Food Writing and Photography Class With Harnaz



The East - Sabtu,16 Juli 2016 – Saya tak berani menyebutkan diri saya sebagai Food Blogger tetapi saya suka menuliskan tentang makanan di empat blog yang saya kelola. Bahkan saya mempunyai blog khusus kuliner di paprika.blogdetik.com yang sudah tidak di-update lagi karena berencana akan dipindahkan ke platform lain.

Selain di Paprika.Blogdetik, saya juga mempunyai akun di Openrice.co.id yang isinya semua tentang review restoran yang pernah saya datangi. Dalam Openrice ini saya beberapa kali ikut gathering-nya yang hadir rata-rata bukan Blogger tetapi orang-orang yang suka makan dan menuliskannya di platform openrice tersebut. Saya jadi punya lingkaran pertemanan yang tidak itu-itu saja. Sudut pandang untuk menulis pun menjadi luas.

Saat saya diajak Kak Arifa untuk mengikuti Food Photography-Writing Class yang diselenggarakan oleh menikmatiindonesia.com dengan mentornya Harry Hardianto Nazarudin yang lebih akrab dipanggil Harnaz, penulis Buku Kuliner 100 Maknyuss Jakarta, 100 Maknyuss Bali dan Kimia Kuliner. Saya langsung daftar dan mengajak tiga teman Blogger. Terima kasih ya, Kak Arifa.

Dari workshop ini, banyak materi yang belum saya dapatkan sebelumnya untuk review makanan dan cara mengambil angle foto yang bagus. Ini dia hasil berguru saya di Hari Sabtu itu:

Tips Dasar Menulis Review : TA SA TA KA

DaTA: Menurur Harnaz, tujuan utama kita menuliskan review makanan di suatu tempat adalah untuk mengajak mereka supaya ikut makan dan datang ke tempat tersebut. Jadi sebisa mungkin tulisan review yang dibuat dapat menjadi magnet untuk membuat orang lain ingin datang dan mencicipi makanan tersebut.

Bukan hanya menggambarkan rasa makanan saja. Tapi berbagi suasana tempat makan tersebut atau berbagi hal unik yang menarik terkait tempat makan yang ada. Ketika berburu bahan untuk review, selalu catat Nama. Lokasi, Jam buka, Kisaran harga, Hidangan Utama, Menyediakan Babi atau tidak? Ini penting dan sebaiknya selalu bawa catatan dan pulpen. Mencatat di buku catatan agar aman dan terhindar dari risiko kehilangan data di gadget.

Menurut Harnaz, hati-hati dalam menuliskan kata “Halal” karena yang berhak menentukan halal atau tidaknya suatu makanan adalah Majelis Ulama Indonesia. Maka cukup tuliskan “Tidak menyediakan hidangan Babi dan sejenisnya”

AnaliSA: Lakukan analisa rasa pada hidangan dengan memulai dari hal paling sederhana, mulai dari prosesnya. Apakah digoreng, direbus atau ditumis. Pilah rasa dan bahannya. Cari tahu bagaimana prosesnya dari mulai mengupas, memotong, memasak sampai menghidangkannya.

Salah satu yang dicontohkan Harnaz adalah ketika mengetahui proses buah kluwek yang digunakan sebagai bahan masakan dan bumbu. Melalui proses yang bertahap dan memakan waktu sehingga menghasilkan rasa unik dan istimewa. Maka ini adalah proses yang patut dihargai. Sehingga kita tak sayang mengeluarkan uang untuk porsi makanan yang sudah melalui proses yang tak biasa itu.

William Wongso pun memberi pernyataan pada dunia kuliner Indonesia, menurutnya jika ingin kuliner maju, harus keluar dari konsep enak atau tidak enak tapi lebih menghargai pada pembuatan prosesnya.

CeriTA: Temukan cerita dibalik hidangan yang kita santap, ceritakan sejarahnya, apa keistimewaannya? Apakah hidangan tersebut disukai oleh para tokoh atau orang-orang tertentu?
Atau ceritakan juga kisah pemilik restoran atau warung makan tersebut, ceritakan bagaimana mereka memulai usahanya sampai berhasil dan bertahan. Gali informasi sedalam-dalamnya, jika perlu minta informasi resepnya.
Setiap ada cerita menarik baik tempat, makanan atau suasananya, ceritakan saja.

LogiKA: Ceritakan dari mulai data, analisa kemudian cerita dengan jelas dalam paragraf pendek-pendek. Maksimal 3-4 kalimat dalam satu paragraf. Agar menarik, beri Sub Judul.
“Pemberian judul di setiap paragraf, akan memberikan ruang kepada pembaca untuk memilih bagian mana yang menarik dibaca untuk mereka. Jadi, tak memaksa pembaca untuk membaca keseluruhan artikel.”Kata Harnaz.

Elemen dalam sebuah Food Review adalah foto dan gaya bercerita, Judul yang membuat penasaran, kisah personal yang menarik dan testimoni atau wawancara. Ini sangat menguatkan sebuah review makanan. Jangan lupa riset.

FOOD PHOTOGRAPHY

Jenis-jenis Food Photography:


Flat Tray: mengambil posisi foto dari atas dengan menampilkan semua hidangan yang ditata. Diusahakan penataan tidak menumpuk di tengah.


Whole Plat: Memotret hidangan lengkap dalam satu piring dengan fokus pada semua hidangannya. Jangan fokus hanya pada satu jenis hidangannya saja.


Food Porn: Memotret hidangan dari jarak dekat dengan fokus langsung ke makanan. BiasanyaFood Porn makanannya ada pada posisi vertikal sehingga mudah mengambil angle-nya.


Human Interest: Mengambil foto dengan latar belakang orang-orang yang sedang beraktivitas mengolah makanan atau menjaga kedai makanan dan lain-lain.


Hati-Hati Jebakan Batman Saat Memoto

Saat mengambil foto makanan sebaiknya perhatikan warna karena biasanya kafe selalu gelap ruangannya atau suatu restoran menggunakan lampu yang sangat terang sehingga berpengaruh pada warna hidangan yang difoto. Hal ini bisa diatur oleh White Balance yang ada pada kamera.

Hindari juga tata letak properti seperti sendok yang tidak pada tempatnya, piring yang pinggirannya kotor dan lain sebagainya. Supaya tidak mengganggu fokus foto hidangan tersebut.

New Friends
FOOD Photography-Writing Class bersama Harnaz ini memuaskan, selain ada teori juga praktek. Kami di Mall Abassador hunting kuliner dulu untuk direview dengan membawa catatan untuk menuliskan data yang dibutuhkan. Saya memilih Masakan Manado di sebuah kantin dan akan saya tuliskan di artikel berikutnya.

Keseruan acara ini juga mempertemukan saya dengan teman-teman baru yang baik dan mengesankan.

25 comments

  1. Waaahh acaranya seruuuu..
    Ada kang Harnaz lagii ..

    ReplyDelete
  2. Mantabbb Teh tipsnya. Aku juga baru tau ternyata food fotografi punya 4 style yang beda-beda. :D

    ReplyDelete
  3. Tanpa sadar aku telah mempraktekkannya. Cuma ga tau itu istilahnya apa. TFS, teh ^_^

    ReplyDelete
  4. Bermanfaat banget ini tipsnya...aku emang punya akun IG khusus makanan @foodgram_pkl gaya pemotretannya sekarang masih banyak nyontek punya orang tanpa tau teorinya. Sekarang sedikit ada gambaran

    ReplyDelete
  5. Dari upload kompakan Instagram saya belajar ini Teh ��

    ReplyDelete
  6. Tfs ya teh. Belajar tentang food photography itu memang asik. Aku juga masih belajar gimana supaya motretnya bagus :).

    ReplyDelete
  7. baru tahu food porn ITU memotret foto Dari jarak deket banget. kirain tergila Gila sama makanan...

    ReplyDelete
  8. Hihi...ilmunya pas bgt nih byat saya yg lagi belajar tentang potrat potret makanan. Habisnya penasaran gitu kalau lihat teman blogger yg fotonya kece badai. Ternyata ini yo rahasianya.

    ReplyDelete
  9. Ilmu ini yg lagi kucari2 teh pengen banget belajar food photography. Tfs teteh :)

    ReplyDelete
  10. Wah seru, banyak ilmu didapat.
    Selama ini aku asal jepret aja kalo motret makanan, masih belum paham ttg cahaya, tata letak dsb nya itu :)

    ReplyDelete
  11. Aku paling gak bisa nih food photography, sense-nya kurang. Etapi pas baca sharing ini, jd dapet ilmu dan mau dicoba praktekkin. Moga nggak lupa (makanannya keburu dimakan).

    ReplyDelete
  12. Belajar memotret makanan out sekarang penting ya Teh sambil mengasah skill juga seni fotografi hehe

    ReplyDelete
  13. Wuih keren amat nih tips2nya ... Gaya flat lay tuh sptnya cukup populer ya, apalagi di cafe2 gitu ... :D

    ReplyDelete
  14. Ini sepertinya perlu di bookmark deh. Rugi kalau lupa.
    Tapi itu lho teh, yang istilah f.6 dan teman-temannya itu, saya nggak tahu gimana ngaturnya.

    ReplyDelete
  15. Wah, ternyata macam-macam foto makanan itu ada namanya ya? Baru tahu, hihihihi. Saya sangat tertarik sekali sama food fotography dan food videography, sedang ada rencana untuk bikin channel khusus makan-makan di YouTube. Semoga berjalan lancar sesuai rencana :)

    ReplyDelete
  16. Terima kasih atas komentarnya ya! Catatannya rapi dan teliti, berbakat penulis!

    Harnaz

    ReplyDelete
  17. Aha.. baru ngerti tnyta dlm food photofraphy ada bbrp gaya,, jadi ga monoton klo pengen fotoin makanan yaa. .

    ReplyDelete
  18. Ta Sa Ta Ka,,, Data, Analisa, Cerita dan logika

    Trims ito Ani,, (lumayan nambah ilmu.. :) )

    ReplyDelete
  19. Nambah lagi ilmu tentang menulis dan memotret. Belajar itu memang tiada habisnya. TFS teh Ani!

    ReplyDelete
  20. sukaaa banget dengan acara ini. Terima kaish undangannya, ya :)

    ReplyDelete
  21. Soal makanan ini memang lagi kekinian, ya. Ada kelas fotonya, kelas bikin makanannya, bahkan ada kelas makan-makannya. Hahahah

    ReplyDelete
  22. Wis boleh nih belajar karena muantappp sekali pengalamannya.

    ReplyDelete
  23. Untung baca ini, jadi nambah deh semangat untuk memperbaiki kualitas foto...

    ReplyDelete
  24. tasataka...makasih mbak ilmunyaaaaaa

    ReplyDelete