Siapa
yang tak mengenal semen? Bahan yang bisa membuat kokoh bangunan, jalan, benteng
dan lain-lain. Tak dipungkiri, peran semen selalu menjadi andalan dalam
penyediaan bahan baku sebuah bangunan atau bentuk lainnya.
Mengunjungi
langsung pabriknya adalah suatu privilege
tersendiri buat saya, mengingat kesempatan datang ke sini tak semua orang bisa
mendapatkannya. Pada 24 Januari 2018 adalah kunjungan kedua kalinya setelah
kunjungan pertama tahun lalu sambil mengunjungi desa binaan Indocement untuk
kegiatan CSR nya. Yakni, proram
sekolah magang Indocement serta Gemari
Saya
dan teman-teman blogger diajak melihat secara langsung bagaimana semen
diproduksi di area Plant 14, Kompleks Pabrik Citeureup yang merupakan Plant
terbaru Indocement yang diresmikan pada Oktober 2016.
Kami
jadi tahu area produksi seperti raw mill
atau penggilingan, kiln dan suspension preheater. Saya juga takjub
dengan kemegahan bangunan tiga buah silo
(tabung raksasa) yang menjadi tempat penampung semen yang sudah jadi dan siap
di-packing lalu didistribusikan.
Menarik
sekali berkunjung ke suspension preheater
yang sangat tinggi, ketinggiannya mencapai 158 meter. Jika menggunakan tangga
manual, harus mampu melewati 1.444 anak tangga. Dalam kondisi normal, bisa
sampai ke puncak suspension preheater
dalam waktu 20 menit.
Dari
puncak suspension preheater selain
melihat proses produksi semen juga bisa melihat dan menikmati pemandangan
Citeureup secara luas. Kami pun tak menyia-nyiakan waktu untuk mengabadikannya
sambil menikmati angin segar plus pemandangan yang menghampar. Rasa
nasionalisme saya memuncak. Bangga dengan karya bangsa ini. Ya, saya sedang
berada di wilayah salah satu objek vital nasional!
Bapak
Wirya Santika, Manager Plant 14 mengatakan bahwa produksi yang dihasilkan untuk
Plant 14 saja mencapai 11.500 ton per hari. Produktivitas tinggi ini tentunya
berkat efisiensi tenaga kerja yang didukung teknologi canggih. Misalnya, kinerja
mesin di pabrik diawasi semua di control
room serta memiliki laboratorium quality
control dengan teknologi robotik termodern. Tak semua orang bisa masuk ke control room karena jika salah pencet
satu tombol saja, bisa fatal akibatnya.
Pengantongan
semen dan pusat dispatch terbesar di dunia dengan 5 lini fasilitas otomatis
penuh, dengan kapasitas 9.000 palet per hari dan 360.000 kantong per hari.
Ban bekas, salah satu limbah B3 yang digunakan untuk AFR |
Oli bekas juga digunakan untuk bahan AFR |
Alternative Fuel and
Raw Material
Untuk
mengoperasikan kegiatan operasional pabrik, Indocement concern pada prinsip ramah lingkungan. Termasuk dalam penggunaan
bahan bakar. Penggunaan bahan bakar alternatif meminimalisasi ketergantungan
pada bahan yang berasal dari energi tak tergantikan, seperti batu bara.
Bahan
bakar yang digunakan Indocement 15% nya adalah alternative fuel, limbah yang
digunakan berasal dari limbah indocement atau dari pihak ketiga dan desa mitra.
Indocement memiliki izin untuk mengolah limbah B3 (Bahan Berbahaya dan
Beracun) sebagai bahan bakar alternatif.
Kami
memasuki area pengelolaan AFR namun tak diperbolehkan turun dengan alasan
keamanan walau sudah pakai masker dan perlengkapan lainnya.
Terlihat
kumpulan bahan-bahan baku alternatif yang akan dibuat bahan bakar yang terdiri
dari Limbah B3 dan Non-B3.
Bahan
baku yang terlihat, untuk kelompok Limbah Non-B3 adalah, sekam padi, serbuk
gergaji, kertas dan karton bekas, ban bekas dan refused derived fuel (RDF). RDF ini adalah sampah rumah tangga
hasil proses Bio-Drying.
Sedangkan
Limbah B3 adalah sludge oil, plastik
terkontaminasi, cat bekas dan limbah tekstil terkontaminasi.
Tak
menyangka, bahwa bahan-bahan tersebut bisa diolah menjadi bahan bakar
alternatif yang dapat mengurangi CO2 pada lingkungan.
Proses Bio-drying |
Bio-Drying
Setelah
melihat lokasi AFR, kami menuju tempat pengelolaan sampah dengan Bio-Drying
masih di sekitar lingkungan Indocement. Bio-Drying juga merupakan alternatif
bahan bakar yang berasal dari sampah rumah tangga. Bio-Drying Indocement ini
merupakan proyek percontohan pengelolaan sampah rumah tangga bagi siapapun yang
ingin mendalaminya.
Proses
yang dilakukan melalui metode co-processing
dengan pengeringan dan fermentasi mikroorganisme (decomposable) dengan
dekomposisi mikroorganisme dalam kondisi ketersediaan oksigen yang cukup selama
21 hari proses.
Alat
yang digunakan adalah Membran Cover
Khusus yang dapat meloloskan uap air hasil pengeringan. Uap air akan
mengalir melalui pipa yang disediakan menuju penampung. Hasil pengerjaan
Bio-Drying adalah menghasilkan Refused Derived Fuel (RDF) yang akan
dipergunakan sebagai bahan bakar alternatif setelah diolah.
Bio-Drying
sangat membantu mengurangi pencemaran udara karena bau sampah dan timbulnya
lalat-lalat yang mengantarkan penyakit. Cara mudah ini bisa dilakukan oleh
siapapun. Mas Angga yang mendampingi kami menjelaskan bahwa percontohan ini
dapat menjadi inspirasi bagi siapapun yang ingin mengolah sampahnya menjadi
bernilai.
AFR
maupun Bio-Drying output nya tetap
melalui uji coba dan proses quality control agar bahan bakar terjaga
kualitasnya dan dapat memberikan hasil produksi yang prima untuk proses
produksi dengan penggunaan bahan bakar ini.
Jujur,
saya beruntung mendapat informasi soal AFR dan Bio-Drying, tadinya saya hanya
tahu pengelolaan sampah organik saja. Inovasi Indocement tak hanya fokus
terhadap produksi barang dan profit perusahaan, tapi lebih luas dari itu.
Kepedulian terhadap lingkungan dan pemberdayaan masyarakat yang patut dicontoh
oleh perusahaan-perusahaan lain.
Perusahaan
penghasil brand semen Tiga Roda ini
terus berkomitmen mengembangkan inovasinya baik secara produksi, program CSR
dan Sustainability terhadap kelestarian lingkungan.
Selalu
ada inspirasi dalam setiap perjalanan. Inspirasi yang patut ditularkan pada
siapapun untuk kepentingan bersama dan bermanfaat untuk sesama. Semoga
inovasi-inovasi Indocement yang melahirkan banyak inspirasi terus meningkat
seiring kemajuan yang telah diraihnya.
Teeeh, naik ke atasnya itu manual? Ya ampun, aku ngebayanginnya kog deg-degan, hahaha. Naiknya aja butuh 20 menit ya, ckckck.
ReplyDeleteSoal pengelolaan limbah dan sampah, memang semestinya semua perusahaan memikirkan hal ini ya, supaya lingkungan tetap terjaga, jadi ga merugikan masyarakat dan lingkungan
kemarin lihat igs dari temen2 yang kunjungan ke pabrik ini.. seru nih pengalamannya
ReplyDeleteAku selalu suka jika satu perusahaan mengelola limbahnya maksimal seperti ini, jadi mereka peduli lingkungan
ReplyDelete