Alergi Pada Anak Berakibat Masalah Kompleks Pada Keluarga


Mengapa bisa? Benarkah alergi pada anak dapat mengubah perilakunya juga mengubah keadaan yang tadinya keluarga sangat kondusif tapi menjadi kacau gara-gara alergi? Berikut penjelasan dari narasumber dokter dan psikolog di acara talkshow pada 25 Juni 2020 di Youtube Live bersama Danone Specialized Nutrition (SN) dalam rangka World Allergy Week yang diperingati setiap 28 Juni hingga 04 Juli setiap tahunnya.

Wold Allergy Week terselenggara karena latar belakang kasus alergi di dunia terbilang tinggi. Berdasarkan data World Allergy Organization, 30-40% penduduk dunia mengidap alergi dengan berbagai penyebab. Lebih dari 550 Juta orang di dunia menderita alergi yang disebabkan dari makanan.

Sementara di Indonesia sendiri, berdasarkan data yang diperoleh dari Klinik Anak RS Ciptomangunkusumo, 31% dari pasien anak mengalami alergi yang disebabkan oleh putih telur dan 23,8% mengalami alergi susu sapi.

Oleh karena itu, penting banget buat para orang tua untuk screening potensi alergi pada anak sejak dini bahkan ketika ibu hamil. Karena dampaknya akan sangat menyusahkan jika sudah terjadi alergi apalagi sampai parah.

Dijelaskan Prof.DR. Budi Setiabudiawan, dr.,SpA(k), M.Kes bahwa alergi disebabkan oleh dua hal yaitu faktor genetik dan lingkungan.

Faktor genetik biasa diturunkan dari ayah dan ibunya langsung. Jika kedua orangtuanya mengalami alergi apa saja maka kemungkinan besar anaknya akan  mengalami alergi juga. Untuk screening alergi kini hanya dilakukan dalam dua langkah melalui Allergy Risk Screener dalam hitungan menit sudah diketahui hasilnya.


Alat ini adalah inisiasi Danone SN yang peduli terhadap tumbuh kembang anak makanya Danone SN selalu meluncurkan inovasi layanannya bagi masyarakat yang peduli terhadap perkembangan pertumbuhan anaknya dari segi fisik maupun mental. Seperti yang disampaikan Bapak Arif Mujahidin selaku Corporate Communication Danone Indonesia yang menyoroti soal alergi pada anak.

Sedangkan faktor lingkungan, penyebabnya bisa terjadi akibat paparan asap rokok, makanan, cuaca, bulu hewan dan polusi udara. Jadi lingkungan harus benar-benar dijaga kebersihannya termasuk memelihara rumah yang ekstra agar terhindar dari berbagai polutan penyebab alergi.

Dampak Alergi

Kesehatan,Terkena alergi berarti berakibat gangguan kesehatan yang membuat sebagian fungsi tubuh mengalami penurunan dan biasanya yang mengalami alergi akan kerap merasakan gatal-gatal pada kulit, bersin-bersin, ruam kulit, bengkak hingga kejang. Jika sering terjadi tentu sangat mengganggu.

Bahkan Prof. Budi juga mengemukakan bahwa alergi membawa dampak penyakit degenerative seperti jantung, diabetes, asam urat, darah tinggi dan lain-lain saat anak dewasa.

Ekonomi, akan langsung terdampak mengingat pengobatan dan akomodasi mondar mandir ke rumah sakit memerlukan anggaran ekstra. Belum lagi orang tua harus pandai menyiasati waktu karena harus sering cuti untuk mengantar anak periksa dokter. Tak jarang juga orang tua mengalami pemotongan gaji akibat absen kerja atau terlambat datang ke kantor karena harus antar anak berobat.

Gangguan Tumbuh kembang, tumbuh kembang anak akan terganggu seiring alergi yang dialaminya mengingat anak menjadi terbatas konsumsi makanannya dan kesulitan berekspresi dan mengungkapkan sesuatu mengingat terlalu fokus pada gatal-gatal atau gangguan efek alergi yang dialaminya.

Anak juga cenderung menarik diri dari pergaulan karena rasa tak nyaman yang diakibatkan alergi ini. Akibatnya anak murung, mudah marah, lemas tak bergairah dan tertekan. Gak mau kan seperti ini?

Psikologi, Dampak psikologis juga sangat berpengaruh langsung baik bagi si anak maupun orangtuanya karena berkaitan. Menurut Psikolog Putu Andini,M.Psi, anak yang mengalami berbagai gangguan saat alergi, cenderung bad mood berkepanjangan dan nyaris membuat putus asa karena terganggu dengan kondisi kulit gatal, perih, mual dan banyak akibat lainnya yang membuat fokus hanya pada bagaimana caranya supaya rasa tidak nyaman itu hilang.

Lihat perbedaan saat tidak alergi dan saat alergi kambuh

Kegelisahan anak saat merasakan dampak alergi juga membuatnya sulit mengungkapkan apa keinginannya oleh karena itu support system diperlukan dari orangtua yang sabar dan kuat serta tidak panic saat hadapi anak sakit akibat alergi.

“Segera konsultasikan pada tenaga ahli kesehatan jika terjadi sesuatu akibat alergi pada anak karena kalau panic saja tentu tidak akan memberikan solusi dan tidak memberi dampak baik juga pada anak.” Pungkas Psikolog Andini.

Solusi Terhadap Alergi

Prof.Budi kembali memberikan saran  setelah menggunakan Allergy Risk Screener dan anak ada risiko terkena alergi lebih besar, sebaiknya segera berikan nutrisi lengkap sebagai amunisi dan ASI eksklusif dilanjut pemberian ASI selama anak usia dua tahun. Karena makanan terbaik untuk anak adalah ASI. Namun apabila ASI tidak mencukupi pada ibu, dapat diberikan susu formula yang proteinnya sudah dipecah dan tetap mengandung prebiotik dan probiotik. Susu ini tersedia di Danone.

Apabila anak sudah telanjur mengalami alergi, usahakan tidak panic tetapi cepat konsultasikan pada dokter setelah itu ambil langkah yang dianggap penting sesuai dengan instruksi dokter dan siapkan support system yang dapat memberikan dukungan penuh dalam menjalani proses penyembuhan. Pencegahan tentunya lebih baik oleh karena itu para orangtua dapat memanfaatkan Allergy Risk Screener dari Danone SN.

Sumber Foto : Danone SN


1 comment

  1. Vaya termasuk anak alergi, alergi pada makanan dan debu saat kecil dulu. Itu sebabnya makanan pun dijaga. Alhasil dia pun picky pada makanan, dan ketika besar saat badan sudah kuat dan bisa makan macam-macam, berarti mulai lagi mengenalkan makanan2 ke dia.

    ReplyDelete