Memotivasi Kreativitas Orang Tua Untuk Membangun Psikis Baik Pada Anak Selama Di Rumah Saja Melalui Gizi Seimbang Dan Aktivitas Bonding

 


Rasanya prihatin setiap hari saya mendapat kabar dari adik saya yang masih punya anak usia 4 tahun, anaknya sangat merasakan kebosanan karena sama sekali tak ke luar rumah. Sampai makan pun harus dipaksa karena moody. Biasanya, keponakan saya ini kalau makan suka sambil bermain di luar rumah atau sambil bersepeda di depan rumahnya. Trik ini dilakukan adik saya supaya anaknya cepat menghabiskan makanannya. Karena kalau di rumah saja, sering diemut dan lama bahkan harus dipaksa. Karena keponakan saya makannya juga suka yang spicy jadi ini sungguh dilemma terhadap nutrisinya. Sudah susah makan, pilih-pilih pula.

Pandemi datang membuat berbagai aktivitas menuntut adaptasi. Termasuk pola makan yang dialami keponakan saya. Hal ini memerlukan proses pembiasaan baru yang bertahap termasuk kemampuan orang tua yang dituntut untuk mencari banyak informasi untuk mengatasi masalah tersebut.

Sedang prihatin dengan kondisi tersebut, bagai dayung bersambut saya berkesempatan mengikuti webminar Danone SN pada 30 September lalu. Menurut Bapak Arif Mujahidin, Corporate Communication Director Danone Indonesia, edukasi dalam webminar ini ditujukan untuk para orang tua agar selalu memenuhi gizi seimbang dan menerapkan pola makan teratur dengan menu bervariasi agar kesehatan anak tetap terjaga.  

Pas sekali dengan pengetahuan yang dibutuhkan adik saya juga saya sendiri karena saya juga punya anak remaja yang masih perlu fokus pada pola makannya.





Prinsip Gizi Seimbang Untuk Anak Selama Di rumah

Sesi pertama membahas soal pentingnya nutrisi. Diterangkan oleh dr.Jurwalita Surapsari, M.Gizi, Sp.GK, Dokter Spesialis Gizi Klinis bahwa untuk mencapai terpenuhinya gizi seimbang pada anak, jika pemenuhan gizi makro yang terdiri dari karbohidrat, protein dan lemak serta gizi mikro berupa vitamin dan mineral terpenuhi.

Prinsip Gizi Seimbang yang sebaiknya dilakukan, diutarakan juga oleh dr.Jurwalita. Prinsip ini mencakup:

Keanekaragaman pangan, menurut dr.Jurwalita, makanan yang dikonsumsi sehari-hari oleh anak sebaiknya tidak monoton. Misalnya untuk karbohidrat bisa dikombinasikan antara nasi, ubi, gandum dan lain-lain. Sementara untuk protein hewani bisa telur, daging, ikan, kerang, susu dan protein nabati bisa didapat dari tahu, tempe, toge, susu soya. Dalam penyajiannya juga dibuat menu yang bervariasi setiap harinya.

Aktivitas fisik, Walau di rumah saja, aktivitas fisik tetap harus ada. Rumah dan halaman tidak luas tidak masalah. Banyak hal yang membuat aktivitas fisik tetap jalan, diantaranya naik turun tangga bolak balik. Jika tak ada tangga untuk ke lantai dua karena rumah satu tingkat, bisa naik turun di tangga-tangga kecil depan rumah. Selain itu, bisa juga berkebun, senam bersama atau main petak upmet.

Perilaku Hidup Bersih, Di rumah saja juga bukan berarti santai saja karena merasa terjamin taka da virus dan bakteri masuk. Pola hidup bersih tetap diberlakukan ketat. Orang tua wajib memastikan pakaian anak, peranti makan dan semua hal yang berkaitan dengannya higienis. Dan anak diajarkan untuk menjaga kebersihan juga. Seperti membuang sampah pada tempatnya, tidak makan belepotan dan selalu cuci tangan sebelum makan. Walau makan pakai sendok tetap harus cuci tangan.

Rumah pun dipastikan setiap sudutnya tidak ada debu, kotoran menempel penyebab jamur dan lain-lain.

Mencapai BB normal untuk mencegah masalah gizi, berat badan anak harus selalu dikontrol juga karena selama di rumah intensitas aktivitas fisik tak sama dengan ketika beraktivitas di luar. Jangan sampai berat badan anak berlebih juga kurang. Berat badan anak harus terkontrol tetap ada di angka normal.

Untuk mencapai berat badan normal, dr.Jurwalita pun menyarankan 12 hingga 15 persen dari porsi makanan adalah protein karena protein berfungsi sebagai zat pelindung dan zat pembangun untuk sel-sel tubuh.

Lauk pauk sumber protein hewani : Asam amino lebih lengkap, protein, vitamin dan mineral lebih mudah diserap tubuh. Terdapat pada susu, daging, telur, ayam, sea food

Protein nabati : Mengandung lemak baik, mengandung isoflavon (antioksidan dan antikolesterol), serat. Alternative pengganti protein pada intoleransi laktosa. Terdapat pada tahu, tempe, jamur, kacang-kacangan dan susu soya.

Manfaat protein nabati untuk melengkapi kebutuhan protein, membantu mencukupi kebutuhan serat, mengandung mikronutrien (folat, niasin, tiamin, kalium, magnesium, besi, zinc. Selama di rumah saja, anak pun perlu makan makanan pendamping, maka makanan dengan lemak nabati sangat baik diberikan karena mengandung banyak serat dan manfaat lainnya.

Diinformasikan juga oleh dr.Jurwalita Surapsari bahwa menurut sebuah penelitian, 95% hormon serotonin diproduksi pada usus. Hal ini menandakan apa yang kita makan akan berpengaruh pada psikis. Maka, anak yang kurang asupan gizi seimbang berpengaruh pada psikisnya sehingga moody, mood swing dan cenderung tidak semangat. Masalah psikis, selain anak ibu juga penting kondisi psikisnya baik karena akan saling bergantung sama lain saat berkomunikasi.

Membangun Mood Baik Saat Di Rumah Bersama Si Kecil

Bicara soal mood anak selama di rumah, Putu Andani, M.Psi, Psikolog Anak dari Tiga Generasi menyarankan orang tua untuk selalu membangkitkan mood baik pada anak-anaknya apalagi saat pandemi, anak perlu beraktualisasi membuat karya, berinteraksi yang lebih menyenangkan dan memperoleh pujian dari apa yang telah dilakukannya.

Mba Putu memberikan saran kepada para ibu untuk melibatkan anak saat beraktivitas di dapur untuk menyediakan hidangan untuk keluarga. Anak laki-laki atau perempuan sama saja gak ada salahnya untuk dilibatkan. Untuk anak yang masih kecil bisa diperkenalkan warna sayuran dan buah-buahan sekaligus namanya. Selain menyenangkan juga memberi pengetahuan untuk anak.

Saya juga menyarankan hal ini ke adik saya supaya membuat aktivitas serupa dan menyarankan juga untuk berkebun bersama karena adik saya di halamannya mempunyai kebun kecil sayuran. Jadi keponakan saya bisa ikut menanam, menyiram hingga ikut panen jika berbuah. Beri pujian pada anak atas hasilnya, pasti nanti senang dan saat makan akan semakin bersemangat karena Ia bisa makan dari hasil panennya.

Setiap mengajak anak untuk makan dan menganjurkan agar makanannya habis, Mba Putu juga menyarankan supaya membangun narasi yang tepat, tidak terlalu mendikte atau ada instruksi yang membosankan. Karena instruksi membosankan akan membuat anak tidak senang hati. Misalnya, gambarkan rasa makanan yang akan disantap sambil mengajak anak untuk sama-sama menyantapnya atau sebutkan menu apa pada saat iu yang paling menarik.

Di acara webminar ini ada ibu muda yang merenapkan gaya hidup Soraya Larasati yang berbagi pengalaman membuat menu kreatif untuk anak selama di rumah saja. Soraya  dalam kesehariannya tak pernah menyia-nyiakan waktu kebersamaan dengan anak. Bahkan, Soraya sering memodifikasi menu yang menjadi favorit untuk anak-anaknya. Termasuk menyediakan makanan dari protein nabati yang bermanfaat sebagai makanan pendamping atau camilan anak. Salah satunya bahan makanan yang berbahan dasar soya yang terfortifikasi serat, vitamin dan mineral.

Kesimpulannya, selama di rumah saja penting sekali menguatkan bonding bersama anak dengan mengajak aktivitas fisik sebagai kegiatan yang tidak membosankan. Penyajian menu dengan gizi seimbang dengan sumber bahan pangan yang bervariasi dengan gizi seimbang harus diterapkan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan otaknya selama juga menjaga kondisi psikisnya di rumah saja.

 

 

1 comment

  1. Ibu kudu kreatif. Sedih kalau udah capek masak tapi gak dimakan

    ReplyDelete