Pulihkan Perekonomian Bersama Sahabat - UMi Bangkit


Tahun  lalu, Bernadete teman saya dari Maluku Utara video call, dengan logatnya yang kental Ia mengungkapkan kondisi usaha tenunnya yang tersendat karena pandemi, modal usahanya menjadi seolah Tarik menarik antara melanjutkan usaha atau dipakai untuk memenuhi kebutuhan perut anggota keluarganya. Karena pandemi membuatnya ketar ketir, mengingat pelanggannya sudah mulai menarik diri karena sedang sama susahnya menghadapi kondisi tak pasti ini. Saya tak banyak menyarankan apapun namun sigap membantunya untuk mempromosikan produknya tersebut ke teman-teman juga melalui sosial media.

Lain cerita dengan tetangga saya yang biasa menerima pesanan kue basah, setiap pagi sambil menyapu halaman atau ketika berjemur, selalu menyempatkan ngobrol. Tetangga saya mengeluhkan betapa banyaknya pesanan yang tak dapat dipenuhi. Mengingat modal tidak mencukupi untuk memproduksi kue basah dalam skala besar.


Dua masalah di atas adalah persoalan umum pelaku usaha ultra mikro. Yang selalu terbentur modal usaha dengan sudut pandang masalah beragam namun muaranya sama. Ditambah pandemi yang menjadi hantaman yang menantang. 


Yang mempunyai permasalahan ini bukan hanya dua orang yang saya kenal di atas, mereka hanya mewakili kondisi pelaku usaha ultra mikro yang mempunyai masalah serupa. Masih banyak di luaran bahkan di daerah-daerah lain yang sama terdampaknya di masa sulit ini. 



Bersama Sahabat – Umi Bangkit


Dari kondisi tersebut, di tengah keprihatinan saya, serasa mendapatkan oase saat mendapat kabar di sosial media instagram @Pusatinvestasipemerintah yang meluncurkan kampanye “Bersama Sahabat – UMi Bangkit”. Dari kampanye ini, berisi program-program yang mendukung upaya pertumbuhan ekonomi dengan memperkuat ekosistem UMi melalui tiga hal berikut ini:


Inkubasi UMi, di Jawa Barat (Bandung Barat dan Majalengka) serta Malang Jawa Timur. Melalui edukasi ini, debitur UMi diberikan berbagai pelatihan. Pendampingan dilakukan oleh Pusat incubator Bisnis Oorange Universitas Padjadjaran Bandung dan Badan Inovasi dan Inkubator Wirausaha Universitas Brawijaya Malang.


Dengan pelatihan-pelatihan yang komprehensif tentang berbagai pengetahuan diantaranya perbaikan kualitas produk yang mana, produk tersebut dioptimalisasikan kualitas bahan bakunya yang memenuhi standar kesehatan jika produk tersebut adalah kuliner. Lalu produk lainnya yang merupakan benda juga dilakukan proses quality control oleh masing-masing pelaku usahanya. Aspek kemasan pun menjadi pertimbangan utama dari produk-produk tersebut. 


Legalitas usaha juga merupakan materi yang tak kalah penting mengingat hal ini berhubungan langsung dengan kepercayaan pelanggan. Pembukuan usaha juga ditekankan supaya para pelaku usaha ultra mikro yang merupakan debitur UMi tersebut dapat mengelola keuangan dengan baik dan teralokasikan tepat. Sehingga biaya operasional berputar dengan semestinya. 


Bukan hal baru, zaman sekarang jika mempunyai bisnis, sebaiknya mempunyai platform untuk berjualan online. Maka, debitur di jawa Barat pun memperoleh pengetahuan ini sebagai wadah promosi dan transaksi lainnya. 


Wadah usaha UMi, memfasilitasi pemasaran produk pelaku usaha UMi di Maluku Utara. 


Dalam sebuah usaha, pemasaran adalah jantungnya sebuah usaha agar terus survive. Wadah usaha UMi ini sangat pas dengan apa yang dikeluhkan oleh cerita teman saya di paragraf pertama yang belum stabil proses pemasaran usahanya. Dengan bantuan fasilitas dan edukasi terkait pemasaran ini, tentu saja setiap pelaku usaha ultra mikro tercerahkan dengan apa yang harus dilakukannya. 


Tak akan ada lagi proses menimbun produk yang belum laku di gudang atau membuat produk-produk yang belum laku tersebut menjadi rusak. Karena ada fasilitas pemasaran yang terus tersalurkan.


Kampung UMi, penyediaan dukungan pemasaran yang terintegrasi bagi debitur UMi dalam cluster di satu wilayah. 





Lelang UMi


Setelah memberdayakan para debiturnya, PIP tak membiarkan produk hasil usaha mikro ultra tersebut hanya berputar di satu circle saja. Debitur UMi yang telah dibina dalam segala aspek produksi dan wawasan lainnya, diberikan fasilitas pemasaran yang lebih agresif lagi melalui Lelang UMi. 


Lelang UMi adalah sinergi antar lembaga di bawah Kementerian Keuangan yang bertujuan untuk memberikan saluran pemasaran hasil usaha debitur UMi. Proses lelang ini diawali dengan diskusi antar lembaga tersebut dan hasilnya diajukan pada permohonan lelang pada platform www.lelang.go.id setelah dilakukan berbagai verifikasi baru diumumkan ke masyarakat luas. 


Sistem lelang ini memberikan kesempatan kepada pelaku usaha ultra mikro UMi untuk memperluas jangkauan pemasaran kepada masyarakat luas. Sehingga produknya dapat dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat tanpa harus menjajakan secara fisik dan mengeluarkan banyak tenaga dan akomodasi. Bahkan dengan sistem lelang ini, memberikan banyak peluang dalam menghimpun konsumen-konsumen potensial.    


Berikut adalah Success story dari UMi:



  1. Debitur UMi asal Telaga - Majalengka, Ibu Nonoh Ukinah (60 tahun) sedang menggoreng tahu yang akan dijual.

  1. Suami dari Ibu Dedoh (46 tahun), debitur UMi asal Banjaran, Majalengka sebagai pengusaha retail barang bekas sedang memilah barang untuk diolah kembali.

  1. Ibu Nonoy Nurhasanah (45 tahun) dan suami, pelaku usaha kuliner Sorabi Jaya di Banjaran, Majalengka. Kuliner menjadi salah satu sektor yang banyak dilakukan oleh para debitur UMi.


Melihat program ini, saya punya harapan yang sangat besar supaya program “Bersama Sahabat – UMi Bangkit” ini berkelanjutan dan dapat tersebar ke semua daerah di Indonesia. Mengingat ekosistem dalam tiga rangkaian program UMi tersebut sangat pas dengan kondisi dan profil para pelaku usaha mikro ultra saat ini. 


Seperti yang disampaikan oleh Ibu Ririn Kadariyah, Direktur Utama Pusat Investasi Pemerintah bahwa kampanye ini merupakan salah satu upaya agar perekonomian bangsa cepat pulih dari keterpurukan yang mengakibatkan 50% usaha ultra mikro tumbang oleh pandemi.  Data tersebut membuat semua harus bergerak dan proaktif dalam mencari solusi terbaiknya. Semoga sinergi-sinergi lainnya mulai banyak terbentuk dan UMi menjadi inspirasi dalam memberdayakan para pelaku usaha ultra mikro yang selama ini jarang tersentuh karena belum banyak mendapatkan akses untuk eksistensi produknya seperti UMKM. 


9 comments

  1. Tetangga saya juga mengalami, tadinya jualan dimsum rumahan karena pandemi jadi tidak berdagang laginlantaran sepi. Untung pemerintah membuat program Bersama sahabat UsahbaUltra mikro bangkit

    ReplyDelete
  2. Semoga makin banyak debitur UMi dan perekonomian mikro bertumbuh

    ReplyDelete
  3. Jangan cuma sekali, penting untuk menjadi program berkala & berkelanjutan�� Keren Teh Ani...

    ReplyDelete
  4. Umi ini sudah ada di daerah mana saja ya teh? Jika banyak yang bantu seperti ini pasti banyak umkm yang berhasil.

    ReplyDelete
  5. Senang sekali ada kampanye dari UMi dengan program2 mereka untuk membantu para UMKM. Semoga program ini makin banyak yg tahu ya agar bisa segera pulih kondisi ekonomi mereka

    ReplyDelete
  6. Semoga umi bisa membantu para pengusaha kecil. Moga mereka mampu bertahan jg seperti masa krismon dulu

    ReplyDelete
  7. Semoga semakin banyak debitur UMi dan perekonomian kembali normal, Semua usaha ekonomi kecil menengah kembali bangkit!!

    ReplyDelete
  8. Teh Ani, boleh tahu caranya bisa bergabung dalam pelatihan dari Inkubator Wirausaha Universitas Brawijaya Malang, ya teteh? Sangat tertarik.

    ReplyDelete