Menelisik Peluang Investasi di Saat Pandemi, ke Mana Uang Sebaiknya Dialokasikan?

 

Photo by Pixabay.com

Goyahnya perekonomian Indonesia oleh gempuran covid-19 tampaknya tidak serta merta menghilangkan peluang investasi di saat pandemi. Bursa Efek Indonesia justru mencatat kenaikan jumlah investor yang signifikan, yakni mencapai angka 4,4 juta investor ritel baru, dan proporsinya bisa mengalahkan investor asing di pasar modal Indonesia.

Kenaikan jumlah investor lokal ini menunjukkan bahwa mulai banyak warga Indonesia yang semakin melek terhadap pentingnya investasi. Keterbukaan informasi dan kemudahan transaksi juga menjadi faktor penting dalam meningkatkan minat investasi masyarakat.

Apapun kondisinya, peluang investasi akan selalu ada. Percayalah tidak ada yang namanya ‘waktu terburuk’ untuk berinvestasi, sebaliknya akan selalu ada ‘waktu terbaik’ untuk memulai investasi. Kondisi pandemi seperti sekarang merupakan salah satu ‘waktu terbaik’ yang bisa kita manfaatkan untuk mulai berinvestasi.

Seberapa Siapkah Anda untuk Mulai Berinvestasi?

Untuk memulai berinvestasi, menurut InvestBro.ID, Pertanyaan ‘seberapa siapkah kita untuk mulai berinvestasi’ adalah pertanyaan yang harus dijawab sebelum mulai berinvestasi. Pertanyaan ini bukan sekadar menanyakan kesiapan secara materi tapi juga secara mental. Bagaimana mindset soal investasi dan seberapa jauh memahami investasi adalah salah satu modal utama untuk mulai berinvestasi.

Sebelum memulai investasi, pastikan hal-hal di bawah ini sudah terpenuhi.

Uang yang Akan Diinvestasikan Berasal dari Penghasilan Tetap

Jika tidak punya uang, apa yang akan diinvestasikan? Obligasi, reksadana, saham, properti, tanah, semua instrumen saham ini hanya bisa dimiliki jika kita memiliki uang. Sebelum berinvestasi pastikan uang yang digunakan berasal dari penghasilan sendiri, buka dari hasil pinjaman atau utang.

Kebutuhan di Atas Segalanya

Setiap individu yang hidup di dunia pasti memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Mengorbankan kebutuhan bulanan demi berinvestasi adalah langkah yang salah. Investasi seharusnya dilakukan dengan menggunakan sisa uang yang dimiliki setelah semua kebutuhan tercukupi.

Apa Kabar Dana Darurat?

Kondisi pandemi seperti tahun ini semakin menyadarkan kita semua bahwa keberadaan dana darurat sangatlah penting. Dana darurat adalah dana yang sengaja Anda kumpulkan untuk kejadian-kejadian tak terduga seperti jika Anda kehilangan pekerjaan, sakit, dan lain sebagainya. Idealnya dana darurat harus setara 12 bulan dari total pengeluaran Anda tiap bulan. Yang tak kalah penting, dana darurat likuid supaya bisa langsung digunakan saat dibutuhkan.

Lunasi Utang Terutama Utang dengan Bunga Tinggi

Investasi itu bagus, namun jika dihadapkan dengan kondisi harus membayar utang kartu kredit dengan bunga 27% per tahun atau berinvestasi di reksadana pendapatan tetap dengan imbal hasil 8% per tahun, mana yang menurut kita paling bijaksana untuk dilakukan?

Tetapkan Tujuan Sebelum Investasi

Tiap orang memiliki tujuan investasi yang berbeda. Ada yang ingin membangun dana pensiun, dana pendidikan, dana menikah, hingga untuk membeli gadget keluaran terbaru yang harganya puluhan juta. Semua hal ini sah-sah saja. Mengetahui alasan kenapa harus berinvestasi akan membawa kita pada keputusan memilih instrumen investasi yang benar.

Menjemput Peluang Investasi di Saat Pandemi

Ekonomi boleh lesu, tapi investasi harus tetap jalan. Pandemi bukanlah alasan untuk berhenti berinvestasi. Selama masih memiliki penghasilan, Tetap harus berinvestasi berapapun jumlahnya.

Selama masa pandemi, diketahui banyak instrumen investasi mengalami depresiasi. IHSG anjlok, bunga deposito terus turun, properti melemah, emas yang sempat meroket di pertengahan 2020 pun sekarang beranjak turun.

Jika kita adalah investor yang cermat, momentum melemahnya harga-harga ini seharusnya bisa dimanfaatkan dengan baik untuk mulai membangun portofolio investasi.

Bagi investor jangka panjang, ini adalah saatnya bagi kita untuk mulai menabur benih investasi. Manfaatkan kemerosotan harga dengan baik dan bijak, bukan dengan kepanikan berlebihan.

Jika kita memilih untuk berinvestasi di saham, tidak cukup melihat harganya saja. Harga mahal tidak menjamin bahwa perusahaan dalam kondisi baik, begitupun sebaliknya. Faktanya cukup banyak saham-saham di pasar modal yang undervalued, artinya harga saham lebih rendah dibanding value perusahaan yang sebenarnya. Saham jenis inilah yang seharusnya dipilih.

Menyisihkan uang untuk diinvestasikan ke reksadana pasar uang juga bisa menjadi pilihan mengingat instrumen ini memiliki tingkat likuiditas yang tinggi dibanding 3 jenis reksadana lainnya. Itung-itung ikut menambah dana darurat.

Selain itu berinvestasi di properti juga bagus dilakukan di masa pandemi ini. Harga properti yang sedang turun ditambah insentif free PPN yang diberikan pemerintah untuk calon pembeli properti dapat Anda manfaatkan sebaik mungkin.

Apapun pilihan investasinya yang terpenting adalah jangan berhenti. Tetap disiplin membangun portofolio karena tidak ada krisis yang berkepanjangan. Jika pintar memanfaatkan momentum dan peluang investasi di saat pandemi seperti sekarang ini, Dipastikan akan bisa panen besar saat perekonomian kembali stabil sepenuhnya.

No comments