Perjalanan #BijakBerplastik yang saya ikuti perkembangannya sejak 2018, kini akurasi dan transparansinya dikaji oleh Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB-UI) secara independen. Artinya, dengan dikaji secara independen, gerakan ini telah memiliki dampak baik bagi lingkungan, ekonomi dan sosial dalam perjalanan empat tahun gerakan ini. Maka untuk memperkuat akuntabilitasnya diperlukan kajian yang melibatkan akademisi secara independen.
Pada 12 Oktober 2022, di Jakarta
lima elemen penting dalam mendukung gerakan #BijakBerplastik hadir pada diskusi
gerakan ini, lima elemen tersebut adalah dari Pemerintah, Swasta, Akademisi,
Komunitas dan Media.
Sebelum membahas hasil kajian
gerakan #BijakBerplastik dari LPEM-UI, mari kita mencerna arti gerakan
#BijakBerplastik yang diluncurkan Danone-AQUA sejak 2018 lalu. Gerakan ini
menurut Ibu Vera Galuh Sugijanto, VP
General Secretary Danone Indonesia, merupakan komitmen perusahaan dalam
mengimplementasikan praktik Ekonomi Sirkular dalam operasional perusahaan dan
pengelolaan sampah kemasan paska konsumsi secara berkelanjutan.
Bicara soal penggunaan plastik
dalam rumah tangga, tak lepas dari ketergantungan pada barang-barang yang terbuat
dari bahan ini mengingat kepraktisan dan kekuatannya. Yang perlu digaris bawahi
bukan menyalahkan sampah plastiknya namun bagaimana perilaku manusia dalam
menyikapi barang-barang yang terbuat dari plastik itu, setelahnya mau ditaruh
di mana, digunakan untuk apa dan setelah tidak dipakai akan dibuang dan
bermuara ke mana? Ini adalah sebuah pembentukan kebiasaan yang harus didukung
sistemnya agar terarah alur pengelolaannya.
Maka gerakan #BijakBerplastik
tidak sekadar gerakan daur ulang sampah plastik saja namun memberikan wawasan
dan edukasi lebih luas juga kepada masyarakat bahwa penggunaan barang-barang
plastik tidak dilarang namun masyarakat harus mempunyai tanggung jawab besar
ketika barang tersebut akan dibuang, harus tahu ke mana dibuangnya dan tidak
dibuang sembarangan apa lagi jika dihanyutkan ke sungai yang bermuara ke laut.
Miris, jika hal ini sampai terjadi sebab ekosistem laut menjadi terganggu,
biota laut banyak yang mati dan polusi di laut pun semakin meningkat.
Maka dari itu, gerakan #BijakBerplastik
mempunyai visi mendukung pemerintah untuk mengurangi jumlah sampah plastik 70%
ke laut. Diperkuat dengan tiga pilar, yaitu Pengumpulan, Edukasi dan Inovasi.
Senada dengan yang disampaikan oleh Bapak Karyanto Wibowo, Sustainable Development Director Danone Indonesia mengatakan bahwa gerakan #BijakBerplastik mendorong rasa memiliki masyarakat luas karena terdorong atas dampak baiknya dalam kelestarian bumi sekaligus menciptakan bisnis kebaikan lainnya melalui inspirasi Using Business as a Force for Good.
Hasil Kajian Gerakan #BijakBerplastik LPEM-UI
Kajian yang dihasilkan dari
pendekatan survei terhadap total 200 responden dari wilayah DKI Jakarta,
Tangerang Selatan dan Bali dalam tiga kategori berikut ini:
1. Dampak Lingkungan
Adanya penambahan sampah yang
didaur ulang menjadi 17% lebih banyak, hal ini menjadi solusi terhadap sampah
yang tetap berada di TPA sebesar 14% dan mengurangi yang bermuara ke laut.
Karena sudah berjalan kegiatan proses daur ulang yang terorganisir.
Selain berkontribusi pada proses
daur ulang juga menghindari emisi hingga mencapai 36.369 ton CO2. Emisi yang
diturunkan dari pemanfaatan rPET sekitar 122.268,7 ton CO2e. Penurunan ini
berpengaruh juga dari hasil pemanfaatan galon guna ulang.
2. Dampak Ekonomi
Danone-AQUA yang memberikan
berbagai program terbuka untuk masyarakat dalam hal pemberdayaan usaha mandiri,
seperti usaha Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST), AQUA
Home Service dan lain-lain, memberikan
nilai tambah ekonomi berkelanjutan dengan akumulatif mencapai Rp1,22 triliun
sejak 2018-2021. Tercatat menghasilkan PDB dari kemasan galon guna ulang
sebesar Rp460 miliar.
Dari hasil kegiatan usaha
tersebut menciptakan lapangan pekerjaan bagi sebagian besar masyarakat
Indonesia dari sektor pengelolaan limbah, daur ulang dan pengelolaan sampah.
3. Dampak Sosial
Responden partisipan Gerakan
#BijakBerplastik Sembilan dari 10 partisipan merasakan dampak ekonomi dari
gerakan ini dan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang bahaya sampah
plastik. Responden menerapkan perilaku gaya hidup berkelanjutan melalui bekal
pemahaman dalam pengurangan dan penanganan sampah plastik terhadap ekonomi,
sosial dan lingkungan.
Paparan tersebut disampaikan oleh Bisuk Abraham Sisungkunon, Peneliti Ekonomi Lingkungan LPEM-UI yang berharap Danone-AQUA terus melakukan gerakan ini dengan berkelanjutan sebagai komitmen kontribusi terhadap pemberian manfaat secara lingkungan, sosial dan ekonomi.
Dari sisi pemerintah, Anggi Putri Pertiwi, Koordinator Bidang
Pembangunan Rendah, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, menyatakan
akan hadir mendukung program sirkular ekonomi, salah satunya dalam pengelolaan
sampah. Anggi mengatakan bahwa sirkular ekonomi menjadi kendaraan untuk
mencapai tujuan dalam kerangka rancangan pembangunan jangka menengah nasional.
Danone-AQUA telah melakukan sebagian upaya ini dalam program #BijakBerplastik.
Konsep sirkular ekonomi dalam
Gerakan #BijakBerplastik selalu menarik untuk digali mengingat banyak dampak
langsung yang dirasakan manfaatnya oleh banyak pihak. Baik dari segi
lingkungan, sosial dan ekonomi yang bahkan sudah teruji oleh LPEM-UI secara
independen, menunjukkan impact yang
benar-benar berjalan.
Dengan bijak berplastik ini bisa membuat kita lebih cinta lingkungan ya teh. Aku udah ajarin anak buat memilah sampah juga.
ReplyDeleteSetuju Lis anak juga harus diajarkan sejak dini
Delete