Anak Prematur Tumbuh Sehat dan Berprestasi Berkat Dukungan Penuh Orang Tua

Tahun lalu, saya mengikuti perkembangan keponakan artis Mona Ratuliu yang lahir prematur, namanya Balint. Karena ibunya meninggal maka Balint diurus segala sesuatunya oleh Mona Ratuliu sebagai Tantenya. Saya melihat, Mona selalu memeriksakan Balint ke dokter anak dengan mengecek penglihatannya, organ bagian dalam tubuhnya seperti jantung, paru-paru hingga telinga.

Tadinya, saya mengira apa yang dilakukan Mona Ratuliu sangat protektif. Ternyata pengetahuan saya soal anak prematur baru sebatas usia kelahiran di bawah 37 minggu. Ternyata banyak risiko yang bisa dihadapi anak prematur jika tidak diperiksa secara rutin dan menyeluruh secara medis.

Mengapa bayi yang terlahir prematur wajib diperiksa dan diberikan terapi khusus untuk tumbuh kembangnya? Berikut hasil saya menimba ilmu dari acara Bicara Gizi bersama Danone Indonesia yang menghadirkan pembicara ahlinya Prof.Dr.dr.Rinawati Rohsiswatmo, SpA(K), Dokter Spesialis Anak, Konsultan Perinatologi dan Neonatologi dan Irma Gustiana Andriani, M.Psi, Psikolog Anak dan Keluarga.

Bapak Arif Mujahidin, Corporate Communication Director Danone Indonesia, membuka talkshow dengan memberikan informasi dari data WHO bahwa terdapat 15 juta anak yang lahir prematur di seluruh dunia. Oleh karena itu, Danone Indonesia berinisiatif untuk menyelenggarakan edukasi terhadap orang tua dan calon orang tua agar memahami bagaimana mendukung anak dengan prematur agar anak-anaknya yang terlahir prematur dapat tumbuh sehat dan berprestasi.




Mengapa Anak Terlahir Prematur Harus Memperoleh Penanganan Khusus?

Menurut Prof Rinawati, bayi prematur mempunyai banyak masalah mulai dari kurang optimalnya organ-organ tubuhnya karena belum ada kematangan disebabkan bayi lahir kurang dari 37 minggu dengan berat badan rendah. Masalahnya lebih besar dari anak-anak yang lahir cukup bulan.

Anak prematur dapat tumbuh baik, sehat dan berprestasi seperti anak yang terlahir cukup bulan, asalkan diberikan penanganan komprehensif dari mulai asupan nutrisi, stimulasi kognitif dan pendampingan tumbuh kembang secara fisik dan mentalnya.

Prof Rinawati membagi 4 Luaran yang harus diperhatikan sebagai berikut:

Physical Health, kesehatan fisik yang prima dan memberikan energi agar anak dapat beraktivitas dengan gesit dan belajar dengan penuh konsentrasi. Misalnya, pernapasan yang baik dengan organ-organ tubuh yang dapat berfungsi dengan sempurna.

Learning and Cognition, proses belajar

Mental Health, mempunyai emosi yang stabil dan mempunyai respons tepat terhadap apa yang dihadapinya dengan behavior yang bagus saat tumbuh dari bayi menjadi anak-anak

Quality of Life, kualitas hidup yang baik mencakup fisik dan mental yang berjalan sesuai fungsinya.

Orang tua dapat mengetahui tanda-tanda anak mengalami kelainan sejak dini dengan memerhatikan berbagai tingkah laku dan kemampuan anak pada aktivitasnya sehari-hari. Misalnya, pada saat anak kurang merespons dengan interaksi lawan bicara, anak belum dapat berbicara dan melakukan aktivitas-aktivitas dasar sesuai dengan usia anak, orang tua harus jeli dengan temuan-temuan tersebut.

Setelah menemui temuan yang terjadi pada anak, orang tua harus segera mencari penanganan dan solusi terbaik untuk anaknya agar kembali normal dan dapat menjalani tumbuh kembangnya secara wajar.

Peran Pengasuhan Orang Tua Dalam Optimalisasi Perkembangan Anak Prematur

Psikolog Irma Gustiana mengungkapkan bahwa pertambahan kemampuan selain fisik yaitu struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks seperti aspek motorik, kemampuan bicara dan bahasa, sosio emosional dan kognitif. Agar anak dapat melakukan fungsi belajar dan berpikirnya dalam kehidupan sosialnya.

Semua aspek perkembangan anak tersebut penting dijalankan dan dioptimalisasikan secara paralel. Karena semua poin tersebut mempunyai peran penting masing-masing yang harus sama-sama dijalankan dan dikembangkan prosesnya. Berikut penjelasan dari Psikolog Irma:

Perkembangan Kognitif,

Perkembangan Bahasa, tidak hanya bicara namun mencakup struktur bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan teman sebaya atau orang dewasa.

Perkembangan Motorik Halus dan Kasar, jari-jari, otot, life skills

Perkembangan Sensori, anak dapat menangkap input sensori untuk beradaptasi dalam tuntutan kehidupan sosial

Perkembangan Sosial dan Emosi, anak dapat memanajemen diri sendiri, ketika anak menghadapi tantangan serta hambatan dapat beradaptasi dengan baik dan melakukan sesuatu yang tepat.

Kondisi Psikologis Orang Tua

1. Ketidaksiapan mental

2. Ibu mengalami Postpartum Emotion

3. Ibu mengalami Breastfeeding Challenge

4. Kurang Percaya Diri

5. Kelelahan

6. Kekhawatiran Tentang Jumlah ASI

7. Kemampuan Finansial

8. Masalah Keluarga

9. Dukungan Pasangan

10. Standar Sosial Kesehatan Anak Stigma Tentang Anak Prematur

Kondisi psikologis orang tua harus dipulihkan hingga stabil agar anak juga terbawa oleh vibes orang tuanya yang positif. Hal ini tidak mudah namun dengan adanya support system maka semuanya dapat ditangani dengan ringan.

Psikolog Irma juga memberikan penekanan tentang poin-poin apa saja yang harus dilakukan orang tua agar anak yang terlahir dengan prematur bisa memperoleh kesempatan yang sama dengan anak-anak yang terlahir dengan cukup bulan dengan cara:

Mengontrol kesehatan fisik seperti yang dipaparkan oleh Prof Rinawati dan terpenting lagi Psikolog Irma memberikan petunjuk agar anak optimal pertumbuhan mentalnya serta maju dalam prestasinya dengan cara berikut ini:

Mencari dan memupuk potensi anak, dalam aktivitas keseharian anak, orang tua tak hanya mendampingi secara fisik. Namun usahakan teliti bagaimana perasaan anak saat beraktivitas dengan sesuatu. Misalnya, saat beraktivitas dengan belajar mewarnai, menyiram tanaman atau main dokter-dokteran dan lain-lain. Apakah anak terlihat sangat berminat dan happy?

Jika anak menaruh minat pada suatu aktivitas, damping terus dan dukung dengan cara ikut terlibat dalam aktivitasnya atau mengikutsertakan pada kursus-kursus singkat dan ringan sesuai dengan aktivitas yang diminatinya. Misalnya kursus menggambar, bahasa asing, musik dan lain-lain. Setelah itu, ajak anak untuk berbincang terkait aktivitasnya dengan memberikan insight positif dan menyemangatinya.

Mengasah Kepercayaan diri, tanpa rasa percaya diri, kemampuan yang dimiliki anak akan sia-sia saja jika eksistensinya hanya berkembang dan tersalurkan ketika berada di rumah bersama keluarga inti saja. Jadi harus mampu dipresentasikan di luar. Mengasah kepercayaan diri pada anak bisa dengan cara membiasakan berani berkomunikasi dengan orang lain menggunakan bahasa yang tepat.

Selain itu, biasakan juga anak untuk berani berpendapat dan mengutarakan apa yang ingin disampaikannya sesuai kata hati dengan pengolahan narasi yang dilatih setiap saat.

Lalu apresiasi setiap pencapaian anak sekecil apapun progress yang dilakukannya. Berikan ucapan selamat, terima kasih atau ekspresi kegembiraan lainnya.

Orang tua dengan anak yang terlahir prematur tentu saja banyak effort yang harus dikeluarkan, baik secara materi, mental dan emosional. Maka dari itu, emosional orang tua juga harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan gangguan baik pada anak atau orang tua dalam menghadapi segala tantangannya.

Sebagai bukti bahwa anak yang terlahir prematur bisa berprestasi, dialami Benazir Shahnaz Alqori putri dari Ibu Desi yang berprestasi secara akademik dan softskill yang terlahir prematur dengan berat di bawah 600 gram dengan usia kehamilan 25 minggu. Karena Ibu Desi selalu mengoptimalkan tumbuh kembang anaknya secara fisik maupun mental, maka putrinya dapat berprestasi dan mampu menerima semua pelajaran yang disampaikan di sekolah hingga berprestasi di tingkat internasional di bidang seni.

Jadi, semua anak yang terlahir prematur mempunyai kesempatan yang sama dalam kemajuan tumbuh kembangnya sehingga setiap orang tua harus mampu melakukan semua dukungan secara fisik, mental dan emosi agar anak selalu beriringan ikut semangat dalam menuju kondisi yang lebih baik dan diharapkan serta menjadi generasi maju berkualitas.   

Bagi yang ingin menyaksikan paparan selengkapnya dapat disimak di Youtube berikut ini:






14 comments

  1. setuju banget teh, penting banget peranan ortu pada anak lahir prematur
    Anak sulung saya lahir prematur, kalo bapil selalu lebih parah dibanding adiknya
    Malah pernah harus masuk RS untuk rawat inap.
    Berkat pendampingan terus menerus, kecerdasan nya mah gak kurang, IQ sama dengan adik2nya, malah berhasil cum laude lulus teknik sipil itb, yang terakhir ini mungkin karena anaknya rajin belajar :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Keren nih pasti Bu Maria telaten mengurusnya. Bisa Cumlaude ITB kereennn

      Delete
  2. Banyak yg terlahir prematur yang berprestasi jd yg lahir prematur tak perlu khawatir ya Teh. Peran orang tua selanjutnya memang sangat menentukan ..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Teh yang penting ada stimulasi dan pemberian nutrisi tepat

      Delete
  3. Bayi prematur itu istimewa dan biasanya tumbuh menjadi anak yang unggul.

    ReplyDelete
  4. Asupan gizi dan dukungan ortu sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak yaa Teh, apalagi jika lahir prematur, yang biasanya butuh perhatian lebih dengan kasih. Amazing touch💖😍

    ReplyDelete
  5. Orang tua anak prematur hrs kita semangati ya, agar anaknya mendapatkan penanganan yg intensif. Memupuk potensi anak seoptimal mungkin menjadikan anak meraih quality of life yang baik

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nutrisi dan stimulasi penting digaskeun Mba

      Delete
  6. ternyata tinggi banget y angka kematian anak di dunia karena aksus prematur ini, semoga Indonesia semakin aware, karena jujur pas Kanda lahir prematur tuh dokternya santuy gak cek apa sekalipun aku minta. Setelah sekarang banyak kesehatan kanda yg merujuk ke usia kelahirannya semua bilang "kenapa dulu ga periksa ini itu" padahal gimana mau periksa kita ga tahu apa pemeriksaannya, minta ke dokter juga disuruh aja tenang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pengalaman Eda membesarkan Kanda sangat inspiratif

      Delete
  7. Wah, insight buatku juga, Teh. Terima kasih. Keponakanku pun terlahir premature. Sekarang baru 15 bulan. Izin share ya, Teh.

    ReplyDelete