7 Dasar Soft Skills Ini Penting diBerikan Sejak Dini Sebagai Bekal Masa Depan.

 


Punya keahlian di bidang sains, pintar desain grafis, hitungan matematika sambil tutup mata saja bisa cepat. Lalu membuat konsep event juga selalu membuahkan hasil maksimal dan kepuasan klien. Namun suatu saat, seseorang yang mumpuni dalam salah satu skill yang saya sebutkan di atas, memperoleh underpressure atas task list yang dikerjakannya. Hal ini membuatnya spontan mengeluarkan kata-kata yang kurang enak didengar bahkan menunjukkan bahasa tubuh yang tidak mencerminkan etika dari dirinya yang sudah terdidik dengan gelar sarjana yang disandangnya.

Itu artinya, seseorang tersebut mampu menguasai hard skill namun tidak menguasai soft skill dengan baik. Sehingga adab sebelum ilmu tidak dijalankannya. Hanya mengandalkan hard skill yang terlihat saja. Dan merasa percaya diri dengan kemampuan tersebut tanpa merasa bersalah ketika telah melakukan sesuatu yang tak patut.

Jika tidak disadari, sikap tersebut akan menjebak. Rasa percaya diri tinggi terhadap kemampuan yang dimiliki berupa hard skill saja, membuatnya jumawa, tidak mengenal adanya empati dan berlaku seenaknya. Akhirnya, atasannya pun akan lebih memilih menggantinya dengan kemampuan yang ada potensi bisa dikembangkan walaupun ada di bawah seseorang yang tadi saya ceritakan namun mempunyai good attitude.

Bekerja dengan siapapun akan lebih nyaman jika ada etika yang dijalankan. Berpengaruh langsung pada produktivitas karena hati, pikiran dan tubuh tidak terpapar sikap toxic dari rekan kerja, atasan atau bawahan. Maka, soft skills penting dimiliki diasah sejak dini oleh orang tua atau guru agar anak-anak di masa depan mempunyai kemampuan soft skills yang baik dan dapat diterapkan.

Apa Itu Soft Skill?

Soft Skill adalah kemampuan yang tak terlihat secara langsung karena dapat dirasakan melalui perbuatan, tingkah laku dan bagaimana cara seseorang merespons sesuatu.

Contoh dari Soft Skill yang perlu dimiliki oleh setiap orang, berikut hasil rangkuman dari beberapa sumber dan hasil dari pengalaman pribadi saya sendiri:

1. Problem Solving, Kemampuan dalam memecahkan masalah adalah sebuah keahlian yang harus diasah sejak dini mengingat banyak hal kompleks yang dapat menyertainya. Dari mulai bagaimana menerima masalah tersebut secara kepala dingin, menerimanya untuk dihadapi hingga penyelesaian masalah berupa solusi. Semakin anak sering berhadapan dengan masalah, maka akan semakin terlatih juga saat berhadapan dengan masalah di kemudian hari dan semakin cepat mendapatkan solusinya.

2. Critical Thinking, Proses dalam menguasai skill ini, diperlukan latihan dalam menyikapi sebuah informasi yang dihadapinya. Dapat diawali dengan memberikan banyak bahan bacaan, tontonan atau obrolan menarik, atraktif bernuansa edukatif. Dengan demikian, anak akan dapat menyerap berbagai hal dengan pengetahuan luas dan mendalam sehingga pada saat menerima informasi dari luar, anak akan mampu menganalisa informasi tersebut dan menggali sebab akibatnya.

Jadi, kemampuan literasinya terlatih dan tidak mudah percaya dengan berbagai hal yang berbau kebohongan atau berita hoaks atau hal-hal yang berpotensi merugikan karena penipuan dan lain-lainnya.

3. Public Speaking, kemampuan berbicara di depan banyak orang juga menjadi concern terpenting dalam penguasaan sebuah skill mengingat kemampuan seseorang dalam menyampaikan suatu informasi kepada orang lain akan berdampak pada suatu keputusan yang diharapkan. Misalnya, seorang guru yang mumpuni dalam suatu bidang ilmu pengetahuan, tapi tidak mempunyai kemampuan dalam menyampaikan informasi kepada orang lain, akan berdampak pada ilmu pengetahuan tersebut yang tidak akan dipahami atau tersampaikan dengan baik kepada murid-muridnya.

Atau ketika seseorang menghadapi wawancara kerja atau tes beasiswa dan lain-lainnya, jika dapat berkomunikasi dengan baik dan tepat, otomatis akan memberikan nilai tambah terhadap keputusan penguji.

4. Networking, Kemampuan berbicara dengan banyak orang juga merupakan keahlian yang sangat berhubungan dengan kemampuan networking atau berjejaring dengan dunia luar. Dengan mempunyai jejaring luas dari berbagai kategori dan bidang, seseorang akan berkesempatan memperoleh peluang besar dalam pekerjaan, pendidikan atau apapun yang akan memberikan keuntungan secara moral dan materil dalam kehidupannya.

5. Leadership, Kepemimpinan merupakan satu keahlian yang banyak dibutuhkan dalam segala hal, baik dalam dunia kerja, pendidikan, organisasi, masyarakat bahkan keluarga sekalipun. Kemampuan untuk menangani banyak orang dengan idealisme, pemikiran dan keinginan beragam yang harus disatukan dalam satu visi itu tidak mudah. Maka sikap bijaksana yang mampu mengakomodir keputusan semua orang dalam satu platform penting dimiliki oleh seorang leader.

Sikap mengayomi, adil dan transparan serta tidak memihak salah satu anggota karena ada kepentingan pribadi.  

6. Time Management, Membagi waktu dengan baik merupakan salah satu hal yang dapat memberikan solusi dalam membentuk kualitas hidup seseorang. Karena dengan banyaknya space waktu, seseorang akan mampu beraktivitas dengan kreativitas tinggi dan dapat berinovasi dengan hal-hal baru karena tidak terkendala dengan keterbatasan waktu. Waktu yang dimiliki, setiap detik dan menitnya dipakai untuk mengerjakan banyak hal berharga dan produktif yang berkualitas.  

7. Integrity, Seseorang yang melakukan hal-hal baik untuk kebaikan dirinya maupun orang lain dengan kesadaran diri sendiri tanpa ada tekanan dari pihak lain, adalah ciri orang yang mempunyai integritas tinggi dalam hidupnya. Misalnya, seseorang yang mampu menjaga nama baik orang lain, institusi atau organisasi, adalah salah satu bukti integritas yang dimilikinya.

Kejujuran, mampu beradaptasi dengan hal baru dan sikap selalu memberikan sumbangsih kepada banyak orang atau institusi tempatnya beraktivitas, merupakan bagian dari integritas juga. Hal ini dapat dibiasakan sejak anak kecil dari aktivitas yang berhubungan dengan sekolah atau kegiatan bermain. Interaksi dengan teman atau siapapun. Dengan mengedepankan empati dan attitude.

Peran Keluarga, Sekolah dan Lingkungan dalam Mengembangkan Soft Skill Pada Anak

Membekali anak agar mempunyai dasar-dasar soft skills, diperlukan keterlibatan berbagai pihak dari mulai lingkup terkecil seperti keluarga, lalu sekolahan di mana tempat anak beraktivitas dalam separuh harinya, menghabiskan banyak waktu bersama teman dan guru. Juga di lingkungan rumah atau tempat kursus atau les.

Semua harus berperan dalam memberikan bekal soft skill yang disisipkan dalam aktivitas anak. Karen a soft skill dapat dilakukan melalui praktik langsung dalam berinteraksi atau perbuatan.




JNE Medan Berikan Bekal Soft Skill Untuk Siswa Pesantren Darularafah

JNE salah satu perusahaan jasa kurir yang selalu memberikan dukungan program pendidikan bagi anak-anak Indonesia dan generasi muda melalui berbagai program CSR (Corporate Social Responsibility) melakukan inisiatif melalui JNE Goes To School ke Pondok Pesantren Darularafah Raya Jl. Berdikari No. 1 A Desa Lau Bakeri, Sampe Cita, kec. Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang pada 27 Oktober 2022.

Dalam kesempatan ini, JNE memanfaatkan moment kebiasaan baru sejak berakhirnya status pandemi dengan berinteraksi langsung sekaligus memberikan bekal ilmu soft skill yang disampaikan oleh Bapak Fikri Alhaq Fachryana (Kepala Cabang JNE Medan) yang menyampaikan materi untuk siswa kelas 3 terkait materi kemampuan membangun  target hidup melalui visi misi yang dibuat agar para siswa ke depannya dapat menjalani hidup tanpa kendala dan menjalaninya dengan bahagia.

Materi lainnya disampaikan oleh Bapak Muhammad Taufik (Human Capital JNE Medan) yang membekali siswa dengan materi yang berhubungan dengan kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosi (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ).

Bapak Fikri juga menggarisbawahi bahwa seorang siswa yang pintar dan cerdas secara akademis harus dibarengi dengan attitude yang baik agar semuanya selaras dan ilmunya bermanfaat serta berkah untuk dirinya sendiri maupun orang lain. JNE juga sebelumnya sudah melakukan kegiatan CSR di Medan dalam memberikan pelatihan hard skills seperti pelatihan desain grafis dan lain-lain juga beberapa acara charity melalui JNE Peduli.

Betapa pentingnya memberikan bekal soft skill pada anak agar di kemudian hari, anak dapat menangani segala permasalahan dengan baik dan tepat. Tidak sedikit-sedikit merasa down mental atau perlu healing sebagai kedok dari rasa manja dan tidak mau mencari solusi dengan berpikir lebih dalam lagi. Yuk biasakan dan tanamkan sikap-sikap yang dapat mengasah dan menumbuhkan soft skills pada anak sejak dini mulai dari hal kecil! 

4 comments

  1. Sepenuhnya benar kalau keterampilan ini dibutuhkan di masa depan apalagi di era digital dan pesatnya perkembangan zaman. Dalam persaingan dunia tentu diperlukan soft skills yang telah disebutkan. Untuk melatihnya pun tidak mudah, karena anak memiliki karakter sendiri dan kebanyakan tidak semua berminat dengan keahlian tersebut. Tapi, kalau bisa dari kecil memang perlu dilatih ini, terima kasih sharingnya!

    ReplyDelete
  2. Setuju, Teh. Kalau hard skill mungkin bisa didapatkan lewat bangku sekolah/kuliah, tapi soft skill harus diasah--mungkin lewat komunitas atau kegiatan sosial untuk melengkapi kecakapan akademis. Bravo buat JNE yang konsisten dukung pendidikan Indonesis!

    ReplyDelete