![]() |
Pic by: pixabay |
Flashback ke masa 15 tahun ke belakang, di mana nilai akademis menjadi patokan seseorang untuk dapat bekerja di perusahaan bonafid dan bergengsi atau multinasional. Sementara yang nilai akademisnya pas pasan namun mempunyai softskills kece masih terpinggirkan dengan alasan nilai akademisnya kecil. Tidak heran jika dalam atmosfer pekerjaan yang hanya didominasi pegawai dengan acuan nilai akademis menjadi monoton, kurang daya juang dan minim kreativitas. Mengingat tanggung jawab dan proses berpikirnya dibatasi dengan anggapan bahwa dirinya sudah cukup kapasitasnya dengan berbekal nilai akademis tinggi. Sehingga berpengaruh terhadap pola pikirnya dalam berkontribusi.
Teknis monoton penerimaan pegawai
yang hanya mengacu pada nilai akademis tersebut kini berangsur ada perubahan.
Banyak perusahaan yang lebih mengutamakan softskills
terhadap para pegawainya. Sehingga yang dibutuhkan adalah sikap berpikir
kritis, mempunyai jiwa leadership
bagus, punya daya cipta keatif, keberanian mengambil risiko dan memiliki
manajemen emosi yang baik. Sehingga efek sumbangsih terhadap perusahaan menjadi
baik.
Serba teknologi dengan segudang
informasi dan potensi membuat manusia bergerak cepat melakukan apapun yang
dikehendakinya dalam mencapai tujuan. Termasuk salah satunya yaitu upaya
menggapai cita-cita dan peningkatan karir.
Uji Kompetensi
Persaingan untuk mendapatkan
posisi yang diinginkan dalam menjalani ragam profesi, walaupun seseorang sudah
mumpuni kemampuannya dalam suatu bidang namun sertifikat uji kompetensi sebagai bukti otentik
bahwa kita sudah menguasai bidang tersebut, tetap diperlukan. Karena bagi calon
bos, calon klien dan lain sebagainya ketika dipertemukan dengan kita yang akan
bekerja sama atau melamar kerja, mereka tak otomatis langsung mengenal
kemampuan yang dimiliki. Maka dari itu, sertifikat uji kompetensi sangat
diperlukan.
Untuk uji kompetensi suatu
profesi, sangat diperlukan sebagai bukti bahwa seseorang sudah layak menyandang
profesi tertentu karena telah teruji kemampuannya mengerjakan pekerjaan-pekerjaan
dalam profesi-profesi tersebut. Sebagai bukti bahwa ilmu yang dimilikinya
dijalankan sesuai praktiknya dan siap terjun langsung di dunia kerja.
Sebelum melaksanakan ujiannya,
agar lulus dengan nilai yang baik, ada baiknya mengikuti try out di tempat yang sudah terpercaya kredibilitas juga
kualitasnya. Misalnya di Tryout.id yang memberikan kesempatan pada siapapun
untuk belajar di mana saja dan kapan saja sebagai bentuk persiapan untuk
mengikuti berbagai ujian sertifikasi profesi.
Tes TOEFL
TOEFL (Test Of English as a Foreign Language) juga merupakan salah satu skills yang tak kalah pentingnya untuk
memperoleh kesempatan lebih luas dalam mendapatkan banyak peluang dan pekerjaan
layak yang didambakan. Karena tes TOEFL tak hanya berguna untuk memperoleh beasiswa
kuliah ke luar negeri saja. TOEFL lebih luasnya berguna juga sebagai salah satu
syarat kenaikan jabatan di beberapa perusahaan yang salah satnya menggunakan
metode tes ini.
Bahkan, ketika ingin mengikuti
kursus singkat tanpa gelar di luar negeri pun TOEFL menjadi salah satu syarat.
Lalu, bagaimana dengan yang tidak
mempunyai kegiatan? Atau hanya menjalani pekerjaan biasa di perusahaan yang ada
di daerah masing-masing? Tentu saja TOEFL sangat berguna bagi siapapun dengan
profesi apapun. TOEFL dapat meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris bertaraf
internasional. Jika suatu saat tiba-tiba diundang konferensi di luar negeri,
sudah tidak kaku lagi.
Seseorang dengan kemampuan TOEFL
dengan skor baik, akan dipandang layak dalam kemampuan Bahasa Inggrisnya karena
diakui oleh ITP(Institutional
Testing Program)
Biaya tes TOEFL beragam, mulai
Rp500.000 hingga Rp2.000.000 dan setiap peserta tes tidak dijamin lulus dengan
skor standar. Karena penilaian sangat objektif dan ketat dengan soal yang tak
sedikit. Jika tidak lulus, biaya yang sudah dikeluarkan hangus. Jadi rugi kan?
Jika tidak serius.
Maka dari itu, lagi-lagi penting
untuk latihan sebelum benar-benar mengikuti tes TOEFL tersebut. Latihan lebh
efektif bisa di Tryout.id di sana ada 2160 soal berikut pembahasannya. Tryout meliputi tiga bagian, yakni listening comprehension, structure &
written expression dan reading
comprehension. Lengkap dan bisa banyak latihannya. Bisa dilakukan di mana
saja dan kapan saja.
Jadi, jika ingin tes TOEFL, ada
baiknya ikut latihan dulu hingga mampu sebab seringkali ada yang merasa belum
memahami soal dengan baik atau terjebak dengan soal-soal yang susah dijawab
karena materinya mirip.
Jadi, apa pun potensi dan
kemampuan yang dimiliki, haruslah secara jujur menyadari bahwa dalam penguasaan
skills yang dianggap sudah baik pun
belum tentu diperlukan uji kompetensi. Sebagai penegasan bahwa kelayakan itu
memang harus teruji dengan baik.
Dengan sertifikat uji kompetensi
dan sertifikat TOEFL dengan skor tinggi, akan menjadi bekal atau tiket untuk
memperoleh berbagai kesempatan yang ditawarkan perusahaan-perusahaan besar atau
tempat kerja impian yang selama ini ingin raih. Dengan demikian, kita pun akan
lebih jujur menilai diri dan mengakui kemampuan yang dimiliki sejauh mana.
Sehingga hard skills dan soft skills didapat sekaligus. Karena
dengan mengikuti uji kompetensi, artinya sudah ada upaya meningkatkan value
dirinya.
Heem nilai akademis memang penting dan menjadi tolak ukur keahlian seseorang, sekarang memang harus ada buktinya kalau mau menunjukkan skill terutama tes TOEFL ini yang menjadi tiket masuk utama untuk masuk perusahaan.
ReplyDelete