Sumber foto: pixabay.com |
Perempuan melahirkan secara
normal atau caesar pada dasarnya sama-sama berjuang dalam melahirkan buah hati,
namun apapun pilihannya dalam memilih metode melahirkan, orang tua harus
mempersiapkan dan memahami metode melahirkan normal atau caesar. Sebab ada
beberapa faktor risiko yang penting dipahami agar lebih siap saat
menghadapinya.
Memilih metode melahirkan yang tepat akan memengaruhi kondisi kesehatan pada ibu dan anak dalam jangka panjang.
Calon ibu wajib mengais edukasi
dari berbagai sumber terverifikasi. Tak sulit saat ini untuk memperoleh edukasi
tersebut karena dari internet dan perusahaan-perusahaan yang peduli dalam
memberikan edukasi kesehatan pada masyarakat sudah cukup banyak. Seperti yang
dilakukan oleh Danone Specialized Nutrition melalui #BicaraGizi di You Tube
Channel Nutrisi Untuk Bangsa, memberikan informasi edukasi dalam webinar
bertema “Rencanakan Persalinan Secara
Matang dengan Tes Potensi Caesar” dengan Narasumber Dr. dr. Rima Irwinda, Sp.OG(K), dr.Molly Oktarina SpA (K), Momfluencer
Stefanny Talitha dan Ceasyalya Tahara dari Danone Indonesia dengan Keynote dari Bapak Arif Mujahidin.
Dokter Rima menjelaskan metode
melahirkan pervaginam dan caesar, ada
kelebihan dan kekurangan masing-masing juga faktor risiko yang tak sama. Walaupun
melahirkan caesar diperbolehkan oleh siapa pun, tetap saja ada konsekuensi yang
sebaiknya dihindari dari pada mendapatkan risiko yang harus ditanggung oleh ibu
dan janin.
Berikut adalah keuntungan
melahirkan secara pervaginam:
Skin to skin antara ibu dan bayi
dapat segera setelah melahirkan, karena ibu tak mengalami pembiusan atau proses
yang harus menunggu lama untuk langsung menyentuh bayi yang baru dilahirkan
yang penting diberikan kolostrum atau air susu pertama yang kandungannya sangat
baik sebagai penguat imun bayi.
Penyembuhan lebih cepat, saya
jadi ingat setelah melahirkan tak membutuhkan waktu lama untuk pulih. Dalam
waktu tiga hari saja, saya sudah mampu jalan ke sana ke mari dan dapat mencuci
pakaian sendiri.
Persalinan berikutnya biasanya
lebh cepat dan berisiko rendah karena tak ada bekas pembedahan atau sayatan di
perut.
Untuk melahirkan secara caesar,
menjadi fokus pada bahasan webinar ini karena menurut data riskesdas 2018 pada
skala nasional terdapat 18% yang
melahirkan secara Caesar. Menurut dr.Rima, jika jumlah ibu yang melahirkan
secara caesar lebih banyak dari pervaginam, sudah saatnya edukasi digencarkan
agar ibu dan anak yang dilahirkan secara caesar tidak mengalami berbagai efek
samping ke depannya. Termasuk proses tumbuh kembang anak yang dilahirkan.
Sumber foto: pixabay |
Kasus apa yang memerlukan kelahiran Caesar?
Metode melahirkan caesar
diperlukan ketika ada masalah dengan kondisi fisik atau posisi janin yang tak
memungkinkan ibu melahirkan secara pervaginam.
Seperti panggul ibu yang tidak
cukup besar sehingga panggulnya tidak dapat dilewati jalan lahir, tentu saja
ini harus dihindari agar bayi tak terjepit di jalan lahir yang sempit.
Hipertensi dalam kehamilan atau
preeklamsia, Infeksi akut genital (herpes), HIV, Bekas Caesar pada kelahiran
sebelumnya, Persalinan macet yang menyebabkan tidak adanya pembukaan, Kehamilan
multiple atau kembar dan gagal induksi persalinan. Kasus-kasus seperti ini pun
patut dihindari.
Selanjutnya, kasus Ruptur Uteri atau robekan pada bekas
Caesar sebelumnya yang akan menyebabkan pendarahan yang akan menyebabkan bayi
kekurangan darah sebagai pengantar oksigen.
Kelahiran Caesar atas keinginan sendiri
Beberapa ibu memutuskan untuk
melahirkan caesar pada saat tidak ada kasus atau masalah dalam kehamilannya
dikarenakan fakor kepentingan pribadi dan keluarganya yang ingin melibatkan
langsung anggota keluarganya yang lain untuk menyaksikan proses kelahiran buah
hatinya. Seperti alasan cuti kerja, suami atau anggota keluarga lain yang
sedang dinas di luar kota dan lain-lain.
Ada juga yang mempertimbangkan
memilih metode caesar karena trauma dengan melahirkan pervaginam yang
membuatnya teringat pengalaman yang tidak membuatnya nyaman. Sehingga merasa
cemas. Lalu ada pula yang mempunyai anggapan bahwa caesar lebih aman untuk
ibunya serta janinnya
Sumber foto: pixabay |
Kelahiran Caesar Karena Kondisi Janin
Sedangkan dari sisi janin,
kelahiran caesar harus dilakukan jika ada kondisi gawat janin, berat badan bayi
di atas 4Kg, presentasi bokong atau letak lintang, kelainan tali pusat, plasenta
previa yang menutupi jalan lahir yang menghalangi kepala di jalan lahir.
Risiko Caesar
Karena proses melahirkan dengan
metode caesar memerlukan proses yang agak panjang, mulai dari pembiusan,
penyayatan kulit perut, pengangkatan bayi hingga penjahitan kembali. Maka
faktor risiko seperti berikut ini rentan terjadi:
Kematian 13 per 100.000 orang, Infeksi
luka operasi, Pendarahan Perlekatan setelahoperasi, Hernia Insisional, Depresi
post natal, Bekuan darah, Komplikasi akibat anestesi dan Perlukaan organ
sekitar, saat disayat berpotensi juga melukai organ d sekitarnya seperti
lambung dan organ lainnya. Maka proses pengobatan pun menjadi lebih panjang.
Dr. Molly Oktarina SpA(K), dokter
spesialis anak dan konsultan Alergi Imunologi memaparkan 1000 pertama hari
kehidupan menentukan pertumbuhan berat dan tinggi badan, pertumbuhan sel-sel
otak dan perkembangan sel-sel imun sehingga akan menentukan apakah anak rentan
terhadap gangguan kesehatan atau tidak.
Faktor-faktor yang berpengaruh
pada perkembangan sistem imun ini tergantung dari asupan gizi selama ibu hamil
dan tidak ada asupan berbahaya seperti konsumsi alcohol, merokok dan lain-lain.
Sedangkan setelah anak lahir, tergantung dari seberapa banyak asupan ASI dan
nutrisi yang seimbang serta ketersediaan micobiota di saluran pencernaan anak.
70-80% imun terdapat di dalam usus.
Microbiota saluran cerna berperan dalam perkembangan sistem imun alami yang didapat yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari mikroba patogen yang menyebabkan timbulnya penyakit. Dapat meminimalkan reaksi hipersensitivitas makanan sehingga dapat mengurangi risiko alergi pada si kecil.
Apabila jumlah bakteri baik
meningkat di dalam tubuh anak maka anak akan semakin sehat. Bakteri baik
diantaranya bernama Lactobacillus.
Persalinan caesar memiliki dampak
pada sistem imun bayi. Karena mengganggu proses kolonisasi bakteri baik dan memperlambat
proses aktivasi imun.
Pada proses melahirkan secara
normal, bayi akan dilahirkan melalui jalan normal yang akan langsung
diperkenalkan pada microbiota Lactobacillus yang memberikan dampak perkembangan
yang baik terhadap sistem imun tubuh.
Sedangkan pada proses melahirkan caesar,
bayi diperkenalkan pada microbiota kulit atau Staphilococcus sehingga proses
pengenalan microbiota usus tidak normal mengakibatkan gangguan kolonisasi
microbiota usus sehingga menimpulkan risiko penyakit alergi semakin meningkat.
Dokter Molly menekankan bahwa ASI
adalah salah satu solusi untuk mendapatkan imun kuat untuk anak. Karena dengan
ASI, anak mendapatkan banyak zat nutrisi di dalam ASI dan kandungan sinbiotik di
dalam ASI yang dikonsumsi bayi dapat menciptakan kolonisasi biota usus pada
bayi yang mampu meningkatkan kekebalan tubuh dalam jangka waktu panjang.
Tes Potensi Caesar
Ceasyalya Tahara, Digital Manager Danone Indonesia, memperkenalkan
Tes Potensi Caesar yang dapat digunakan oleh ibu hamil agar dapat mendeteksi
sejak awal metode kelahiran yang tepat atau aman untuk ibu dan bayi yang dapat
diakses melalui www.nutriclub.co.id.
Aplikasi ini melibatkan dokter Rima dari hasil penelitiannya. Dengan cara
kerja, pengakses menjawab 7 pertanyaan yang hasilnya akan memberikan evaluasi
kondisi ibu terhadap risiko yang terdeteksi, antara risiko rendah, sedang dan
tinggi. Jadi, ibu dan keluarga dapat berdiskusi dan merencanakan metode
kelahiran apa yang akan diputuskan.
Mari kita minimalisir potensi
melahirkan caesar agar ibu dan si kecil tidak mengalami faktor risiko yang
sudah dijelaskan oleh dokter Rima dan dokter Molly. Dan seperti yang dikatakan oleh
Bapak Arif Mujahidin, Corporate
Communications Director Danone Indonesia, bahwa persiapan melahirkan tak
hanya nutrisi dan perlengkapan lainnya yang penting dipersiapkan namun
merencanakan metode melahirkan sekaligus mendeteksi dini adalah persiapan yang
tak kalah penting juga.
Wah lengkap ini informasinya jadi tahu tentang caesar dan suatu hari nanti bisa menentukan mana yang tepat.
ReplyDelete