Jangan Abaikan Alergi Susu Sapi Karena Berpotensi Menghambat Tumbuh Kembang Anak

Narasumber Bicara Gizi 2023


Banyak teman di sekitar saya, baik teman kerja atau di beberapa lingkungan dan komunitas yang memiliki anak dengan alergi susu sapi. Reaksi mereka terhadap kondisi anak-anaknya yang alergi susu sapi pada umumnya menganggap enteng karena yang terbersit dalam pikirannya alergi adalah hanya gangguan kesehatan ringan dan sangat umum terjadi. Dianggap sakit pilek yang bisa sembuh sendiri dalam waktu yang tidak lama.

Ada juga orang tua yang peduli dan ingin menangani kondisi tersebut supaya anaknya normal kembali atau setidaknya dapat mengatasi masalah tersebut namun pengetahuan mereka terhadap dampak jangka panjang alergi susu sapi masih sangat minim bahkan tidak sedikit yang tidak mengetahui solusinya. Tentu saja hal ini tidak bisa dibiarkan, semua harus ambil langkah tanggung jawab agar anak-anak Indonesia tidak terhambat proses tumbuh kembangnya karena alergi susu sapi.

Danone Specialized Nutrition Indonesia mengambil langkah inisiatif melalui edukasi untuk para orang tua yang memiliki anak dengan alergi susu sapi agar melakukan berbagai tindakan yang dapat memberikan optimalisasi tumbuh kembang anak dengan mencari informasi dan menerapkan ilmu yang didapatnya. Bapak Arif Mujahidin (Corporate Communication Director Danone Indonesia) menyatakan bahwa pola makan anak dan kebiasaan orang tua menyajikan menu juga sangat berpengaruh pada upaya solusi terhadap anak dengan alergi susu sapi.

Komitmen Danone SN Indonesia memberikan edukasi jangka panjang tersebut, bertepatan dengan Allergy Awareness Week, pada 31 Mei 2023 diselenggarakan webinar #BicaraGizi bertema “Webinar Allergy Awareness Week 2023. Ketahui Kaitan Anak Alergi Susu Sapi dengan Stunting” menghadirkan narasumber dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A, MPH (Dokter Spesialis Anak & Founder Tentang Anak), Dr. dr. Zahrah Hikmah, Sp.A(K) (Dokter Spesialis Anak, Konsultan Alergi Imunologi) dan Chacha Thaib (Influencer dan Ibu dengan Anak Alergi Susu Sapi).

Acara dibuka oleh dr.Mesty selaku moderator yang mengungkapkan fakta berdasarkan data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) bahwa angka kelahiran bayi dengan alergi susu sapi mencapai 2-7,5% dan menurut data Kementerian Kesehatan RI, prevalensi stunting di Indonesia sekitar 21,6%. Hal ini yang mendasari pentingnya edukasi berkelanjutan untuk menumbuhkan kesadaran para orang tua agar tidak terjadi dampak yang lebih jauh terhadap kondisi gangguan kesehatan tersebut.




Penanganan Alergi Susu Sapi Pada Anak

Materi dr Zahrah berikut ini memberikan referensi bagi para orang tua dalam menangani anak dengan alergi susu sapi.

Pengertian dan penyebab alergi

Alergi adalah reaksi yang tidak diinginkan oleh tubuh dan diperantarai oleh sistem imun, jalannya bisa melalui antibody. Manifestasi terberat dari dampak alergi tersebut adalah timbulnya eksim. Ada juga akibat dari alergi ini memberi dampak pada anak yang sering pingsan dan kulit menjadi kebiruan. Potensi kesembuhan ada di angka 0,5- 0.7,5 berangsur seiring bertambahnya usia anak.

Penyebab alergi dari sumber makanan dan sesuatu yang terhirup contoh dari sumber makanan misalnya susu sapi, kacang kedelai, gandum, telur, ikan, makanan laut dan makanan lainnya yang menjadi sumber allergen. 

Alergi susu sapi adalah kondisi saat susu sapi masuk ke dalam tubuh dan dikenali sebagai zat asing seolah susu sapi ini adalah teman-temannya virus, bakteri dan zat-zat yang membahayakan lainnya. Maka dari itu, saat susu sapi masuk ke dalam tubuh, menolaknya dengan tubuh mengeluarkan senyawa kimia untuk melawan. Hal inilah yang menimbulkan terjadinya alergi susu sapi.

Sedangkan sesuatu yang dihirup biasanya bersumber dari debu, kotoran kecoa, serpihan kulit binatang atau jamur. Penyebab lainnya adalah faktor keturunan dari kedua orang tuanya. Bisa jadi karena kedua orang tuanya yang alergi atau salah satunya.

Kenali gejala alergi

Penyebab alergi yang menimbulkan Eksim dijelaskan dr. Zahrah kondisi tersebut bisa mencapai pada besaran 35% penyebab kulit kering, ruam, bernanah, biduran, ruam kulit menonjol dan ada pembengkakan yang membuat anak tidak bisa bernapas. Jika ditemukan anak terus menerus melakukan gerakan menggosok area tertentu pada tubuhnya karena gatal dapat terindikasi alergi juga.

Gejala alergi susu sapi terjadi melalui jalan saluran cerna atau asma pada usia batita. Jadi, semua gejala alergi ini harus benar-benar diperhatikan agar dapat segera ditangani dengan baik.

Dampak alergi yang lebih jauh adalah gangguan pernapasan, anak menjadi tidak konsentrasi, tidur ngorok. Anak di bawah satu tahun mengalami gejala asma. Dapat dibedakan antara infeksi dan alergi. Jika anak diare, polip, intoleransi laktosa, infeksi amuba, BAB darah, demam dan ada ada riak, kondisi ini menunjukkan terjadinya infeksi. Jika tidak terdapat demam dan cairan di hidung mengalir, baru ini adalah kondisi alergi.

Saat anak menyentuh sesuatu lalu terjadi bersin, mengucek mata dan batuk. Debu, tungau  dan allergen yang menempel pada bantal, bulu dan serpihan kulit binatang peliharaan berpotensi menjadi penyebab alergi yang disebabkan karena udara yang terhirup. Sedangkan alergi yang disebabkan oleh kondisi fisik seperti cuaca panas, dingin, lelah dan sesak adalah sebagai pemicunya.

Penyebab psikis dari kondisi sedih dan marah juga dapat menjadi penyebab alergi. Jika sudah terlihat tanda-tanda terjadinya alergi, segera temui dokter dan konsultasikan. Setelah mendapatkan penanganan dari dokter, jangan lupa mencatat pantangan harian sebagai bahan evaluasi terhadap potensi penyembuhan. Dari catatan tersebut akan ada indikasi apakah anak memerlukan uji eliminasi atau uji provokasi yang harus

Uji eliminasi

Adalah upaya untuk kesembuhan alergi dengan mengurangi atau menghindari berbagai allergen berupa makanan untuk anak selama 3 minggu. Jika terindikasi anak membaik dan alergi tidak muncul kembali karena proses uji eliminasi, maka dapat diketahui penanganan selanjutnya adalah dengan metode ini.

Uji provokasi

Setelah dua minggu anak membaik dari kondisi alergi, diberikan kembali bahan makanan yang memicu alergi, lalu dilihat kondisinya, apakah alergi masih muncul saat diberikan makanan tersebut atau malah semakin membaik? Jadi harus tahu dulu apakah alergi makanan itu bisa membaik atau tidak. Jika memang tidak cocok dengan uji provokasi maka hindari selama 3-6 bulan tergantung pada reaksi alergi yang terjadi.

Potensi penyembuhan pada tahun pertama kemungkinan sembuh 55%,  tahun kedua 60-75% dan perbaikan pada tahun ketiga mencapai 90% yang akan terjadi perbaikan dan toleran, misalnya pada saat minum susu sapi tidak mengalami kejang dan gangguan lainnya.




Hubungan Alergi Susu Sapi Berhubungan dengan Stunting

Stunting adalah kondisi tinggi badan anak di bawah rata-rata, terdiagnosa dari tumbuh kembangnya, ukuran lingkar pinggang, lingkar kepala, indikasi kurang gizi dalam jangka waktu lama dan berakibat jangka panjang pada gangguan tumbuh kembangnya.

Anak dengan alergi susu sapi berhubungan langsung dengan stunting karena saat anak alergi banyak makanan yang dipantang dalam jangka waktu lama, seperti menghindari makanan berprotein tinggi yang justru menjadi allergen, nafsu makan menurun karena pilihan makanan terbatas dan pemilihan makanan pengganti yang tidak pas adalah akumulasi dari kurangnya memahami komposisi nutrisi yang semestinya diberikan. Kondisi saat anak alergi yang mengakibatkan sakit, kurang tidur dan radang saluran cerna membuat asupan makanan terganggu juga.

Jika sudah kekurangan nutrisi akhirnya anak mengalami stunting yang tak hanya kekurangan nutrisi namun ada dampak yang lebih panjang lagi yaitu rendahnya kemampuan belajar, menurun konsentrasi, rentan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, obesitas dan keterbelakangan mental.

Nutrisi untuk anak alergi

Sebagai solusi, dokter Zahrah merekomendasikan nutrisi yang dibutuhkan oleh anak dengan alergi susu sapi yang terdiri dari karbohidrat, protein dan lemak merupakan sumber nutrisi makro, vitamin dan mineral nutrisi mikro.

Penggantian makanan harus adekuat agar dapat menjamin tumbuh kembang anak dan mencegah terjadi penyakit akibat kekurangan nutrisi mikro seperti riketsia.

Stunting akibat alergi susu sapi bisa diatasi dengan melakukan tatalaksana alergi susu sapi dan melakukan terapi dengan menghindari segala bentuk produk susu sapi beserta turunannya. Tidak lupa juga harus memberikan formula pengganti yang disesuaikan dengan kondisi pasien sesuai rekomendasi IDAI.


Chacha Thaib

Pengalaman Chacha Thaib

Dalam kesempatan yang sama, Chacha Thaib yang mempunyai anak perempuan usia 9 tahun dengan alergi susu sapi, saat usianya tiga tahun dilakukan uji eliminasi, masih ada indikasi alergi berupa pilek namun tidak separah sebelumnya. Lalu saat usia di atas 6 bulan terdapat ruam ketika diuji provokasi hasilnya muncul lagi pilek. Untuk mengatasinya, Chacha selalu memantau dengan tenang dan membawanya ke dokter untuk selalu konsultasi. Chacha mengatakan jangan sampai melakukan hal atas dasar asumsi sendiri. Semua harus melibatkan dokter. Peran support system dari keluarga besar juga sangat penting. Pungkas Chacha.


8 comments

  1. Pada akhirnya sedikit lega dan bersyukur ya, karena sudah ada produk pengganti sebagai solusi buat anak-anak yang alergi susu sapi. Dengan begitu, mereka tidak terancam stunting. Dan semoga bisa belajar dengan baik.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar Mba makanan penggantinya juga harus sesuai dengan kebutuhan nutrisi yg bisa ngimbangi susu sapi

      Delete
  2. Orang tua kudu jeli banget sama gejala ya Ka. Suka deh baca baca artikel kesehatan anak begini walaupun belum nikah, buat persiapan nantinya biar ngerti dan ga kaget 😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo Efa udah nikah udah siap ya. Jangan lupa undang aku kalo mau nikah ya :D

      Delete
  3. Nah ini masalah yang sedang saya hadapi.
    Berusaha agar anak ketigaku tidak dalam kondisi stunting sehingga nutrisinya benar-benar saya genjot sekarang
    Habis sakit tumbuh kembangnya sedikit terganggu
    Semoga saat waktunya diberikan susu sapi tidak ada alergi sehingga tidak menghambat pertumbuhannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Asal semua tatalaksana buat Alergi Susu Sapi dijalankan in syaa Allah semua baik2 aja Mba, moga sehat selalu untuk keluarga ya Mba dan anak2nya semua cerdas dan pinter aamiin.

      Delete
  4. Wah harus melibatkan dokter ya. Memang kalau udah alergi parah gak boleh diagnosis sendiri ya. Malah jadi bahaya. Harus konsultasi sama yg ahli

    ReplyDelete
  5. sangat bermanfaat, terimakasih sudah berbagi ya kak :D

    ReplyDelete