Mempersiapkan Usaha Sendiri Tanpa Terjebak Di Tumpukan Ide Semata


Futri Zulya

Hari yang ditunggu oleh saya maupun teman-teman blogger, acara “Woman Talk With Futri Zulya” bagaimana tidak ditunggu? Materi yang akan dibagikan adalah materi yang sangat bermanfaat berorientasi masa depan tentunya. Yakni, kiat menjadi mompreneur menuju ke pengusaha besar yang bermanfaat bukan hanya untuk diri sendiri namun juga bagi lingkungan sekitarnya.

Ibu Futri Zulya, Founder & CEO PT.Batin Medika Indonesia (PT.BMI) yang menangani beberapa bisnis kecantikan, di antaranya adalah Z Beauty, Z Glow, Z Beaty Academy dan Z Glow  Cosmetics and Skincare. Ada beberapa perusahaan lain yang juga didirikanya namun Ibu Futri sedang lebih banyak fokus pada PT.BMI untuk saat ini.

Berbekal latar belakang pendidikan dari sekolah Manajemen Bisnis ITB dan Bisnis Internasional dari Australian National University, Ibu Futri berbagi kiat mendirikan bisnis untuk pemula pada 20 September 2018 di Kemang Jakarta Selatan. Kebetulan kami yang hadir dari Komunitas Indonesian Social Blogpreneur (ISB) memang sedang giat untuk menggali sisi entrepreneur kami.

Menurut Ibu Futri, ketika kita niat berbisnis, harus langsung dieksekusi ide-ide yang berkecamuk di kepala. Agar ide hebat tersebut tidak sia-sia mengendap saja. Karena sehebat apapun ide, sebagus apapun ide, jika hanya tersimpan saja dan tak ada eksekusi, jelas tiada guna.
Sebelum eksekusi ide, tentu saja ada beberapa hal yang wajib dipersiapkan agar usaha yang dijalankan kelak tidak berantakan di tengah jalan, disebabkan kurangnya pengelolaan manajemen yang tepat.

Suatu kehormatan dapat memoderatori acara ini

Berikut dari Ibu Futri, kiat dan proses yang sebaiknya dijalani saat eksekusi ide membuat usaha ;


Literasi Keuangan

Hal mendasar yang patut dipersiapkan adalah pengetahuan literasi keuangan dan lihat kondisi keuangan pribadi. Jika keuangan stabil, tidak banyak utang dan punya simpanan uang atau barang berharga yang cukup, baru boleh berani mendirikan usaha. Hal ini, dimaksudkan untuk menghindari pemakaian uang operasional perusahaan untuk keperluan pribadi yang berakibat buruk ke depannya.
Sebagai contoh, makin banyak perusahaan yang bangkrut karena owner nya terlalu konsumtif dan menggunakan uang operasional perusahaan untuk kepentingan pribadi di luar batas. Bahkan sampai berujung ke ranah hukum.

Literasi keuangan dapat dipelajari sendiri atau kursus, jika calon pengusaha paham tentang literasi keuangan, satu poin keberhasilan mendirikan usaha sudah layak.

Persiapan Modal

Jika sudah niat ingin punya usaha, tentu harus ada modal, walaupun sedikit tetap harus ada. Sisihkan uang per bulan dengan nominal tertentu hingga memenuhi target dalam hitungan bulan menuju pendirian usaha. Jika tabungan tidak cukup, bisa melakukan pinjaman, menjual barang berharga yang dimiliki atau menjalin kerjasama dengan pihak lain. Ibu Futri menyarankan bagi yang punya modal sedikit, untuk networking yang luas agar dapat rekanan untuk bekerjasama dalam bentuk investasi atau partnership. Jadi, modal kecil tak jadi halangan untuk punya usaha sendiri. Banyak jalan menuju Roma, bukan?

Survei Pasar

Setelah modal dan kondisi keuangan siap sepenuhnya, sekarang pikirkan ide usaha yang direncanakan apakah sudah siap dengan target pasar yang akan menjadi tujuan? Jangan sampai sudah banyak produksi tapi tak mempunyai pasar yang tepat sehingga produk menumpuk dan hanya jadi stok yang tidak memberi keuntungan bahkan untuk memutar modal sekalipun tak akan bisa karena tidak ada arus kas masuk.

Survei pasar bisa melalui internet, observasi ke lingkungan atau mendatangi berbagai tempat, melihat kondisi interest masyarakat saat ini sedang menyukai apa? Misalnya untuk kuliner, apakah sukanya cilok, kebab, roti goreng, salad dan lain-lain. Untuk fashion, apakah sukanya back to oldiest, vintage, grunge atau modern.

Setelah mengetahui target pasar, barulah tentukan, mau fokus memasarkan di mana? Secara online atau offline? Jika secara online tentu saja harus mengikuti perkembangan kekinian. Jual melalui sosial media misalnya. Lalu buat strategi online marketing yang terencana.

Perlu digarisbawahi, saat menentukan mau usaha apa, jangan sampai hanya semangat anget-anget tahi ayam artinya cuma terbawa euforia, mentang-mentang sedang musim jualan online dan jadi start up, main bikin saja tanpa perhitungan, malah berprinsip “yang penting keren, ke depannya gimana ntar” bahaya ini! Kata Ibu Futri, membuat usaha itu harus sustainable dan ada kelanjutan produktivitas serta inovasi.

Ibu Futri juga menyarankan, agar kita tidak terjebak dalam bisnis yang bidangnya tidak dikuasai. Solusinya adalah berbisnis mulai dari apa yang kita pakai, kita sukai atau hal-hal yang berawal dari hobi. Ibu Futri menyontohkan bisnis yang diawali dari apa yang kita pakai, misalnya suka make up, lama-lama bisa jadi konsultan MUA, suka menjahit, bisa membuka butik, suka menulis, menjadi penulis untuk website perusahaan dan menjadi agent nya. Suka makan, bisa buka usaha katering atau restoran. Masih banyak lagi.

Ciptakan Inovasi

Dalam dunia usaha pastinya akan banyak saingan. Untuk mengatasi pasar yang kompetitif, solusinya adalah menciptakan inovasi produk atau layanan. Sehingga punya nilai plus dan keunikan tersendiri. Inovasi ini tentu saja harus dapat memberi nilai tambah terhadap produk atau jasa yang diciptakan sehingga menimbulkan kesan mendalam kepada customernya.

Legalitas

Jika usaha sudah stabil dan berkembang, sudah saatnya melegalkan perusahaan dan mempunyai badan hukum. Dengan mendirikan CV atau PT. Ibu Futri memberi masukan soal plus minus CV dan PT. Menurutnya, lebih baik mendirikan PT saja agar risiko terjadi hal yang tak diinginkan, bisa menunjuk pengacara. Sedangkan untuk CV, jika terjadi sesuatu hal tentu saja langsung kepada personalnya.

Legalitas perusahaan sangat penting, selain menjadi identitas dan kepercayaan untuk customer, juga sebagai ketaatan dalam pembayaran pajak dan lain sebagainya.

Tentukan Support Sistem dan Prioritas

Support sistem adalah hal-hal pendukung yang dapat membantu jalannya usaha. Misalnya jika ingin menjadi mompreneur berarti anak harus ada yang menjaga, peran keluarga atau pihak luar bisa dijadikan support system. Bukan hanya soal menitipkan anak, support system yang berasal dari keluarga juga bermanfaat untuk menyemangati, mendukung secara moral dan lain sebagainya.

Lalu jangan lupa fokuskan prioritas disaat menjalani usaha, luangkan waktu setiap hari untuk keluarga, baik menyiapkan sarapan, menemani anak bikin PR dan lain sebagainya. Jadi, kehidupan tetap seimbang dan tujuan secara keluarga dan karir menjadi berbanding lurus.

Kiat eksekusi usaha tersebut memang memerlukan banyak proses, tapi bisa dimulai dengan melalui berbagai tahapan. Harus sabar dan konsisten. Juga dibarengi mental yang kuat.
Jika kejenuhan melanda di tengah jalan, kiat Ibu Futri, istirahat dulu tapi jangan kelamaan dan buat inovasi.

“Kadang, di saat kejenuhan itu ada kesempatan kita untuk merenung dan evaluasi tujuan , setelah merenung biasanya tercipta inovasi dan  menjadi semangat kembali karena menemukan hal baru.” Kata Ibu Futri.

Bersama Komunitas ISB (Indonesian Social Blogpreneur)

Setelah mendapat pencerahan dari Ibu Futri, yuk kita eksesuki ide apa saja yang ada di pikiran, untuk membuka usaha di era digital ini. Dengan tahapan persiapan yang sesuai kemampuan. Jangan biarkan ide-ide kreatif terjebak hanya sebatas wacana, mendingan eksekusi segera.

8 comments

  1. duhhh bener banget ini, kalo semua udah dijalankan insha Allah ada jalan yang lebih terbuka untuk sukses jad womenpreneur ya teh...

    ReplyDelete
  2. Harus berani mengambil keputusan untuk mewujudkan mimpi ya teh, apalagi kalau mau sukses.

    ReplyDelete
  3. sepulang dari sana langsung buka buku catatan usaha yg sempet mati suri, jadi semangat lagi teh.. makasi ya teh undangannya..

    ReplyDelete
  4. mengikuti Woman Talks ini membuka mata, wawasan dalam hal memulai suatu bisnis tentang apa saja yang harus dipersiapkan dan itu bukan hanya modal materi saja tetapi juga kesabaran dan ketekunan dalam menjalankan bisnis tersebut

    ReplyDelete
  5. Hmmm..baca tulisan ini jadi kayak dijewer. Iya, saya sih kebanyakan ide tapi ga ada eksekusinya. Tapi gimana ya, selalu kebentur modal dan keberanian buat mulai. Berbisnis emang nggak gampang kayaknya, but it surely seru abis. Masih punya keinginan untuk pensiun dari radio dan mulai bisnis kuliner sesuai minat saya.

    ReplyDelete
  6. Ayo, Teh, langsung bisnis. Ilmu udah ada, tinggal dijalanin :D

    ReplyDelete
  7. Memang literasi keuangan sangat penting dan agak lumayan susah dipelajari ya. Saya pernah juga buka usaha bimbel tapi akhirnya tutup krn banyak hal yang saya belum tahu. Terima kasih tulisanya yej ani. Sukses selalu.

    ReplyDelete