Menonton film yang diangkat dari sebuah novel biasanya lebih mengesankan karena penulisan skenarionya berdasarkan cerita yang sudah dipersiapkan matang. Karakternya lebih hidup dan ekspresif. Seperti Film “Merindu Cahaya de Amstel” yang diangkat dari novel karya Arumi E. Penulis produktif dengan puluhan karyanya.
Film ini mengambil latar
Indonesia dan Belanda berisi kisah seorang mualaf gadis Belanda asli bernama
Khadija (Amanda Rawles) yang sedang diuji dalam pergulatan hatinya ketika
tertambat seorang pemuda Nicho (Bryan Domani) yang telah membuatnya nyaman dan
merasa terlindungi jika berada di dekatnya. Ujian itu, di antaranya, meneguhkan
komitmen hubungan vertikalnya dengan Yang Maha Esa dan sikap tidak ingin
menyakiti orang-orang yang berada di dekatnya. Khususnya sahabatnya, Mala
(Rachel Amanda).
Film bernuansa religi namun
ditampilkan secara umum, jadi siapapun dan apapun agamanya, dapat menikmati
film ini dengan nyaman karena taka da mandatory atau ungkapan-ungkapan ayat kitab
suci di dalamnya. Kesan kasih sayang terhadap sesama manusia lah yang lebih
banyak ditampilkan. Bahkan, ketika pesan religi diungkapkan, selalu menggunakan
analogi dan penjelasannya dapat dicerna dengan ringan tanpa merasa sedang
diceramahi.
Campur aduk saat menyaksikan film
ini antara bawa perasaan, gregetan dan terkadang ngakak karena peran Joko (Ridwan
Remin) yang selalu menggelitik dengan klimaks tawa. Ulahnya benar-benar selalu
mencairkan suasana. Warna warni ekspresi dan kedalaman makna yang dijiwai semua
pemeran tentunya berkat sutradara, Hadrah Daeng Ratu. Pengarahan adegan
demi adegan terlihat pas, natural dan menjiwai sehingga penonton mudah terbawa
suasana.
Dewi Irawan, Maudy Koesnaedi dan
Oki Setiana Dewi pun memberikan nilai tambah pada film ini. Kematangan acting mereka
menambah bobot film ini. Setiap peran yang dibawakan selalu mewakili perasaan.
Misalnya Dewi Irawan sebagai kakaknya Maudy dan Mala sebagai anaknya Maudy.
Chemistry antar pemain begitu dekat sehingga sentuhan emosi ketika sedih, marah
dan bahagia selalu terbawa perasaan bagi yang menontonnya.
Saya pribadi, sangat menikmati
film ini. Selain guyuran pesan-pesan moral yang keluar dari dialog-dialog dan
bahasa tubuh yang ditampilkan cukup memukau. Dua hal lagi yang menurut saya
menarik dan membuat saya menikmati dengan seksama, adalah soundtrack yang menyentuh dari Brisia Jodie. Lalu pemandangan Kota
Amsterdam dengan kincir anginnya, danau dengan bebek-bebek berenang,
gedung-gedung ikonik dan hilir mudik sepeda membuat saya merasa dibawa
jalan-jalan bersama para tokoh film ini.
Arumi E, penulis novel |
“Merindu Cahaya de Amstel”
sebenarnya sudah dikemas apik sejak dua tahun lalu namun karena pandemi, film
ini baru bisa rilis tahun ini tepatnya
20 Januari 2022. Arumi E sendiri merasa puas dengan film yang diproduksi.
Tentu bangga karena karyanya berhasil dinikmati penikmat film.
Amanda Rawles, Bryan Domani,
Rachel Amanda mengungkapkan perasaannya dalam press conference seusai pemutaran
film, mereka merasa dari film ini membawa perubahan terhadap pola pikir dan
kehidupannya. Mereka merasa beruntung karena peran dengan spiritual journey-nya, memberikan pengaruh nyata. Tentu saja mereka
merasa hal ini adalah salah satu keberkahan dapat terlibat dalam film ini.
Tantangan bagi Amanda Rawles saat
memerankan Khadija, memberinya banyak pelajaran. Diantaranya, harus berlatih belajar
Bahasa dan aksen Belanda, belajar untuk nyaman berhijab karena 90 persen dalam
film ini, Amanda berhijab. Lalu diamini juga oleh Bryan. Ditambahkannya, bahwa
mengungkapkan pesan-pesan dalam dialog film ini, harus ekstra hati-hati karena
bermuatan topic sensitif.
Sedangkan Oki Setiana Dewi
menyebutkan bahwa skenario dalam film ini cocok baginya sehingga tanpa pikir
panjang langsung menerima peran Fatima, seorang perempuan penyelamat Khadija
sebelum mualaf. Begitu juga dengan Dewi Irawan yang penjiwaan karakternya lebih
mudah karena saat Ia memerankan kakaknya Maudy, perasaan saat ditinggal Ibu dan
adiknya di dunia nyata sangat terasa
hingga peran ini masuk dengan sempurna.
Bagaimana detailnya film ini?
Saksikan besok 20 Desember 2022 di seluruh bioskop di Indonesia. Jangan lupa terapkan
protokol kesehatan saat menonton.
Banyak juga pesan yang bisa diambil dari film ini, aku malah baper aja sama kisah cintanya yang luar biasa. Suka pakai banget sama film ini mah.
ReplyDelete