Semakin Banyak Pengalaman Semakin Butuh Banyak Belajar Lagi



Awal 2020 adalah moment yang paling menentukan banyak keputusan penting dalam karir dan pendidikan. Di saat pekerjaan saya mulai mengerucut dari berbagai turunan Digital Marketing yang terangkum menjadi communication practitioner. Semua pekerjaan yang saya jalani tersebut adalah content writing, copywriting, sosial media, community development, konseptor event, public speaker, tutor hingga media online. Kalau blog tentu saja bagian dari hobi dan tidak saya masukkan ke dalam pekerjaan. Blogging saya jadikan sebagai kendaraan untuk branding dalam mendukung pekerjaan-pekerjaan lainnya.

Apa yang membawa saya pada keputusan penting itu?

Keputusan penting itu datang tepat pada saat sebuah perusahaan tes pengembangan bakat dan kepribadian memberikan endorsement produk layanannya untuk diposting dalam blog saya. Bukan kebetulan tentunya, hasil tes tersebut seperti sudah diatur Allah SWT bahwa saya yang sudah mendapatkan banyak pekerjaan-pekerjaan yang saya bahas di paragraf pertama, hasil tes tools tersebut menyarankan agar skills yang saya miliki sebaiknya didukung oleh akademis supaya bisa lebih joss lagi. Sesuai dengan visi saya yang di masa tua ingin mengajar tentu saja penting untuk menambah kualifikasi dari sisi akademisi untuk memperkuat sisi praktisi saya. Artinya saya perlu kuliah lagi yang ada hubungannya dengan berbagai pekerjaan yang saya jalani.

Marketing Communication LSPR adalah pilihan saya untuk mendulang dasar ilmu untuk mendukung pekerjaan saya sekaligus untuk mempersiapkan proses menjadi pengajar. Awalnya saya sempat terpengaruh pendapat dan masukan sekitar saya yang kurang mendukung dengan alasan-alasan berikut

“Ngapain kuliah lagi, kamu kan udah dapat banyak pekerjaan?”  

“Buat anak lebih utama biayanya, kamu kan pernah kuliah.”

“Belajar Digital Marketing atau sosmed mah bisa di gugel aja, ngapain mahal-mahal kuliah, buang waktu juga.”

“Mendingan buat modal aja uangnya, belajar mah bisa dari mana aja.”

“Ini masa pandemic loh Ni, kamu pasti butuh banyak tabungan buat jaga-jaga.” (Maret 2020 seluruh dunia dinyatakan pandemi)

Itulah ungkapan-ungkapan sebagian yang kurang mendukung. Untuk yang support banyak juga, entah cuma basa basi atau tulus, saya tidak tahu. Mereka punya pendapat tersebut tidak salah juga, semua kembali pada pilihan masing-masing, bukan?

Semua masukan itu saya tampung lalu saya telaah satu per satu. Menimbang plus minusnya dan akhirnya memang hanya saya yang tahu hal terbaik untuk diri saya. Yes, saya langsung registrasi, ikut tes dan wawancara, menjalani perkuliahan hingga empat tahun dan Alhamdulillah semua berjalan dengan baik. Allah mengizinkan saya berkuliah di tempat terbaik dengan biaya yang dimudahkan, energi dan mental yang dikuatkan hingga dilancarkan semuanya hingga tugas akhir yang mendapat nilai A dan saya lulus Cum Laude! Masyaa Allah Tabarakallah.

Mengapa kuliah lagi?

Saya kuliah lagi tujuan utamanya tentu saja ingin memperdalam ilmu Marketing Communication untuk diterapkan dalam pekerjaan, menambah kekuatan dasar ilmu dalam berbagai workshop dan sesi mengajar dalam komunitas dan berbagai event dan langkah menuju profesi pengajar yang lebih profesional. Dengan kuliah lagi, saya ingin bertanggung jawab pada disiplin ilmu yang kerap mengiringi berbagai pekerjaan saya agar saya dapat leluasa dalam menjalankannya dan menciptakan trust yang lebih baik untuk klien, kolega dan semua yang terlibat dalam hubungan kerja sama.

Apa saja yang saya dapatkan dari kuliah lagi?

Tentu berbeda dari saat saya kuliah pertama yang dibiayai orang tua, belum ada pengalaman kerja dan belum tahu pemetaan atas ilmu yang saya dapat itu untuk apa saja. Jadi, zaman saya kuliah yang pertama di saat muda dan mentah, kuliah sekadar gugur kewajiban dan sekadar melanjutkan pendidikan saja. Tujuan untuk meraih gelar, ingin dapat pekerjaan yang layak dan dapat prestisius sebagai lulusan Akuntansi. Oke, saat itu saya dapat mencapai goal saya bisa kerja menjadi Accounting selama 13 tahun di beberapa perusahaan dan mendapat networking serta paham dunia bisnis. Oke itu saja dan cukup saya syukuri karena merupakan pengalaman berharga dan hingga kini masih terpakai ilmunya sebagian dalam dunia Digital Marketing.

And then, what’s the point dari kuliah saya yang sekarang ini?

Meaningful!

Yap! Sangat bermakna saat saya menjalani perkuliahan di usia matang dengan penyertaan berbagai pengalaman kerja dan portofolio praktisi. Di posisi ini, saya malahan mengosongkan  gelas seratus persen karena saya sungguh-sungguh di kuliah ini bukan sekadar dapat selembar ijazah dan gelar tapi ilmunya harus benar-benar saya dapatkan dan mengisi gelas-gelas baru saya. Sadar banget kalau ilmu itu dinamis dan selalu berkembang jadi saya bisa bayangkan andai saya ambil ilmu komunikasi di masa saya kuliah akuntansi dulu, tak akan dapat ilmu komunikasi yang sangat berkembang seperti sekarang, bukan? Ini adalah hal yang patut saya syukuri juga.

Hal lainnya yang saya dapatkan dari kuliah kali ini?



1. Growth Mindset

Selain mendapat ilmu pengetahuan ter-update yang inovatif, saya pun lebih termotivasi dan terangsang dalam proses kreativitas dan inovasi secara berkelanjutan karena dalam setiap mata kuliah selalu saja ada hal baru yang bisa digali dan diaplikasikan baik dalam pekerjaan atau sekadar untuk dianalisis. Misalnya dalam mata kuliah Persuasive Communication, Strategic Branding, Creative in Content Marketing dan lain-lain membuat saya lebih hidup untuk menyelami setiap proses belajarnya. Lebih menantang lagi saat menjalani mata kuliah Desktop Publishing yang membuat saya tertantang karena harus bisa menyelesaikan tugas-tugas membuat desain komunikasi visual sendiri dengan tools Adobe In Design di luar ekspektasi banget kalau saya bisa dapat nilai UAS 95.

Jadi, saat menemui mata kuliah yang menurut saya tidak akan sanggup, seperti membuat desain pakai tools rumit itu, saya malah berusaha mempelajari dan menyukainya. Bukan menghindari atau minta tolong orang lain untuk mengerjakannya. Tapi saya gerilya buat terus mempelajarinya sampai bisa. Jadi gak rugi ya soalnya ilmunya saya serap semua. Gak ada yang sia-sia.



2. Networking

Beda kuliah dulu saat belum banyak pengalaman dengan sekarang, dari rasa kepercayaan diri dalam menjalin jejaring baik dengan teman-teman, dosen dan pihak-pihak lainnya lebih berenergi dan lebih peka dengan potensi dan perolehan manfaat dari networking tersebut. Saya manfaatkan buat kolaborasi dalam membuat konten bersama beberapa dosen, membuat proyek bareng hingga saling memberi opportunity.

Walau saya dekat dengan banyak dosen dan sebagian besar dosen usianya lebih muda dari saya, tetap saya menghargai semua bapak dan ibu dosen sebagai pengampu karena walau secara usia saya lebih tua, mereka secara ilmu pengetahuan lebih dewasa dari saya tentunya karena belajar lebih dulu dari saya. Jadi saya tetap memosisikan diri saya sebagai mahasiswanya walau kami dekat.

3. Tugas kuliah dan tugas akhir linear dengan pekerjaan dan aktivitas

Pekerjaan dan aktivitas saya yang sebagian besar ada dalam komponen beberapa mata kuliah di Marketing Communication, sangat membantu saat pengerjaan tugas-tugas essay, UTS dan UAS, saya tidak kesulitan mendapatkan bahan dan objek untuk dikembangkan. Keuntungannya dobel, dapat nilai memuaskan dan dapat mengembangkan apa yang saya jalankan karena menjadi teranalisis dari pengerjaan berbagai tugasnya.

4. Pengalaman membuat Non-Skripsi

Beruntung di kampus saya ada pilihan tugas akhir antara skripsi dan non-skripsi. Karena saya sudah pernah membuat skripsi, saya tertantang untuk membuat non-skripsi di perkuliahan kali ini dengan membuat proyek. Saya membuat proyek community development yang sangat dekat dengan aktivitas saya dan menggunakan objek penelitian dan proyeknya dari femaledigest.com, portal perempuan hasil karya saya sendiri yang telah dibangun sejak 2016. Dobel manfaat lagi, saya dapat pengembangan untuk programnya dan dapat nilai A untuk tugas akhirnya. Again! Alhamdulillah.

Cara membuat Non-Skripsi

5. Internship di perusahaan yang saya sukai

Salah satu persyaratan untuk lulus sarjana, harus menjalani internship atau magang di perusahaan minimal 3 bulan full time work from office. Walau saya bisa saja magang di usaha saya pribadi tanpa harus menjalani nine to five di perusahaan orang lain, saya tetap ingin mengosongkan gelas lagi dari magang ini. Tujuannya saya ingin dapat hal baru, suasana baru, lingkungan kerja baru dengan dominasi Gen Z, etos kerja perusahaan dan manajemen perusahaan di masa kini yang harus bisa saya eksplor kembali.

Perkembangan zaman tentu saja berubah dan dari magang di perusahaan klinik kecantikan dan perawatan ZAP Clinic tentu saja membuat cakrawala lebih luas dan terbuka lagi. Dari magang di ZAP berkat saya memosisikan gelas kosong, banyak hal yang saya dapat mulai dari manajemen pemasaran modern, empowering karyawan yang sangat memberikan peningkatan kemampuan hingga merasakan berbagai privilege sebagai karyawan ZAP di bagian Marketing Communication. Walau dalam posisi magang tapi semua pihak ZAP sangat warm welcome.

Budaya kerja dan komunikasi dengan Gen Z juga membuat saya terlatih untuk selalu beradaptasi dengan berbagai perkembangan. Sesederhana menggunakan split bill di aplikasi LINE atau bikin survei di WhatsApp semua ini saya dapatkan infonya dari mereka malahan. Simpel dan efisien serta update teknologi yang lebih dalam. Setelah magang ini, saya pun dapat memahami Gen Z di lingkungan pekerjaan dan aktivitas saya. 

Di saat magang ini saya pun tidak tinggal diam, saya memberikan kontribusi yang dirangkum dalam satu deck untuk divisi marketingnya jadi benar-benar simbiosis mutualisme.

Kesan magang di ZAP Clinic



Lebih mengenal diri

Dari kuliah lagi di Marketing Communication ini saya juga menjadi lebih mengenal diri, dari mulai kekuatan, kekurangan, potensi hingga hambatan-hambatannya. Striktur berpikir lebih terbentuk dan lebih terdorong untuk mengeksekusi ide dan rencana-rencana.

Saya juga menjadi lebih banyak memiliki intangible asset dan lebih leluasa saat menjemput peluang. Buat saya, belajar adalah taman bermain yang menyenangkan dan selalu ingin mendapat tempat bermain yang baru dan baru lagi.

2 comments

  1. Postingan yang sangat bernyawa!

    makasiii Teh, udah nulis iniii
    beneran membakar semangaatt 💯🙏💪

    ReplyDelete