Sepuluh Aksi Mudah Untuk Menjaga Lingkungan

Bersama Komunitas GANESPA Pamulang, menanam pohon bambu di area danau (dok pri)


Saat gelas berisi es kopi favorit disodorkan pramusaji, saya langsung keluarkan sedotan aluminium dari tas. Karena saat memesan di awal, saya sudah bilang duluan kalau nanti gak usah pakai sedotan dari kafe tersebut. Kebiasaan ini selalu saya terapkan walau banyak yang menganggap sepele dan mencibir bahwa tindakan saya ini tak akan berpengaruh banyak pada pemulihan lingkungan.

Tidak akan berpengaruh banyak memang jika yang melakukan kebiasaan ini oleh orang jumlah dapat dihitung jari dan perbandingan yang melakukan kebiasaan menggunakan sedotan plastik pastinya lebih banyak. Namun, saya tak menyerah dan tak terpengaruh dengan cibiran-cibiran tersebut. Jika konsisten dilakukan, lama-lama ada efek positifnya juga. Teman dan saudara terdekat bahkan mengikuti kebiasaan ini. Maka dari itu, mulai dari diri sendiri adalah moment terpenting dalam mengawali perubahan-perubahan tersebut.

Akhir-akhir ini cuaca sangat panas dan tidak menentu datangnya hujan, padahal sedang terik matahari tiba-tiba hujan lebat. Cuaca seperti ini membuat banyak yang terkena sakit karena perubahannya yang secara tiba-tiba. Menurut beberapa sumber berita, hal ini akibat dari pembakaran fosil, pembakaran hutan dan pertanian serta penggunaan lahan untuk banyak bangunan sehingga pemanasan global terjadi.


Menanam Mangrove di pantai Bahowo Manado bersama peserta Jelajah Gizi Danone

Saat diajak menjadi Pendekar Lingkungan melalui Program Donasi Mangrove bersama TelusuRI, tanpa berpikir lagi, saya langsung menerima kolaborasi ini karena kapan lagi kan berkesempatan melakukan kontribusi untuk alam dengan jalan yang mudah seperti ini? Apalagi program ini terstruktur dan terencana dengan baik sehingga membuat saya yakin dan berharap program ini akan berkelanjutan. Oleh karena itu, saya mendukung sepenuhnya. 

Sedikit-sedikit dilakukan, lama-lama akan memberikan efek besar terhadap kebaikan lingkungan. Berikut kebiasaan-kebiasaan lainnya yang saya lakukan dalam keseharian. Klasik namun jika selalu diingatkan, akan terus menggerakkan untuk melakukannya:

1. Membeli daging atau ikan mentah baik di supermarket atau pasar tradisional menggunakan kotak makan yang dibawa dari rumah, hal ini dilakukan agar tidak menggunakan banyak plastik. Keuntungannya, dengan menggunakan kotak yang dibawa dari rumah ini, juga memudahkan saat treatment masuk kulkas. Tidak perlu bongkar-bongkar lagi. Jadi, sampai rumah bisa langsung masuk kulkas beserta wadahnya.

2. Ke mana pun pergi, selalu sedia tas besar dari rumah yang bisa dilipat dan selalu ada di dalam tas agar sewaktu-waktu belanja, tidak kesulitan mencari tas ramah lingkungan.

Selalu ada di dalam tas saya

3. Tidak membeli minuman kemasan di luar, selalu membawa botol minum sendiri dari rumah.

4. Sampah di rumah selalu dipilah, antara sampah organik dan non-organik sehingga Bapak pekerja yang setiap hari mengambil sampah, mudah mengolahnya di tempat pembuangan.

5.  Jika menginap di hotel lebih dari sehari, tidak meminta diganti handuk dan sprei kasur setiap hari, mengingat deterjen pencucinya akan memberi dampak limbah pada air dan air bersih yang digunakan untuk mencuci tersebut pastinya tidak sedikit yang terbuang.

6. Tidak membeli makanan yang pembungkusnya menggunakan styrofoam, plastik mika dan sejenisnya. Sebisa mungkin ikut edukasi penjual dalam penggunaan kemasannya agar tidak menggunakan bahan-bahan yang berpotensi mencemari lingkungan.

7. Menyalakan lampu di rumah saat perlu saja. Ruangan-ruangan yang tak digunakan tidak perlu ada penerangan lampu dan tidak lupa mencabut saklar televisi, charger handphone dan lain-lain saat tak digunakan. Tidak membuat posisi saklar dalam posisi standby.

8. Bijak berplastik, pertimbangan saat membeli barang-barang yang terbuat dari plastik, saya biasanya akan memilih barang yang bisa digunakan dalam jangka waktu panjang dan tahu ke mana bermuaranya saat tidak digunakan lagi. Jadi, ketika membeli barang-barang yang terbuat dari plastik, harus tahu ke mana akan membuangnya yang mana tempatnya adalah yang tepat untuk menampung sampah plastik tersebut untuk didaur ulang.

Berangkat dari data Badan Pusat Statistik, sampah plastik di Indonesia mencapai 64 Juta ton per tahun.Mirisnya lagi, berdasarkan penelitian dari University of Georgia Amerika Serikat pada 2015, Indonesia memperoleh predikat sebagai penyumbang sampah plastik terbesar kedua dunia setelah Cina.

9. Bergabung dengan komunitas-komunitas yang concern terhadap lingkungan. Atau berkolaborasi dengan organisasi pecinta alam untuk sama-sama melakukan aksi positif dalam mengupayakan agar lingkungan tetap terjaga dengan baik. Biasanya, jika melakukan aksi secara bersama-sama, akan memberi efek semangat, maka carilah komunitas yang tepat dan nyaman. Jika tak menemukan komunitas serupa, buatlah komunitas atau sekadar grup kecil bersama orang-orang yang satu minat dalam pelestarian lingkungan.

10. Melakukan sosialisasi dan membuat konten berwawasan lingkungan di sosial media seperti blog dan akun sosial media lainnya dengan bahasa yang mudah dimengerti dan diolah lebih sederhana. Contoh konten-konten tersebut yang telah saya buat di blog misalnya dalam kategori environment pada https://www.aniberta.com/search/label/Environment dan dua artikel ini di blog lain mendapatkan banyak tanggapan Alam Memberi Kebutuhan Manusia Maka Harus Jadi Sahabatnya - Dunia-Spasi (duniaspasi.blogspot.com) dan ini Danau di Pamulang Tangerang Selatan Terancam! - Kompasiana.com


Memungut sampah-sampah plastik di Pantai Sanur Bali bersama Danone Blogger Academy


Melakukan aksi tak sekadar wacana, bisa dimulai dari hal termudah dan saat menjalankannya, tidak perlu terdistraksi atau terpengaruh oleh orang lain yang menganggap hal itu sepele karena hal sepele jika tidak dilakukan, tidak akan pernah menjadi hal besar di kemudian hari. Jadi, sekecil apapun aksi itu, jika konsisten dan berkelanjutan dilakukan, bukan sesuatu yang mustahil, tujuan dalam menjaga lingkungan itu akan tercapai. Apa lagi jika dilakukan bersama-sama kan?

Yuk! Mulai sekarang juga agar anak cucu kelak tidak menerima warisan efek buruk lingkungan yang disebabkan kecerobohan dan kebiasaan manusia di era sebelumnya.

 


1 comment

  1. Wah luar biasa, mengingat kondisi bumi yang sekarang memang perlu nih menjaga bumi seperti ini. Aksi kecil kita seperti ini berpengaruh besar, jadi kangen kegiatan kayak gini. Seru banget kalau ingat menanam pohon sampai membersihkan sampah. Mantep, semangat!

    ReplyDelete