Sebelum Wisata kuliner di Chinatown Jakarta Kota, Saksikan Dulu Documenter Series-nya di Visionplus

 


Saat nonton film-film China, saya sering memerhatikan adegan makan dan memasaknya. Begitu khas, hangat dan simpel. Dari mulai lembaran mie di mangkok keramik berikut sumpitnya dengan ornament khas, tak ketinggalan bakpau putih isi dahing cincang yang dilahapnya dengan nikmat. Membuat air liur saya ikut bergejolak.

Tak hanya itu, atmosfer kehidupan keluarga-keluarga China juga begitu erat kekerabatannya bahkan leluhurnya yang jauh dari generasinya masih disanjung dan diingat sebagai kebanggaannya. Saat saya muda, sering diajak menginap di rumah teman Tionghoa saya di daerah Kelapa Gading. Biasanya, saya dimintai bantuan untuk mengerjakan tugas kuliah teman saya dengan imbalan dimasakin masakan khas China oleh ibunya. Halal tentunya. Mereka tahu saya suka sekali makanan China terutama dengan lauk yang dicampur caipo, yaitu lobak kering asin yang biasa dipakai untuk campuran tumis atau telur dadar.

Kuliner China yang melekat dalam memori saya, membawa saya menjelajahi Chinatown di daerah Kota, Jakarta Pusat. Di sana saya mencoba Es Kopi Tak Kie yang melegenda sejak 1927. Di sana saya belum sempat berkeliling dan merasakan kuliner lainnya selain es kopi ini dengan liang teh. Karena saat itu sambil lewat untuk kerja menghadiri event di daerah Ancol, maka saya mampir ke sana sebentar, karena saking penasarannya. Tak hanya restoran, di Gang Gloria yang saya kunjungi juga mata dimanjakan dengan deretan pedagang-pedagang kaki lima yang menjajakan gorengan cempedak, ubi dan pisang yang bentuknya segar dan ukuran agak jumbo.

Di sudut lain, ada pedagang buah-buahan segar dengan kualitas sehat. Saya perhatikan setiap buah yang berderet itu terlihat bersih dan ranum. Baik apel atau jeruk Mandarin. Saat itu saya sampai lupa untuk menikmati kuliner yang ada di sana saking keasyikkan mengabadikan pusat kuliner itu dengan foto dan video.


Tadinya, saya akan saya tuntaskan dengan remedial mengunjungi Chinatown, tepatnya di Gang Gloria ini di pertengahan tahun kemarin. Namun pandemi datang dan rencana tertunda. Sampai akhirnya saya mendapat kabar gembira bahwa China Town Jakarta Kota akan dibuatkan documenter series atau docuseries oleh Vision+ berjudul Once Upon a Time in Chinatown dengan menampilkan eksistensi berbagai kuliner di sana. Tentu saja saya sangat menyambut dengan tidak sabar tayangnya series yang dibalut dengan documenter ini.

Apalagi, penggarapannya melibatkan sineas-sineas dengan portfolio jam terbang tinggi. Sepeti Sheila Timothy, Zack Lee, Lukman Sardi dalam naungan Lifelikes Pictures dan melibatkan tokoh kuliner legendaris Pak William Wongso.

Tambah antusias lagi, saat saya mendengar pernyataan Sheila Timothy pada  konferensi pers virtual di 27 September 2021 lalu, Sheila mengatakan jika dalam docuseries ini, selain menampilkan kuliner di sana, juga akan menggali sisi-sisi kehidupan pendiri dan pengelola restoran-restoran legendaris di sana. Tentu saja saya antusias! Karena sebelumnya, saya sering merasa penasaran dengan kehidupan sehari-hari mereka lalu bagaimana mereka memelihara konsistensi dalam mengelola restorannya serta bagaimana mempertahankan idealism dan orisinalitas menu juga bangunan restorannya di tengah gempuran inspirasi desain-desain restoran atau kafe kekinian.

Rasa penasaran saya akan terjawab di acara docuseries ini dan siap menyerap inspirasinya. Rasa senang saya bertambah lagi, saat Clarissa Tanoesoedibjo, Managing Director Vision+ yang menyatakan bahwa cerita-cerita inspiratif para pedagang di sana akan diangkat.

Restoran yang akan diangkat ada 7, yakni Siauw A Tjiap, Lomie Amen Pinangsia, Bakmie Acang, Bakmie Encim Anggur, Kwetiau Sapi 78, Nasi Ayam Hainam Apollo, dan Ketupat Cap Go Meh, serta restoran tambahan seperti Siomay Oma Leni, Bakmi Kucai, dan Kari Lam. Walaupun mungkin ada beberapa kuliner di antara 7 restoran ini yang tak bisa saya makan karena tidak halal, namun saya tetap tertarik dengan cerita para pedagangnya yang memelihara konsistensi, menghadapi jatuh bangun usahanya dan lain-lain.

 

Seperti yang disebutkan Clarissa Tanoesoedibjo, bahwa kuliner di China Town dengan keragamannya dan campuran budayanya dengan Betawi hadir dalam hidangan Lontong cap go meh dan beberapa hidangan lainnya.

 

Clarissa menyebutkan bahwa melalui hidangan-hidangan khas di China Town memberikan identitas dan ciri khas Budaya Indonesia yang terasmilasi dengan Budaya China. Sehingga dapat memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa serta saling menghargai dan meningkatkan toleransi lebih baik lagi.

 

Docuseries Once Upon A Time In China Town ini akan tayang perdana di 11 Oktober 2021 di Vision+ bagi yang ingin menyaksikan, bisa di-download dulu aplikasinya di play store atau App Store atau kunjungi www.visionplus.id

 

Satu hal yang tak boleh dilewatkan, adalah partisipasi dalam Photo Competitions dibalut dengan program CSR, bertujuan untuk penggalangan dana untuk aksi sosial yang melibatkan para pedangan yang diangkat dalam docuseries ini. Akan diumumkan pada 11 Oktober 2021  di seluruh kanal media sosial @Visionplusid. Untuk bocoran, berikut trailer-nya.

 


Yuk siap-siap nonton series ini! Supaya bisa mendapat banyak inspirasi dan mengobati rasa kangen berwisata kuliner di Jakarta Kota. Jika sudah mengetahui sejarahnya dan bagaimana para pemilik restoran itu survive dengan usahanya, tak penasaran lagi dengan proses kesuksesan mereka. Karena biasanya, pada saat berkunjung ke restoran-restoran tersebut, ketika ingin mengajak ngobrol pemiliknya, sering tidak kesampaian karena mereka sibuk membantu karyawan-karyawannya melayani pengunjung atau sedang mengawasi pekerjaan karyawannya.

 

Dengan adanya docuseries ini, kita tak perlu repot wawancara sampai mengganggu aktivitasnya, tinggal menyimak dengan visual yang kreatif beserta latar music khas. Pasti menjadi vitamin jiwa.

 

 

 

 

5 comments

  1. Wah keren, nih, once upon a time udah ala-ala diajak menjelajah ke masa lalu dulu. China gak pernah jauh-jauh dari kehabatan memasak.

    ReplyDelete
  2. Langsung nonton documenternya, duh jadi rindu menikmati wisata kuliner nih.

    ReplyDelete
  3. Aku menjadi salah satu orang yang udah ready banget nih teh nungguin series ini hehe. Jelajah kulineran terlebih kuliner Chinese food emang gak pernah salah sih. Ke 7 restoran yang Teteh sebutin di atas sepertinya harus aku sambangi deh teh hehe. Makannya mau nonton series nya dulu baru deh melipir ke sana. Thanks Teh informasinya.

    ReplyDelete
  4. ciri khas makanan china itu emang enak-enak mba
    khhasnya di lidahku itu kerasa banget
    enyakk ga sabar pengen nyobain langsung kulineran chinatown

    ReplyDelete
  5. Setiap eksplor glodok kenapa ya aku masih ada tempat makan yang kelewat hihih. Masih banyak list makanan khas glodok yang belum aku coba teh, salah banyaknya ada di film ini. Yuk, ah teh kapan kita kopdar sama Tim Femaledigest ?

    ReplyDelete