Serba Serbi Mendukung dan Mempersiapkan Anak Kuliah di Fakultas Kedokteran Hewan

Mengawali tulisan ini, rasanya campur aduk. Antara masih merasakan euforia kebahagiaan saat Sekar lompat-lompat bahagia ketika membuka pengumuman kelulusan dan diterima di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya Malang. Jadi pelipur lara saat saya lelah dan hati ciut, jika mengingat hal ini, hati kembali berbunga dan kelelahan itu terobati. Seperti menyetel boneka dari mode sedih ke bahagia secara otomatis. Seperti mendapatkan bonus setiap hari. Senyum sendiri dan bersyukur tiada henti.

Tanpa mengurangi rasa syukur, saya berupaya menyampaikan hal ini dengan segala kerendahan hati, mengingat semua karunia ini adalah titipan dan pinjaman dari Allah SWT. Posting ini selain mengabadikan rasa syukur dan memberikan sedikit informasi sesuai pengalaman pribadi dalam mengantarkan anak ke masa depan dan cita-citanya.

Sejak TK, Sekar sudah sering bilang kalau dirinya ingin menjadi dokter gigi, karena lihat di tv, majalah dan ketika berobat ke klinik gigi. Keinginannya konsisten hingga SMA, berubah keinginan menjadi dokter hewan karena sering membaca berita dan unggahan-unggahan sosial media para dokter hewan. Ditambah dasarnya Sekar menyukai beberapa hewan seperti kucing, gecko dan beberapa hewan peliharaan lainnya. Bagaimana prosesnya saya menyetujui Sekar memilih Kedokteran Hewan nanti di paragraf selanjutnya saya ceritakan.


Bagaimana cara mendukung keinginan Sekar kuliah di Kedokteran Hewan?

1. Memupuk Konsistensi Cita-Cita Anak

Saat Sekar SMP, saya menguatkan pemahaman dengan realistis, bahwa menjadi dokter tidak menjamin kehidupan menjadi kaya jika tujuannya untuk materi, saya jelaskan bahwa menjadi dokter harus siap mengabdi jiwa dan raga, kapanpun dibutuhkan. Mempunyai ekstra kesabaran dan bisa mengukur diri dalam kapasitas fisik dan mental. Diberi tantangan ini, selain melalui lisan, saya pun mengajaknya nonton film-fim yang menampilkan pekerjaan-pekerjaan dokter dan memperlihatkan media sosial teman saya yang berprofesi sebagai dokter hewan. Sudah dipahit-pahitkan, Sekar berusaha memahami dan berpikir. Dan cita-citanya tetap konsisten.

Melihat konsistensinya, saya dukung dengan mengarahkannya bahwa di SMA harus masuk jurusan IPA, jadi saya kerahkan energi dan pikirannya untuk memperdalam pelajaran Biologi, Matematika, Fisika dan Kimia termasuk Bahasa Inggris.

Masuk SMA, dalam masa penantian pengumuman tes Psikotes, Sekar gelisah gak karuan, gak bisa tidur dan takut tidak lulus di jurusan IPA. Esok harinya, Sekar malah prank saya setelah ucap salam masuk pintu pakai ekspresi sedih dan bilang “Bu, Sekar gak keterima di IPA” terus saya menghampiri sambil bilang “Gak apa-apa” pura-pura baik-baik saja sambil meluk. Terus dia teriak sambil ketawa “Ibu aku di IPA!!” ampun deh hahaha.

Harus membuat proposal ke Ibunya sendiri

Di SMA selain fokus ke belajar, Sekar juga ikut organisasi dan ikut ekskul Pencak Silat, tentu saja tujuannya untuk menunjang jika mau mendaftar ke perguruan tinggi negeri. Di masa SMA ini juga saya sempat menegaskan soal komitmen, sebab awalnya saya tak merestuinya masuk Kedokteran Hewan, saya tak ingin Sekar masuk FKH karena ikut-ikutan teman atau sekadar pada komitmen karena “suka kucing” kan yang namanya kedokterah hewan itu bukan sekadar PET Shop atau suka kucing saja.

Dari pada saya ngambang dan tidak tahu tujuan sebenarnya Sekar masuk FKH, strategi terakhir untuk merestui adalah Sekar harus membuat proposal dan presentasi ke ibunya sendiri, tentang maksud, tujuan dan komitmennya ambil FKH.

Tak disangka dan di luar dugaan, Sekar membuat proposal dengan detail dan presentasi memakai power point yang dibuatnya. Begini garis besar isinya:

1. Indonesia membutuhkan 70 ribu dokter hewan dan baru terpenuhi 20 ribu hingga saat itu di 2021

2. Ingin fokus di satwa liar agar tidak ada yang punah

3.  Ingin bangun shelter kucing dan anjing di beberapa daerah dan berkolaborasi bersama pemerintah dan masyarakat. (Ternyata ini sudah direncanakan dengan temannya)

4. Hewan dianggap sebagai pelengkap ekosistem yang patut diberikan hak-haknya di alam bersama manusia.

Tok! Cap approval langsung saya ketuk, tinggal mengiringinya dengan doa-doa terbaik untuk menjalani proses selanjutnya.

Alhamdulillah Sekar dapat undangan SNMPTN dan memilih Universitas Padjadjaran (UNPAD) sebagai pilihan pertama dan pilihan kedua Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) pilihan kedua ini dipilih karena pilihan wajib salah satunya harus di universitas yang ada di Provinsi Banten tempat tinggal kami di Tangerang Selatan. Ini adalah salah satu peraturan dalam SNMPTN.

Tidak lolos di kedua universitas tersebut, pantang menyerah, Sekar ikut SBMPTN dengan pilihan yang lebih menantang, yaitu Fakultas Kedokteran UI dan Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Tidak lolos juga. Karena grade untuk Fakultas Kedokteran di dua universitas tersebut sangat tinggi tentunya. Kami realistis dan legowo.

Saya tetap membesarkan hati Sekar dengan mencari Fakultas Kedokteran Hewan di perguruan tinggi swasta. Menurut informasi, FKH hanya ada di 12 universitas di Indonesia dan di Jabodetabek hanya di IPB tentunya. Kami pasrah dan tetap ikhtiar, saya tawarkan Sekar untuk masuk Kedokteran Umum di Trisakti, saat itu saya berniat untuk menjual rumah untuk biayanya yang setengah M lebih itu. Sekar ragu, lebih tepatnya kasian ke ibunya. Ibu semata hanya ingin mengantarkan cita-citamu, soal rumah in syaa Allah bisa kebeli lagi setelah kerja keras lagi dan nabung lagi.

Akhirnya kami survei lagi selain Trisakti, tapi kurang sreg dan biayanya beda tipis dengan yang lain, ya mendingan Trisakti pastinya. Saya diam-diam beli formulir buat Sekar karena takut kehabisan kuota. Soalnya cepat banget untuk Kedokteran itu kuotanya habis.

Rupanya Sekar juga diam-diam mendaftar program Mandiri ke Universitas Brawijaya Malang. Untungnya pengumuman kelulusan dari Universitas Brawijaya tidak lama sehingga mencegah saya untuk menjual rumah. Masih segar ingatan saya, di malam hari sebelum pengumuman itu, menjelang tidur Sekar menghampiri saya sambil memeluk dan nangis, kami saling menguatkan dalam kepasrahan dengan segala kemungkinan yang akan menjadi ketentuan Allah SWT, apakah Sekar diterima atau sebaliknya?

Esok harinya tepat pukul 15.00 sesuai jadwal, kami membuka link pengumuman, namun diundur karena ada kendala teknis, ya Allah kami sedang diuji kesabaran dan sport jantung yang heboh, saya berlaga kalem padahal hati semrawut dan kepala migrain. Istighfar dan doa dipanjatkan terus. Dan saya fokus ke ngajar webinar karena masa itu 2021 masih tinggi masa pandemic jadi saya lumayan sibuk juga di rumah. Usai webinar, pengumuman belum juga ada, saya lupakan sejenak dengan rebahan di lantai rumah. Tak lama, dari kamar Sekar teriak sambil berlari ke ruang tengah “Ibuuuu….Ibuu….alhamdulillah diterima!!” Setengah terkejut spontan saya peluk Sekar dan kami menangis haru bersama sambil lompat-lompat. Ucap sujud syukur bersama dan klimaksnya tersenyum bahagia dan bangga tentunya. Lega juga tidak jadi menjual rumah. Rumah kita masih rezeki, Nak!

“Nak, ini adalah kehendak Allah, manfaatkan kesempatan ini dengan baik ya. Banyak bersyukur dan tingkatkan lagi ikhtiar di proses selanjutnya.”

Pemirsaaa….di satu fase saya lega masih ada fase serangkaian tes nih yang tak kalah bikin sport jantung, yaitu tes kesehatan dan psikotes di rumah sakit dan Psikolog yang ditunjuk universitas dan bersifat independen supaya gak ada manipulasi tujuannya. Jika gagal di salah satu atau kedua test tersebut, maka musnah harapan masuk FKH yang sudah diperjuangkan mati-matian di Program Mandiri ini.

Berapa Biaya Tes Kesehatan dan Biaya Psikotes Fakultas Kedokteran?

Biaya-biaya ini tentunya berbeda dengan tes kesehatan dan psikotes pada umumnya dan biaya tes untuk semua fakultas kedokteran termasuk umum, gigi dan hewan semua sama. Untuk kesehatan harus melibatkan dokter spesialis penyakit dalam, THT, mata, rontgen paru-paru dan general medical check up. Kisaran harga biaya medical check up secara keseluruhan ini adalah Rp2.200.000. Tergantung di rumah sakit mana, kalau Sekar memilih di RS Fatmawati yang terdekat dari rumah.

Sedangkan untuk psikotes, Sekar memilih Klinik Lentera, sebenarnya di RS Fatmawati juga ada paketnya namun susah untuk membuat janji dengan psikolognya yang tidak datang setiap hari. Di Lentera dengan Psikolog Ibu Dian Sudiono Putri.,M.psi.,Psikolog Sekar mengerjakan 400 soal dan saya ikut pusing lihatnya. Biaya psikotest adalah Rp750.000 dan ini tergantung dengan klinik psikolog nya juga. Oh ya psikotes ini minimal IQ harus 100 ke atas kalau untuk kedokteran. Jika IQ di bawah 100 maka tidak akan bisa lolos ke kedokteran.

Menunggu dua hasil tes itu memakan waktu satu minggu, baru saya bisa lega. Alhamdulillah Sekar IQ 110. Ini hasilnya

Hasil Psikotes


Mempersiapkan mental saat anak merantau

Semester 1 masih tenang, karena masih pandemi dan Sekar masih kuliah online, awal 2022 pandemi sudah mereda dan Sekar harus ke Malang. Oh My Allah! Saya merasa kaget dan belum siap padahal sebelumnya sudah tenang atau pura-pura tenang saat masih di Pamulang. Anak semata wayang, yang biasa tidur, dikekepin dan hari-hari sejak bayi hingga saat itu tak pernah lepas dariku harus merantau?

Hati berkecamuk. Sempat menganggap Allah tidak adil (Astagfirullahaladzim) saya nangis sesenggukan, walau ada rasa marah sama Allah tapi saat itu saya tetap mendekatkan diri sama Yang Maha memberikan ketentuan. Di sepertiga malam, tangis saya tumpah sejadi-jadinya. Saya di sini sendiri, hanya Sekar teman hidup saya, mau dijauhkan. Ini adalah pikiran emosional sesaat yang pendek. (Semoga Allah SWT mengampuni saya sebagai hamba-Nya yang sangat lemah ini) Setelah menangis sejadinya sambil meracau, saya mulai tenang, mohon ampun dan bersujud kembali.

Tidur dan esoknya saya mulai lega dan bisa menerima Sekar merantau. Allah memudahkan segalanya, memberi Sekar teman-teman yang baik dan proses belajar yang membuatnya fun. Hati dan pikiran saya pun terbuka. Ternyata Allah SWT menjauhkan Sekar dengan merantau selain memberikan kesesuaian dengan cita-citanya juga memberikan bekal skill life untuknya, karena Sekar tak akan selamanya bersamaku, aku bakalan renta juga kelak jika aku sudah tiada, Sekar sudah mampu survive. Ya Allah maafkan hamba-Mu yang sempat suudzhan pada-Mu. Astagfirullahaladzim.

Dengan teknologi tak akan pernah terputus kontak dan saya juga bisa sering jalan-jalan ke Malang kan? Saya jadi sempat ke Bromo dan sering bertemu Teman-teman Blogger di Malang juga. Banyak sekali hikmahnya.

Biaya kuliah dan biaya hidup di Malang

Untuk program mandiri Fakultas Kedokteran Hewan di Universitas Brawijaya, uang pangkalnya adalah Rp55.000.000 dan biaya per semesternya adalah Rp8.500.000. Belum termasuk membeli perlengkapan praktikum dan pernak perniknya.

Biaya kos per bulan Rp850.000 kondisi kos sangat layak, bersih dan khusus perempuan. Ibu dan Bapak Kost sangat baik dan kekeluargaan.

Biaya makan per bulan tidak menentu, yang pasti saya kasih Sekar lebih dari 1 Juta per bulan, karena selalu ada biaya-biaya lain juga dalam kegiatan kuliah, walau sedikit-sedikit tetap berasa. Jadi dalam satu bulan bisa sampai lebih dari 1 Juta untuk biaya makan dan akomodasi lainnya. Sekar juga saya anjurkan untuk menabung di program tabungan rencana yang tidak bisa diambil kapanpun jika belum jatuh tempo dan didebet secara otomatis.

Transportasi lumayan juga jika pakai ojek online, di tahun pertama, Sekar nebeng ke temannya yang punya motor dan memberi uang bensin per bulan. Tapi semakin lama, jadwal mereka berbeda karena tidak satu kelas, akhirnya Sekar mengajukan proposal lagi, kali ini proposal untuk mengajukan pembelian sepeda motor. Setelah menimbang dengan seksama isi proposalnya, saya kasih cap approval juga. Berikut proposalnya.

Proposal pengajuan pembelian sepeda motor


Tip mempersiapkan dana pendidikan

Mulai sejak anak balita, jika perlu sejak anak dalam kandungan atau bahkan sebelum hamil. Simpan tabungan khusus pendidikan dalam rekening terpisah dari rekening operasional. Ada beberapa pilihan untuk menyimpan tabungan pendidikan anak, yaitu deposito atau tabungan rencana. Saya mengambil dua-duanya.

Jika Teman-teman pintar menganalisis, bisa menyimpan tabungan pendidikan anak pada investasi reksa dana, obligasi atau tabungan emas.

Kalau saya pribadi, lebih memilih yang konvensional seperti deposito dan tabungan rencana. Deposito untuk simpanan jangka panjang untuk rencana biaya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi dan tabungan rencana untuk jangka pendek yang diatur pencairannya setahun sekali sebagai dana operasional untuk membayar uang semesteran.   

Awali deposito dari nominal terkecil tidak masalah, akan terakumulasi jika di beberapa bulan berikutnya ada penambahan lagi. Jika sudah diawali, akan lebih semangat kedepannya. Sementara untuk tabungan rencana, teman-teman bisa mencoba mengawali dengan setoran Rp100.000, 200.000 atau maksimal berapapun sesuai kemampuan. Tabungan rencana ini bisa dibuat untuk beberapa rekening jadi kalau Teman-teman punya target tertentu untuk biaya yang berbeda, bisa memiliki cadangan.

Alhamdulillah Allah memampukan dan memberi kemudahan, semoga terus ada rezekinya. Alhamdulillah Sekar sudah memasuki Semester 5 dan baru selesai KKN di pacitan.




Bersambung

Untuk bahasan kali ini saya cukupkan sekian ya Teman-teman, nanti disambung lagi dengan membahas kiat mendidik anak jarak jauh dan supaya anak pandai menitipkan diri di rantau. Kalau sekalian di sini sudah kepanjangan udah 1871 kata nih! Melebihi standar jumlah kata postingan blog.


9 comments

  1. Salut sama teh Ani yang sudah bisa mendidik Sekar sampai sejauh ini. Semoga cita2 Sekar terwujud ya

    ReplyDelete
  2. Teh Ani, MasyaAllah terharu aku bacanya. Sejak kenal teh Ani, aku jadikan salah satu panutan karena sangat menginspirasi dan banyak insight positif yang Amel dapat. Sebagai single parent tentunya gak mudah, tapi Amel percaya Allah selalu bersama kita. Dengan cerita kisah teh Ani yang membesarkan anak yang begitu luar biasa menjadi semangat Amel juga, semoga Amel bisa mendidik dan membiayai Shakila dan Kezia kelar untuk meraih cita-cita, aamiin allahumma aamiin.


    Terus menginspirasi ya teh dan sukses selalu buat Sekar.

    ReplyDelete
  3. Masya Allah teh Ani.. terima kasih sharingnya yaa.. aku jadi terbayang bagaimana harus mempersiapkan anak saat mau kuliah kelak. Plus soal proposalnya, itu juga yang mau aku latihkan ke anak-anak saat menginginkan sesuatu :) So inspiring as always, teh... ditunggu lanjutan ceritanya.

    ReplyDelete
  4. Wah sudah masuk kuliah nih ya anaknya. Keren banget bisa ketrima di Fakultas Kedokteran Hewan

    ReplyDelete
  5. Bangga banget ya Sekar kalau mempunyai ibu seperti Kak Ani soalnya mendukung hal yang diinginkan anaknya

    ReplyDelete
  6. Lumayan banyak nih ya biaya yang digunakan untuk mendafar ke Fakultas Kedokteran ini

    ReplyDelete
  7. Memang benar nih, Kak saat ini tenaga yang dibutuhkan untuk menjadi dokter hewan sangat banyak

    ReplyDelete
  8. Wah harus siap nih ya memang kalau anaknya hendak merantau. Sukses selalu buat anaknya hehe

    ReplyDelete
  9. Semangat.. semoga kebaikan sang Bunda tercinta memberikan kebaikan berlipat kepada Sekar dan Sekar mengembalikannya kepada semesta dengan kebaikan yang jauh lebih besar dan lebih indah..

    ReplyDelete