempuan Indonesia, di Danone Indonesia selalu diutamakan.

Misalnya, untuk cuti melahirkan diberikan 6 bulan dan tetap dibayar gajinya. Sedangkan untuk laki-laki yang istrinya melahirkan diberikan cuti berbayar juga selama 10 hari. Ini maksudkan agar suaminya dapat mendampingi istrinya pasca melahirkan. Karena di masa-masa ini sangat penting dukungan dari suami.

Ruangan laktasi dan ruang bermain anak pun disediakan sehingga membuat seluruh karyawan Danone Indonesia yang tidak mempunyai support sysem di rumah, disediakan di kantor Danone Indonesia. Jadi, seluruh karyawannya dapat bekerja dengan tenang dan tetap memberikan  kontribusi terbaiknya bagi perusahaan.

Tak cukup dalam internal Danone Indonesia, Ibu Vera Galuh menginformasikan juga peran Danone Indonesia terhadap upaya pemberdayaan pada masyarakat luas, inisiatif mendirikan Rumah Tempe di lingkungan sekitar pabrik Danone Indonesia, Rumah Bunda Sehat, Recycling Business Unit, Aqua Home Service dan Warung Anak Sehat.

Stellar Women Entrepreneurship Academy

Samira Shihab, Founder Stellar Women, Platform komunitas untuk perempuan Indonesia yang ingin berkarya, saling support satu sama lain dan memberikan kesempatan untuk belajar secara profesional maupun personal. Dari persoalan perempuan dalam pekerjaan dan bisnis yang diuraikan semua narasumber di atas, Stellar Women memberikan solusi dengan programnya yang akan berjalan mulai 3 Maret – 16 April 2021. Yaitu Stellar Women Entrepreneurship Academy yang menyelengarakan 6 kelas webinar dengan pembicara-pembicara andal.

Tujuannya untuk empower semua perempuan Indonesia yang ingin mempunyai usaha atau yang sudah mempunyai usaha untuk mengikuti mentorship dan pendampingan bisnis secara menyeluruh.

Mengapa perempuan Indonesia harus daftar di Stellar Women Entrepreneurship Academy?

Kegiatan belajar selama 4 minggu dengan kurikulum yang terstruktur, tentu akan memberikan benefit materi yang sangat padat berisi. Selain mendapat mentorship peserta juga berkesempatan diberikan one on one konsultasi. Yang mengikuti acara ini harus banget dimanfaatkan karena kapan lagi mendapatkan mentorship dari para pakar dan praktisi yang sudah mempunyai good will usahanya.

Membangun jejaring sesama peserta yang satu frekuensi, bagi yang ingin mengembangkan diri bersama perempuan yang satu frekuensi dalam membangun bisnis, ini adalah kesempatan untuk membangun jejaring sebagai sarana bertukar informasi dan peluang.

Fasilitas mumpuni, berupa online forum, handbook dan speaker seperti Najwa Shihab, Founder Narasi TV, Ria Miranda, Andini Effendi dan masih banyak lagi. Sedangkan untuk mentorship akan ditangani oleh 7 pengusaha perempuan.

Stellar Women Entrepreneurship Academy terbuka untuk umum namun dari seluruh peserta akan dipilih 50 peserta untuk mendapatkan privilege mentorship bersama para pengusaha perempuan. Lalu, 5 orang yang terpilih lagi akan mendapatkan pendanaan modal usaha senilai total Rp20Juta.

Tunggu apa lagi! Ayo daftar langsung di www.stellarw.com/academy-registration sekarang juga! Karena pendaftaran akan ditutup pada tanggal 18 Maret 2021.

Acara penuh insight ini semoga dapat memberikan perubahan mindset agar perempuan Indonesia maju dalam aktualisasinya tanpa melupakan kodratnya. Perempuan Indonesia perlu diwadahi aktualisasinya karena potensi ide, pemikiran dan kontribusinya akan sangat membantu kemajuan ekonomi keluarga, bangsa dan negaranya.

Mari kita bergandengan tangan untuk bersama menuju upaya yang dicita-citakan, menjadikan perempuan Indonesia yang berdaya dan mempunyai kapasitas dalam menentukan keputusan penting.       

 



1 comment