“Aku memiliki keterbatasan fisik tapi aku bisa naik sepeda, naik motor, nyetir mobil, suka olah raga, dan menjadi sarjana. Aku cukup percaya diri dari kecil hingga kuliah. Tapi, saat bekerja di sebuah bank, pimpinan yang memutus perjalanan karier saya saat ada pengangkatan karyawan tetap, sangat menohok!”
“Moment itu seketika membuatku terhempas oleh badai yang langsung menyadarkanku bahwa “oh aku ini berbeda”
Bara Semangat Dari Sintang ke Kota Metropolitan
Fany Efrita, salah satu penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2024 dari PT Astra International Tbk, adalah perempuan kelahiran Sintang Kalimantan Barat. Dengan semangatnya yang terus menyala, tidak membiarkan asa yang tertanam kuat dalam dirinya dipatahkan hanya dengan sebuah penolakan di tempat kerjanya di kota kelahirannya. Fany menjaga dan membawa bara semangat itu ke Jakarta yang diharapkannya memberikan ruang lebih luas dan menerimanya dengan kesetaraan kesempatan. Pada awal merantau, Fany benar-benar hidup sendiri di rumah kost sempit dengan fasilitas seadanya. Dari ruang kecil itu, Fany membangun mimpi yang dieksekusi.
Setelah berada di Ibu Kota, kehidupan Fany tidak serta merta berubah, semua berjalan melalui proses. Bahkan Fany mengatakan bahwa di Ibu Kota walaupun memiliki banyak peluang namun dirinya kerap menghadapi berbagai hal yang tidak mudah. Stereotip masyarakat terhadap disabilitas yang memandang rendah dan tidak percaya akan kemampuan yang dimilikinya, sudah menjadi stigma kuat. Oleh karena itu, Fany terus belajar dan bertumbuh dalam berbagai tantangan yang dihadapinya, seperti penolakan, dipandang sebelah mata, dan lain-lain. Fany merasa bahwa sebagai disabilitas harus memiliki kekuatan mental berlapis dan tanpa lelah harus bisa meyakinkan bahwa disabilitas bukan sekadar objek motivasi yang perlu dikasihani.
Di tengah perjalanan karier yang didapatnya di Kota metropolitan, Fany sempat bergabung dengan Thisable Enterprise, milik Angkie Yudistia, bergabung dengan berbagai komunitas dan organisasi untuk memperoleh jejaring, dan buah dari segala upayanya memantik rasa percaya dirinya menjadi lebih kuat. Oleh karena itu, Fany berprinsip bahwa dirinya harus berjalan bersama banyak orang yang satu frekuensi.
“Aku tidak ingin berjalan sendiri. Aku ingin membuka lebih banyak peluang bagi teman-teman disabilitas lain yang memiliki kisah serupa denganku agar mereka juga bisa menemukan panggungnya sendiri, bukan karena belas kasihan, tapi karena mereka layak untuk diakui dan diberi kesempatan yang setara.” tegas Fany.
|  | 
| Fany saat memberikan pendampingan komunitas (Sumber: Koleksi Pribadi) | 
Bara Semangat Bertransformasi Menjadi Karya Nyata!
Prinsip Fany yang ingin sukses bersama para disabilitas dengan cara menjaga bara semangat yang dibawanya dari Sintang untuk terus dipupuk supaya tidak padam. Bara tersebut dipakai untuk menggodok ide, mengolah opini, mematangkan konsep, memperkuat strategi, hingga terciptalah Program “Alunjiva” dalam program ini, Fany berperan sebagai Co-Founder.
Melalui Alunjiva, Fany dan dan timnya mewadahi para penyandang disabilitas untuk berkembang bersama menjadi wirausaha melalui digital secara mandiri. Di dalamnya terdapat pemberdayaan melalui workshop kewirausahaan, pembuatan konten digital yang terintegrasi, membuat storytelling, personal branding, copywriting, dan berbagai pelatihan lainnya. Memberikan pelatihan skills saja menurut Fany belum cukup. Alunjiva juga berinisiatif memberikan pendampingan dan advokasi bagi para anggota yang pernah belajar di Alunjiva untuk memperoleh kesempatan bekerja di tempat-tempat yang inklusif, mencarikan partner kerja dari brand atau institusi apapun untuk menyalurkan kemampuan mereka dengan berkolaborasi melalui konten yang dibuatnya.
Menurut perempuan lulusan Universitas Tanjung Pura dengan penguatan pendidikan dari Graduate School USA dan The University Of Sidney Business School ini, Alunjiva yang dibangun bersama timnya juga memberikan perlindungan untuk para membernya pada saat bekerja sama dengan pihak luar agar semua haknya terpenuhi dan kewajibannya terjaga.
Untuk keberlangsungan Alunjiva, Fany dan tim terus memberdayakan semua anggotanya agar memperoleh penguatan melalui mentoring dan pendampingan yang bersifat jangka panjang, memiliki jenjang, dan berdampak.
“Menurut aku, potensi teman-teman disabilitas di dunia digital itu luar biasa besar. Dunia digital memberi ruang yang lebih setara. Di sini yang dilihat bukan keterbatasannya, tapi pesan, karya, dan nilai yang mereka bagikan lewat media sosial menjadi penuh makna. Teman-teman disabilitas bisa menunjukkan bahwa mereka bukan sekadar “objek inspirasi”, tapi subjek yang punya suara, pandangan, dan pengaruh positif. Juga sebagai individu yang utuh.” ungkap Fany dengan semangat.
“Mereka bisa menjadi role model yang menunjukkan bahwa disabilitas bukan halangan untuk berkarya dan berkontribusi. Bahkan, dunia digital juga membuka lapangan pekerjaan baru, misalnya dengan jalan menjadi content creator, influencer, atau affiliator yang bisa menghasilkan pendapatan dari kreativitasnya sendiri.” tambahnya.
“Setiap konten yang mereka buat, setiap cerita yang mereka bagikan, adalah bentuk nyata dari berdayanya mereka dan keberanian untuk melawan stigma. Aku percaya, semakin banyak teman disabilitas yang berani tampil dan berkarya di ruang digital, semakin kuat juga pesan bahwa inklusi bukan hanya tentang diterima tapi tentang diakui dan dipercaya.” tegasnya.
|  | 
| Dalam sebuah acara inspiration sharing bersama @America (Sumber: Koleksi Pribadi) | 
Influencer Disabilitas Mendorong Ekonomi Digital
Suara para influencer disabilitas layak diperhitungkan karena memberi sudut pandang objektif dalam membangun inklusivitas dalam berbagai bidang. Fany menjelaskan bahwa para influencer disabilitas didikannya, mampu mengemas konten lebih fokus ke karya dan berbagai ulasan informatif dari berbagai pengalaman unik mereka. Jadi, mereka tidak mengangkat poin yang dapat mengundang belas kasihan, namun sebagai kekuatan inspirasi yang bermanfaat untuk banyak pihak.
“Aku juga percaya, dampak yang nyata itu terlihat dari perubahan kecil, seperti cara mereka berbicara dengan lebih percaya diri, berani mengambil peluang, dan mulai melihat diri mereka sebagai bagian dari solusi, bukan beban. Dari situ aku tahu, pemberdayaan yang kami lakukan nggak cuma simbolik, tapi benar-benar hidup dalam diri mereka.” ungkap Fany.
Hingga saat ini, Fany memiliki 22 Talent Influencer Disabilitas yang sudah mulai berkembang, dimulai dari rasa percaya dirinya yang terus tumbuh, membangun pengikut yang terus bertambah, hingga sudah mampu mandiri bekerja sama dengan brand. Konten yang dibangunnya diakui oleh brand dan followers-nya sebagai konten yang bermakna dan bermanfaat. Bukan karena label disabilitasnya. Semua konten yang disuguhkan mereka banyak dinanti karena menarik dan informatif.
Jika selama ini pekerjaan-pekerjaan umum di kantor dan sektor formal lainnya membatasi kesempatan yang diperoleh para disabilitas, dengan menerapkan syarat dan ketentuan yang tidak berpihak kepada disabilitas. Dalam ranah digital justru memberikan banyak ruang bagi mereka untuk berekspresi lepas berkarya dengan versi terbaiknya. Dengan orisinalitasnya, para influencer disabilitas mendapatkan dukungan dan menjadi bagian dari ekosistem digital yang layak diperhitungkan. Sekali lagi, bukan karena sudut pandang belas kasihan namun dari sudut pandang orisinalitas karyanya.
|  | 
| Pemberdayaan tanpa batas bagi rekan disabilitasnya (Sumber: Koleksi Pribadi) | 
Influencer Disabilitas Mengubah Sudut Pandang Masyarakat Umum Terhadap Inklusivitas
Dengan hadirnya influencer disabilitas, pandangan masyarakat mulai bergeser dari yang awalnya hanya merespons iba namun mulai melihat bagaimana karya-karya mereka yang relevan, baik dari sisi informasi, pengalaman unik, cara promosi produk, hingga saat menjelaskan fenomena sosial. Masyarakat sudah melihat para influencer disabilitas dalam ekosistem digital sebagai individu utuh yang melengkapi keberagaman dan ketangguhan manusia yang memperkaya perspektif publik tentang inklusivitas dan potensi diri.
Apresiasi SATU Indonesia Awards 2024 Membuka Jalan Lebar
Perempuan tangguh multitalenta ini pada tahun 2024 menerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2024 dari Astra. Sebagai penerima apresiasi atas kegiatan “Pengembangan Keahlian Content Creator Disabilitas di Indonesia”. Penghargaan ini adalah bukti bahwa upaya Fany mengangkat kiprah baik para disabilitas memiliki dampak baik bukan hanya untuk para disabilitasnya saja, namun bagi lingkungan sekitarnya juga ekosistem digital yang lebih luas.
“Penghargaan dari Astra bukan cuma bentuk apresiasi, tapi juga membuka banyak peluang dan jejaring baru. Dari sini aku bisa bertemu dengan banyak orang dari berbagai bidang seperti dari pelaku sosial, profesional, sampai pihak swasta, dan pemerintah. Semua pihak ini punya semangat yang sama untuk berbuat sesuatu bagi masyarakat. Kolaborasi dan koneksi seperti inilah yang akhirnya membantu gerakan ini tumbuh lebih luas.” ujar Fany berbinar.
Tantangan dalam Membina Komunitas
Fany walaupun sudah kuat berdiri sendiri dan mampu menghadapi berbagai tantangan dalam hidupnya, namun Fany mengakui jika sampai saat ini masih menghadapi tantangan besar saat membimbing komunitasnya agar para disabilitas tersebut mampu menghadapi berbagai tantangan juga. Tidak semua disabilitas memiliki kekuatan dalam berproses sehingga perlu waktu dan sesering mungkin memberikan semangat dan asupan energi agar mereka merangkak dalam perubahan yang lebih baik.
Memberikan pengertian dan edukasi secara holistik serta memberikan penguatan moral yang berkelanjutan. Fany juga mengajak semua pihak untuk memberikan kepercayaan dan peluang bagi para disabilitas agar semangatnya bangkit dan mereka pun merasa dibutuhkan, serta berarti.
|  | 
| Bara itu selalu dijaganya agar perjuangannya berlanjut (Sumber: Koleksi Pribadi) | 
Perjuangan yang Patut Diteladani
Perjuangan Fany dan tim sangat perlu didukung oleh semua pihak dan perlu penerus yang akan meregenerasi gerakannya. Supaya perjuangan Fany berkelanjutan, mari kita sama-sama dukung perjuangannya dengan cara yang kita mampu, sesederhana mempromosikan kegiatannya dalam blog, media sosial, atau menghubungkannya ke berbagai jejaring yang berkepentingan. Langkah kecil yang dilakukan bersama, akan memberikan dampak yang nyata dan terealisasi dengan cepat.

 
 
 
 
No comments