Magang biasanya diasosiasikan sebagai sarana bagi para mahasiswa tingkat akhir untuk terjun langsung ke dunia kerja di suatu perusahaan. Manfaat magang tentunya dapat memberikan pengalaman nyata dalam pekerjaan yang relevan dengan latar belakang pendidikannya yang ditempuh. Makanya biasanya ditempatkan pada posisi yang sesuai dengan jurusan kuliah yang diambil. Contohnya, saya saat memasuki semester 6, saya sudah mengambil magang di ZAP Clinic pada Divisi Marketing Communication dan Creative Productions. Sesuai dengan jurusan yang saya ambil yaitu Marketing Communication di London School Of Public Relations (LSPR).
Umumnya, anak magang belum dipercaya untuk mengerjakan pekerjaan utama pada divisi tersebut, jadi yang saya saksikan dari pengalaman-pengalaman anak magang sebelumnya, mereka Cuma dikasih kerjaan printilan seperti data entry, mengecek hal-hal yang sebenarnya tak perlu dilakukan dari pekerjaan karyawan tetap di sana atau hanya menunggu instruksi dari kepala divisinya.
Sebenarnya anak magang walau dianggap newbie tetap mereka ini mempunyai value masing-masing yang jika dilibatkan atau diberikan kepercayaan, bisa totalitas juga. Kuncinya, si anak magang harus proaktif dan komunikasi yang baik agar aspirasinya dapat diterima oleh perusahaan tempatnya magang.
Karena saya sudah pengalaman kerja puluhan tahun, maka saat saya magang berani menyampaikan aspirasi itu dan meminta terus kerjaan ke kepala divisinya, soalnya kalau cuma cengo saja selama di kantor kan boring dan waktu terasa lama banget buat sampai ke jam pulang hahaha. Makanya kalau dikasih banyak kerjaan saya senangnya minta ampun.
Di ZAP Clinic Alhamdulillah saya diberikan banyak kepercayaan dalam berbagai pekerjaan seperti berhubungan dengan influencer, Key Opinion Leader, menangani event, briefing talent, membuat konten narasi untuk caption sosial media hingga ikut terlibat membantu proses shooting untuk konten. Banyak banget pelajaran yang saya dapat pokoknya!
Secara singkat, review saya terhadap ZAP Clinic, manajemennya sangat tertata, terstruktur, terkontrol dan setiap divisi mempunyai program berkesinambungan. Begitu pula untuk yang bertugas di lapangan seperti dokter, perawat hingga GRO (Girls Relation Officer) semuanya profesional da nada koordinasi yang solid.
ZAP Clinic bukan sekadar klinik kecantikan namun sebuah perusahaan besar yang transformasinya melalui proses panjang, makanya ZAP tumbuh dengan kualitas dari berbagai sisi. Pastinya di belakang pertumbuhan perusahaan ini, banyak orang hebat yang berkontribusi membesarkan perusahaan ini. Makanya saat saya memutuskan magang di ZAP karena dilatarbelakangi oleh kualitas manajemennya.
Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan belajar saat 3 bulan magang di ZAP, saya observasi semuanya dan menyerap pelajaran dari setiap momentum pekerjaan di sana. Berikut hasil observasi saya selama bekerja magang di ZAP Divisi Sales & Marketing. Khususnya Marketing Communication dan Creative Productions
Jatuh Hati dengan CMO (Chief Marketing Officer) Feriani Chung
Pertama kenal Ibu Feriani Chung sejak saya wawancara beliau untuk keperluan tugas kuliah dan hasilnya saya mendapatkan nilai A. Dari hasil wawancara tersebut, saya merasa bahwa banyak perkembangan yang didapatkan ZAP dalam strategi pemasarannya terutama di masa pandemi yang tetap melaksanakan operasional klinik sehingga karyawannya tak ada yang di-PHK. Walau beliau bilang keberhasilan itu adalah karena peran semua pihak yang bekerja di ZAP, namun saya pribadi meyakini bahwa keberhasilan suatu perusahaan jantungnya ada di sales dan marketing. Tanpa keberhasilan di divisi ini, kegiatan operasional akan tersendat bukan?
Foto: hersrtory.co.id |
Banyak hal positif yang bikin saya berdecak kagum dengan perempuan inspiratif yang sering mengisi materi pada event-event brand di luar ZAP ini. Gaya kepemimpinannya yang kasual membuat semua anak buahnya tidak canggung untuk berinteraksi, makanya dengan Ibu Feriani siapapun mudah nyambung saat menyampaikan apapun yang menjadi masukan atau pendapatnya. Calon ibu ini juga sangat terbuka dalam menerima berbagai usulan program dan selalu follow up berbagai progress operasional divisi sales marketing dengan detail dalam setiap weekly meeting. Semua tercatat dan terkontrol.
Dari beliau, saya mendapatkan banyak pelajaran soal leadership yang tidak kaku. Bahkan ringan tangan dengan anak buah, contohnya memberikan berbagai masukan dan ide kreatif untuk semua divisi sales marketing dalam sesi meeting one on one setelah meeting mingguan.
Sedangkan hubungan dengan pihak eksternal, Ibu Feriani juga sangat mengapresiasi setiap pihak yang menjalin kerja sama dengan ZAP, seperti hubungan dengan ZAP Icon (Komunitas pengguna ZAP) dan semua rekanan kerja seperti MC dan lain-lain. Dari caranya selalu terhubung dan menjalin hubungan baik jangka panjang, saya sangat salut.
Tak cukup sampai di situ, beliau selalu melihat perspektif dari berbagai sudut pandang dalam memberikan keputusan rekrutmen setiap karyawannya yang bekerja di divisi yang dipimpinnya, selalu diberikan kesempatan untuk berkembang. Dalam bimbingannya, semua karyawannya mampu menggali potensinya masing-masing untuk dikembangkan melalui implementasi kerja masing-masing.
Mengapa saya jatuh hati dengan Ibu Feriani? Karena selain piawai dalam pekerjaan utamanya, dalam setiap pengambilan keputusan dan seluruh kegiatan selalu melibatkan “hati” selalu berusaha mengajak setiap karyawannya untuk belajar bersama tak hanya soal pekerjaan namun juga soal kehidupan. Makanya setiap minggu setelah weekly meeting, setiap orang wajib sharing pengalaman dan kisah perjuangannya agar masing-masing bisa saling menginspirasi. Keren kan?
Divisi Marketing Communication
Sebelumnya saya say thank to Lenny Theresia, Febri Andrianto, Shafira Adlina, Melur Dwi Karina dan Kanaya Qintara. Ini adalah tim Marcomm saat saya magang, kalau sekarang pastinya sudah berganti formasi ya.
Di divisi Marcomm ini divisi paling riweuh baik sedang ada atau tidak ada event sangat dinamis dan hampir tak ada waktu bernapas selama jam kerja. Karena harus terhubung dan dihubungi banyak orang dan partnership.
Saya bahagia melihat geliat dinamika di divisi ini, apa lagi saat baru pertama masuk magang, saya langsung dipercaya mengelola event blogger gathering di Hotel Veranda Jakarta Selatan. Mulai dari membuat proposal, mencari vendor goodie bag, mencari pembicara hingga mengundang peserta blogger. Bahkan saya pun sekaligus menjadi pengisi materi juga di acara tersebut. Tentu saja saya merasa tersanjung karena baru masuk sudah dipercaya memegang event tersebut.
Selain itu, saya juga mendapatkan banyak jejaring dan banyak kenalan dari Teman-teman ZAP Icon karena dalam proses kerjanya saya harus selalu berhubungan dengan mereka.
Selama 1,5 bulan di Marcomm, banyak nutrisi ilmu dan nutrisi jiwa yang semakin memenuhi gelas yang sengaja saya kosongkan saat pertama datang ke kantor ZAP ini. Terima kasih ya Teman-Teman Marcomm. Dan kesannya saat satu ruangan sama mereka, rame banget! Terutama Mas Febri yang selalu ngabodor abis. Ketawa melulu dan bercanda melulu tapi pekerjaan tetap serius. Seru pokoknya! Kenyang juga soalnya selalu ada saja makanan yang datang hahaha.
Divisi Creative Productions
Dalam divisi yang dipimpin oleh Vivien Prasetyo ini selalu riuh, meriah dan tak kalah dinamis dengan Marcomm. Srikandi desain komunikasi visual Steffani Jessica sungguh piawai bersama Loana dan Erlen. Desainnya sungguh cakep-cakep! Apalagi pas ada tayangannya di iklan bioskop, ugh saya ikut terharu dan bangga dengan hasil mereka ini. Tim ini sangat pekerja keras dan tekun. Keren abis!
Lalu tim konten ada Dhini Harsono, Catherine Daniella, Nanda Aulia Rahma yang sering saling backup jika salah satunya ada yang sakit atau ketika mengalami kendala, tak ada yang namanya saling menjatuhkan. Lalu ada tim video Mas Seno, Mas Lantip, Acil dan Mas Mufti, semakin semarak pokoknya dengan keberadaan mereka ini karena selalu saja ada bahan ketawaan yang bikin melenturkan urat saraf. Mas Seno sering putar lagu-lagu era 90an bikin saya nostalgia.
Di Divisi ini selama 1.5 Bulan saya belajar membuat subtitle, caption untuk sosial media, deskripsi Youtube, liaison buat talent hingga ikut mendampingi proses shooting untuk keperluan konten. Banyak alur kerja yang sebelumnya tidak saya ketahui dan di sini saya mendapatkan detailnya. Saya juga menjadi banyak kenalan para talent dan masih keep in touch di sosial media hingga sekarang.
Oh ya, di divisi ini, paling banyak jajan! Dikit-dikit pesan online barengan atau panggil OB buat beli makanan. Seru dan masa-masa seperti itu saya nikmati saja. Jadinya serasa muda lagi.
Magang Istimewa
Selama 3 bulan magang di ZAP, banyak suka dan duka yang dialami dan itu menjadi kesan yang sangat mendalam. Banyak warnanya. Namun saya lebih merasakan kesan suka-sukanya. Kayak “rezeki anak sholeha” aja bisa dapatin hal-hal berikut ini:
- Dikasih Training selama 3 hari, semacam orientasi untuk karyawan baru. Jadi ada perkenalan profil perusahaan dan manajemennya, core values hingga mengetahui teknis kerja setiap divisi secara keseluruhan. Selama proses orientasi ini, saya dapat banyak ilmu baru dan teman baru sekaligus paket goodie bag ZAP Welcoming Kit.
- Baru seminggu magang sudah diajak outing kantor ke Kepulauan Seribu, senang banget dong di sana main-main, makan dan chit chat.
- Nonton Bareng Seluruh Karyawan Kantor di PIM
- Dapat gaji bulanan
- Kecipratan bonus tahunan
- Ikut Monthly Town Hall ini adalah kesempatan mengenal semua manajemen di ZAP dan semua bisa berinteraksi memberikan evaluasi dan masukan.
- Bisa bekerja dan belajar bersama Gen Z yang dinamis, serba cepat, to the point, banyak ide segar, spontan dan penuh keceriaan walaupun agak berisik, wajar lah ya hahaha.
- Dapat nilai A
Zap Outing All Employee |
Mengenal Teman-Teman Pejuang Tangguh
Jujur, saya selama bekerja magang di ZAP ini, sudut pandang saya terhadap Gen Z berubah 270 derajat karena banyak hal di luar dugaan. Tak semua Gen Z itu instan dan manja.Contohnya, banyak karyawan ZAP yang berjuang keras bukan hanya di pekerjaan namun dalam kehidupan pribadinya juga. Ada yang sudah yatim piatu, ada yang memulai karir dari nol banget sampai bisa mengerjakan apapun hingga ada yang sudah menjadi single parent. Saya salut dengan perjuangan mereka.
Di usia mereka yang belia sudah dihadapkan dengan kerasnya hidup dan mereka survive! Para pejuang tangguh ini adalah Ira Fitri, Nanda Aulia Rahma dan Acil. Tiga teman ini sungguh loveable. Lalu ada Felis Adriani yang satu almamater, saya suka dengan cara kerjanya yang cepat beradaptasi padahal Felis baru lulus kuliah dan di ZAP adalah pertama kalinya dia bekerja.
Oh ya satu lagi, di ZAP lingkungan kerjanya cukup inklusif karena menerima pekerja disabilitas, ada Mba Sartika yang tuna rungu. Sartika mampu beradaptasi dengan pekerjaannya di divisi sosial media dan timnya pun sangat support terhadapnya. Sartika sangat ramah dan mudah akrab.
Tip Saat Magang Buat Kamu Yang Hendak Atau Sedang Magang
Jadi, buat kamu di luar sana yang magang, seringlah berkomunikasi dengan tim kerja bahkan atasan. Percaya diri saja namun harus tahu batasan juga dan tidak melangkahi atasan langsung di atas kita. Jika ada ide dan masukan sampaikan saja, pasti akan diterima jika itu adalah untuk kebaikan. Jangan lupa untuk selalu minta pekerjaan sebanyak mungkin. Semakin banyak yang dikerjakan akan semakin banyak pula ilmu yang didapat.
Jika kamu sudah merasa banyak mendapatkan manfaat dari magang, berikan feedback di akhir periode magang dengan memberikan satu deck PPT berisi usulan program, evaluasi dari hasil observasi dan apapun yang bersifat konstruktif.
Tinggalkan kesan baik agar dapat terus terhubung dan keep in touch baik dengan perusahaan, pimpinan maupun karyawan-karyawannya.
Pertama masuk magang dikasih welcoming gift |
Video di bawah ini saat saya terakhir magang di ZAP Clinic, seru banget dan bikin terharu. Datang disambut dengan hangat, pas selesai juga dilepas dengan apresiasi. So sweet ZAP! Love you!
No comments