Personal Branding Memberi Panggung Untuk Semua Orang

 


Dea mengeluh saat tak menemukan talent yang pas untuk mengisi acara di perusahaannya. Dea sudah menghubungi beberapa orang hasil rekomendasi temannya yang diperkirakan cocok untuk berbagi pengalaman cara bersosial media yang baik bagi para karyawan. Namun melihat porto folio dan konten sosial medianya, kurang merepresentasikan dirinya sebagai figure yang layak berbagi motivasi. Terlihat apa adanya, kurang memberikan empowerment kepada followers-nya dan sedikit sekali interaksinya.

Akhirnya Dea memutuskan mencari sendiri calon talent tersebut dengan stalking ke beberapa akun selebgram. Dea berhasil menemukan sosok yang diharapkan. Kontennya rapi dan merepresentasikan sebagai seorang sosial media enthusiast profesional. Kerja sama akhirnya deal dan acara pun berjalan.

Dari awal si talent ini menyapa peserta, memberikan materi hingga penutupan, sangat pelit senyum, tidak ada interaksi dengan peserta yang hadir lalu hanya memberi materi secara teknis saja. Tak ada sentuhan hangat saat menyampaikan sesuatu. Bagaikan manusia yang hanya dikendalikan oleh mesin dan kabel-kabel.  Sehingga apa yang dibagikannya tidak berkesan apa lagi menempel di otak dan hati. Bagaimana para peserta bisa mudah untuk mengaplikasikannya? Jika terdapat kekakuan?

Dari contoh kasus di atas, berarti ada dua masalah talent yang dihadapi Dea. Yang pertama, kurang skills dan jam terbang lalu yang kedua, dari skills dan jam terbang sudah oke namun kurang attitude. Sebenarnya dua talent tersebut punya potensi yang dapat dikembangkan dengan menambah unsur-unsur yang menjadi bagian personal branding.

Setiap Orang Punya Panggung

Bicara soal personal branding, tak perlu berasumsi bahwa ini hanya dibutuhkan oleh tokoh, selebriti atau orang-orang terkenal yang berkecimpung di dunia hiburan atau pejabat yang menduduki posisi strategis. Personal branding itu untuk semua orang. Menjadi hak asasi manusia untuk mempunyai aktualisasi diri yang ditampilkan sesuai branding yang diinginkan. Setiap orang punya keunikan dan kelebihan yang bisa ditonjolkan di antara ribuan orang yang mungkin mempunyai keahlian sama.

Maka dari itu, perlu diberikan sentuhan berbeda atas apa yang ingin diketahui banyak orang termasuk menjadi magnet bagi calon pemberi pekerjaan.

Personal branding versi saya adalah salah satu upaya untuk memperkuat nilai yang ada pada diri dengan perbuatan baik yang dilakukan dengan alami tanpa dibuat-buat lalu perbuatan ini membentuk satu karakter yang menjadi ciri khas dirinya ditambah dengan kemampuan suatu bidang yang dapat dirasakan manfaatnya oleh banyak orang.

Untuk definisi personal branding yang banyak dituliskan di artikel yang beredar, lebih menekankan pada satu spesifikasi namun saya pribadi mempunyai pola sendiri sesuai dengan pengalaman yang dijalani. Karena menurut saya, personal branding itu adalah penguatan karakter yang di dalamnya ada kejujuran dan kenyamanan saat menjalaninya. Kalaupun ingin ada hal yang diciptakan, tentu saja harus tetap mengacu pada aktualisasi otentik yang jujur.

Tak perlu melihat sesuatu yang jauh, seorang kasir sebuah toko juga bisa mempunyai panggung sendiri, dengan pelayanannya yang ramah, menganggap pelanggan sebagai raja, selalu memberikan solusi pilihan yang tepat dan selalu memberi kesan positif sehingga pelanggannya selalu ingin berbelanja ke toko yang dilayaninya karena merasa nyaman.

Saya punya pengalaman dengan seorang kasir toko jam tangan yang berpenampilan bersih, rapi, ramah dan total dalam melayani pembeli sehingga saya menangkap kesan bahwa si mba kasir ini sangat profesional dan menghargai pekerjaannya juga dirinya sehingga orang lain menjadi respect dan mudah mengingatnya.

Begitu juga dengan profesi-profesi lainnya sepert banker, guru, dosen, supervisor perusahaan, customer service, CEO dan lain-lain penting mempunyai personal branding. Karena personal branding yang dimiliki berpotensi mengembangkan kinerjanya lebih baik dan berdampak untuk orang banyak.

Langkah Membangun Personal Branding

Penguatan Karakter

Menurut Brian Tracy, pakar self development, personal branding adalah sebuah komitmen dan janji pada diri sendiri. Maka ini berhubungan erat dengan karakter setiap individu. 

Karakter harus diperkuat karena akan memberikan fondasi kokoh dalam tindakan kesehariannya yang akan membentuk satu prinsip saat mengambil keputusan. Karakter kuat ini bisa terbentuk dari kebiasaan yang dilakukan secara sadar sepenuhnya. Diharapkan karakter yang terbentuk adalah karakter yang baik. Maka untuk membentuk karakter baik ini diperlukan meningkatkan value, skills dan attitude.

Value

Reza mengikuti sebuah konferensi internasional yang dihadiri oleh perwakilan beberapa negara, dalam sebuah diskusi, terlihat perdebatan pendapat antara Reza dan peserta dari Amerika dan Eropa yang terlihat lebih speak up. Sementara di sana banyak peserta yang pasif terutama peserta dari negara Asia. Di acara round table Reza bertanya kepada salah satu peserta dari salah satu negara Asia, mengapa selama diskusi terlihat pasif. Dijawabnya, Ia begitu minder dengan gesture tubuh orang bule dan segala kesigapannya menimpali diskusi.

Satu contoh kasus lagi, ketika Meta dikucilkan dalam lingkungan kerjanya karena fisik yang kurang menarik dan pendiam. Kalau bukan Meta, pasti sudah terpuruk dan minder. Meta tak gentar dengan sikap teman-temannya itu, Ia tetap bekerja totalitas dan berbuat hal terbaik dalam berkontribusi terhadap perusahaannya tempat bekerja. Hingga pimpinannya mempromosikannya menjadi country manager di Belgia. Sementara teman-temannya yang mengucilkannya masih begitu-begitu saja duduk di kursi staff biasa.

Dua contoh di atas menunjukkan bahwa Reza dan Meta mempunyai rasa percaya diri yang ditunjang oleh kemampuan dirinya sehingga tidak takut melangkah maju walau di sekitarnya banyak yang meragukan kemampuan mereka.

Reza menganggap bahwa peserta bule Amerika atau Eropa tetaplah manusia dan Reza tidak ragu untuk unjuk kebolehan opininya di depan semua peserta dari seluruh negara karena yakin bahwa dia punya kemampuan dan kapasitas.

Begitu pula dengan Meta, tak penting baginya diakui sebagai teman hanya karena sesuatu hal sepele dan tidak menimbulkan dampak baik bagi kehidupannya maupun karirnya. Teman-temannya yang mengucilkan itu tak ada kontribusi langsung dalam hidupnya dan bukan menjadi bagian penting untuk dipikirkan. Meta fokus dengan apa yang harus ditingkatkan dalam kinerjanya.

Maka, Reza dan Meta mempunyai value terhadap dirinya. Tidak suka terbawa oleh suasana, tidak juga terbawa perasaan lalu mengikuti saja apa yang dilakukan kebanyakan hanya untuk mencari aman. Padahal belum tentu aman juga. Jadi, karena Reza dan Meta mempunyai value, maka mereka memperoleh perhatian dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan kiprahnya sehingga memperoleh benefit lebih dibanding yang lainnya.

Skills

Donita sangat lincah, ceria dan supel saat bergaul. Gayanya juga menarik dan setiap apa yang dikenakannya selalu menarik perhatian. Talentanya sebagai model membawanya kepada ajang mode internasional yang dihadiri oleh banyak kontestan dari berbagai negara. Di suatu diskusi, Donita terlihat gugup dan bingung sebab kemampuan Bahasa Inggrisnya tidak cukup untuk memahami apa yang dibicarakan dalam forum tersebut. Ditambah pengetahuannya untuk merepresentasikan Indonesia kepada negara lain juga kurang. Tak disangka, Donnita menangis di tengah diskusi sampai berusaha ditenangkan oleh beberapa rekannya.

Lain cerita dengan Yuri, saat Yuri ingin bermanfaat hidupnya untuk orang banyak dari apa yang diperbuatnya secara jujur dan hasil dari karya orisinalnya, Yuri memaksimalkan olah raga yoga yang ditekuninya, Ia menciptakan beberapa gerakan hasil inovasinya dan beberapa gabungan mindfull. Sehingga Ia dikenal sebagai instruktur yoga yang punya poin plus.

Dua contoh dari pengalaman Donita dan Yuri, betapa skills itu berperan penting dalam menunjang upaya personal branding mengingat skills adalah bahan utama untuk mendorong daya jual seseorang kepada masyarakat. Sebuah alasan orang lain untuk memberi perhatian padanya karena ada manfaat yang bisa diambil.

Attitude

Sudah keren punya value dan skills kece. Pokoknya dipandang hebat dan berwawasan. Tapi baru maju sedikit sudah tak mau menegur teman ketika bertemu, ketika lewat di depan orang tidak permisi, kurang bisa menempatkan diri dalam lingkungan baru dan sederet hal tidak baik lainnya. Kondisi ini akan membuat value dan skills yang kita miliki seketika jatuh dan tak dipandang tak ada maknanya. Contoh nyata, banyak politisi yang berlatar belakang pendidikan dengan banyak gelar bahkan lulusan universitas terkenal dari dalam dan luar negeri. Lalu personal brandingnya sudah terbentuk sempurna. Karena korupsi dan berbuat ulah yang tak lazim, maka dalam sekejap saja semua value dan skills yang dimilikinya tak dipandang lagi. Rugi kan?

Jadi soal attitude ini besar peranannya sebagai komponen utama dalam upaya personal branding. Penting diaplikasikan karena attitude akan terbangun dengan baik jika benar-benar diaplikasikan. Siapa yang tak mau, dikenal sebagai pribadi yang punya kemampuan dan attitude baik kan?

Kontribusi dan Prestasi

Tanpa kontribusi dan prestasi, personal branding tak akan berjalan karena kontribusi adalah salah satu bukti otentik kiprah seseorang untuk meyakinkan orang lain bahwa seseorang ini benar-benar menjalankan apa yang  digambarkan tentang dirinya ke masyarakat. 

Misalnya, Tytiwangsa punya value, skills sebagai aktivis lingkungan dan attitude hebat namun tak pernah memberikan kontribusi untuk banyak orang atas kelebihan yang dimilikinya. Sehingga pada suatu saat, Tytiwangsa ini direkomendasikan untuk menjadi pembicara suatu forum. Panitia sudah oke dengan semua kualifikasinya tapi sayang, Mba Tytiwangsa ini kalah bersaing dengan orang lain yang lebih terlihat kontribusinya di masyarakat. 

Mba Tytiwangsa digeser dengan kompetitornya yang sering mengadakan pelatihan gratis untuk pengelolaan sampah di rumah. Jadi,kontribusi sangat penting untuk apapun keahliannya dan untuk apapun profesinya. 

Dunia Korporasi dan Organisasi Perlu Personal Branding

Kesimpulannya, personal branding membantu seseorang untuk dikenal karena kekuatan karakter yang dimilikinya sehingga rasa nyaman dan orisinalitas yang dirasakannya dapat dirasakan orang sekelilingnya juga.

Dalam dunia korporasi, bentuk kontribusi yang bisa dilakukan adalah dengan bekerja penuh totalitas, kreatif, inovatif dan menjadi team work yang baik jika bekerja dalam satu tim. Tak lupa untuk berani mengeluarkan pendapat, kritik dan saran.

Dengan personal branding juga memberikan dampak rasa percaya diri ketika berbaur dengan dunia luar dan saat mengambil keputusan dalam suatu diskusi, meeting atau apapun akan mempunyai banyak bekal dan tidak mati gaya karena seseorang yang sudah dibekali personal branding, sudah mempunyai value dan skills yang memadai.

Personal branding tak hanya diperuntukkan orang hebat, pejabat, artis atau tokoh saja namun sangat penting untuk yang sering beraktivitas di mana saja. Baik di lingkungan pekerjaan atau organisasi. Karena personal branding dapat membantu memberikan fokus karir yang dituju secara konsisten.

 

 

5 comments

  1. Bener Teh. Kontribusi pada sekitar itu seperti ilmu yang bermanfaat ya. Jadi inget dengan seorang petani sukses. Saat ditanya rahasianya, ia jawab kalau ia sering membagikan bibit tanaman super pada semua petani yang ada di sekitarnya..

    ReplyDelete
  2. Nah untuk skil ini saya sangat minim sekali

    ReplyDelete
  3. Action - Habit - Character, begini yg saya tangkap membentuk personal branding. Pembahasan yg menarik, Teh Ani. Apapun profesinya, personal branding penting dan semoga branding yg positif.

    ReplyDelete
  4. Mantul bgt teh racikan utk personal brandingnya, stiap individu harusnya punya personal branding, smoga bsa bsa konsiten nerapinnya

    ReplyDelete
  5. Senang sekali bisa mampir ke artikel Teteh lagi kali ini. Terima kasih banyak Teh.

    ReplyDelete